Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Amerika Serikat Absen di KTT G20 Afrika Selatan, Kenapa?

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio (Wikimedia.org/Gage Skidmore)
Intinya sih...
  • Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, tidak akan hadiri KTT G20 di Afrika Selatan karena kebijakan anti-Americanism.
  • Rubio mengancam memotong bantuan luar negeri ke Afrika Selatan atas tuduhan perampasan tanah dan penganiayaan terhadap kelompok masyarakat tertentu.
  • Kepemilikan tanah di Afrika Selatan menjadi isu sensitif karena sejarah orang kulit hitam yang kehilangan akses ke properti, meskipun hanya memiliki empat persen lahan pertanian milik pribadi.

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Marco Rubio, tidak akan menghadiri pertemuan puncak G20 pada Februari 2025 di Johannesburg, Afrika Selatan. Alasannya, Rubio khawatir dengan kebijakan negara tersebut.

Menurut Rubio, Afrika Selatan melakukan sejumlah hal yang anti-Americanism. Maka dari itu, perwakilan AS tak seharusnya mendatangi Johannesburg demi mengikuti KTT G20.

"Afrika Selatan melakukan hal-hal yang sangat buruk. Merampas hak milik pribadi, menggunakan G20 untuk mempromosikan 'solidaritas, kesetaraan dan keberlanjutan',"kata Rubio, mengacu pada inisiatif keragaman, kesetaraan dan inklusi Afrika Selatan, dilansir dari cuitan di akun X miliknya, @SecRubio.

Pernyataan Rubio muncul beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan memotong bantuan luar negeri ke Afrika Selatan. Trump menuduh Afrika Selatan melakukan perampasan tanah dan penganiayaan terhadap kelompok masyarakat tertentu.

1. Rubio tidak mau buang uang pembayar pajak AS

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio. (Gage Skidmore from Surprise, AZ, United States of America, CC BY-SA 2.0, via Wikimedia Commons)

Rubio mengaku tidak mau membuang uang negara dengan pergi ke tempat yang anti-Amerika.

"Tugas saya adalah memajukan kepentingan nasional Amerika, bukan membuang uang pembayar pajak atau memanjakan anti-Amerikanisme," jelas Rubio, dilansir Anadolu, Kamis (6/2/2025).

2. Ketegangan AS-Afrika Selatan jadi keuntungan buat China

Sementara itu, para kritikus cemas dengan keputusan Rubio. Mereka melihat China bisa mengambil untung dari ketegangan ini.

"Pertunjukan kelemahan ini merugikan keamanan dan ekonomi nasional kita sekaligus menguntungkan China"” kata Andrew Bates, yang menjabat sebagai wakil sekretaris pers senior Gedung Putih di bawah pemerintahan mantan Presiden AS Joe Biden.

3. Kepemilikan tanah jadi isu sensitif di Afrika Selatan

bendera afrika selatan (pexels.com/Ubuntu Images)

Dikutip dari Al Jazeera, kepemilikan tanah merupakan isu sensitif dan memecah belah di Afrika Selatan karena sejarah orang kulit hitam yang dipaksa meninggalkan lahan dan aksesnya ke properti ditolak.

Meskipun warga kulit hitam Afrika Selatan mencakup lebih dari 80 persen populasi, mereka hanya memiliki empat persen lahan pertanian milik pribadi, menurut audit pemerintah yang dilakukan pada 2017.

Warga kulit putih Afrika Selatan, yang sebagian besar merupakan keturunan pemukim Inggris dan Belanda, menguasai sekitar tiga perempat lahan meskipun hanya mencakup sedikit lebih dari 7 persen populasi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us