Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Anak Netanyahu Kritik Presiden Prancis karena Mau Akui Palestina 

Bendera Israel (pexels.com/David Rado)
Bendera Israel (pexels.com/David Rado)
Intinya sih...
  • Putra PM Israel, Yair Netanyahu, hina Macron di media sosial setelah Prancis siap akui Palestina.
  • Macron kunjungi Mesir dan kutuk agresi Israel di Gaza serta desak pencabutan blokade Gaza.
  • Lebih dari 140 negara PBB akui Palestina, isolasi diplomatik semakin tekan Israel. Prancis akan menjadi penting jika mengakui Palestina.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Yair Netanyahu, putra Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, melancarkan serangan verbal terhadap Presiden Prancis Emmanuel Macron setelah Prancis menyatakan siap mengakui negara Palestina. Dalam unggahan di X, Yair menulis kalimat kasar yang ditujukan langsung kepada Macron. Ia juga menyebut sejumlah wilayah jajahan Prancis sebagai bentuk kemunafikan negara itu.

“Persetan denganmu!” tulis Yair Netanyahu dalam unggahan di X, dikutip dari The New Arab, Senin (14/4/2025).

Ia kemudian menyebut Kaledonia Baru, Polinesia Prancis, Korsika, Basque, dan Guyana Prancis sebagai wilayah yang seharusnya merdeka dari Prancis.

1. Macron kutuk serangan Israel dan temui korban luka di Mesir

Presiden Prancis, Emmanuel Macron (Пресс-служба Президента Российской Федерации, This file is licensed under the Creative Commons Attribution 4.0 International license, via Wikimedia Commons)
Presiden Prancis, Emmanuel Macron (Пресс-служба Президента Российской Федерации, This file is licensed under the Creative Commons Attribution 4.0 International license, via Wikimedia Commons)

Kunjungan Macron ke Mesir berlangsung setelah meningkatnya kecaman dunia terhadap agresi Israel di Gaza. Di El-Arish, dekat perbatasan Gaza, Macron menyempatkan diri menemui warga Palestina yang terluka akibat serangan udara Israel. Ia juga bertemu Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Raja Yordania Abdullah II dalam rangkaian diplomatik tersebut.

Macron mengutuk pembunuhan terhadap pekerja medis dan relawan kemanusiaan oleh pasukan Israel pada Maret lalu. Ia menyerukan pencabutan blokade atas Gaza dan mendesak pembukaan jalur bantuan untuk penduduk sipil.

“Tujuan kami adalah untuk memimpin konferensi ini dengan Arab Saudi pada bulan Juni, di mana kami dapat menyelesaikan gerakan pengakuan bersama (dari negara Palestina) oleh beberapa pihak,” kata Macron kepada France 5, dikutip dari Al Mayadeen, Senin (14/4).

2. Yair sering lontarkan komentar kontroversial

Yair dikenal sebagai figur kontroversial yang sering membuat gaduh publik lewat media sosial. Ia kerap menyerang tokoh politik lawan, jurnalis, bahkan lembaga negara Israel. Ia juga pernah menuduh Mahkamah Agung Israel korup dan menghina aktivis perempuan yang memprotes kebijakan ayahnya.

Pada 2020, Yair mencuit tentang konsep “Israel Raya” yang mencakup wilayah Yordania, yang kemudian ia hapus setelah menuai kritik. Ia juga pernah membagikan teori konspirasi serta ejekan terhadap demonstran anti-pemerintah. Banyak kritik datang dari media Israel sendiri yang menilai Yair mempermalukan posisi ayahnya.

Dalam kasus terbaru, ia mengunggah perbandingan antara Macron dengan Philippe Pétain, pemimpin Vichy yang bersekutu dengan Nazi. Ia juga membagikan pesan berisi seruan anti-imperialis terhadap dominasi Prancis di Afrika Barat.

3. Dukungan internasional terhadap Palestina semakin luas

ilustrasi gaza (pexels.com/TIMO)
ilustrasi gaza (pexels.com/TIMO)

Lebih dari 140 negara anggota PBB telah mengakui negara Palestina secara resmi. Dukungan ini mencerminkan tren global yang semakin mengisolasi Israel secara diplomatik. Pada 2024 lalu, sejumlah negara Eropa seperti Irlandia, Spanyol, Norwegia, dan Slovenia menyusul pengakuan tersebut secara bersamaan.

Jika Prancis benar-benar melangkah maju pada Juni, maka negara itu akan menjadi representasi penting dari kekuatan Barat yang mengafirmasi hak Palestina atas negara merdeka. Pengakuan ini juga dapat memicu gelombang dukungan lanjutan dari negara-negara sekutu Prancis.

Sementara itu, Israel terus dikecam atas operasi militernya di Gaza. Serangan udara dan darat yang dilancarkan ke wilayah sipil telah menewaskan lebih dari 50 ribu warga Palestina. Mayoritas korban disebut sebagai perempuan dan anak-anak, dengan banyak rumah sakit dan infrastruktur sipil menjadi target serangan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us