Genosida Israel di Gaza Bunuh 53.939 Warga Palestina

Jakarta, IDN Times - Serangan terbaru Israel telah menewaskan 38 warga Palestina dan 204 terluka dalam 24 jam terakhir, dilaporkan oleh Al Jazeera pada Minggu (25/5/2025).
Sejak 7 Oktober 2023, genosida Israel di wilayah kantong tersebut telah membunuh setidaknya 53.939 warga Palestina dan melukai 122.797 orang. Sementara itu, kantor media pemerintah memperbarui jumlah korban tewas menjadi lebih dari 61.700.
Ribuan orang yang hilang di bawah reruntuhan diduga tewas.
1. Israel kerahkan pasukan tetap dan brigade lapis baja ke Jalur Gaza
Lembaga penyiaran publik Israel KAN melaporkan, militer telah mengerahkan 9 infanteri reguler dan brigade lapis baja ke Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir. Meski begitu, tidak ada informasi tentang jumlah tentara yang terlibat.
Tindakan ini merupakan bagian dari pengembangan militer, menyusul keputusan Israel untuk memperluas serangan darat di daerah kantong itu.
"Operasi tersebut diperkirakan akan berlangsung selama beberapa bulan dan mencakup evakuasi penuh penduduk Gaza dari zona pertempuran. Ini termasuk pemindahan dari Gaza utara ke wilayah di selatan. Militer diperkirakan akan tetap berada di wilayah manapun yang didudukinya," demikian laporan KAN, dikutip dari Anadolu Agency.
2. Israel perluas medan tempur untuk melancarkan operasi Chariots of Gideon
Saat ini, operasi tempur Tel Aviv terkonsentrasi di dua wilayah utama, Gaza utara dan wilayah Khan Younis di selatan.
Militer Israel telah memperingatkan penduduk di wilayah tersebut untuk mengungsi sekitar seminggu yang lalu, sebelum Gaza dihujani bom.
Sebagai informasi, Kabinet Keamanan Israel pada 14 Mei 2025 menyetujui operasi 'Chariots of Gideon' untuk memperluas genosida di Gaza. Tel Aviv mengerahkan puluhan ribu pasukan cadangan. Lalu, militer Israel melancarkan rencana tersebut dengan serangan darat dari beberapa arah pada 18 Mei.
Pekan lalu, militer mengumumkan pengerahan Divisi 98 dan 162 ke Gaza. Mereka bergabung dengan divisi lain yang sudah ada, yakni 252, 143, dan 36, untuk peningkatan kekuatan militernya.
3. Seorang anak Palestina berusia 4 tahun meninggal karena kelaparan
Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal, mengumumkan kematian Mohammed Mustafa Yassin yang berusia 4 tahun karena kekurangan gizi. Sehingga, jumlah korban akibat kekurangan makanan menjadi 58 orang sejak blokade Israel dimulai pada awal Maret.
"Ia meninggal karena kelaparan, akibat langsung dari blokade terhadap makanan dan bantuan medis untuk memasuki Gaza. Perang kelaparan Zionis terus berlanjut," ujar Basal.
Menurut para pejabat, Israel hanya mengizinkan 100 truk yang membawa bantuan masuk ke Gaza sejak 21 Mei 2025. Angka tersebut jauh dari jumlah yang dibutuhkan untuk membantu 2 juta warga di daerah kantong tersebut. Sementara, tidak ada bantuan yang mencapai bagian utara Jalur Gaza.
Program Pangan Dunia (WFP) memperingatkan bahwa lebih dari 70 ribu anak-anak di Gaza menghadapi kekurangan gizi akut.