Ancaman Trump ke New York Jika Zohran Mamdani Jadi Wali Kota

- Trump ancam potong anggaran New York jika Mamdani menang.
 - Mamdani dituduh komunis, Trump dukung kandidat independen.
 - Mamdani tanggapi ancaman Trump, klaim hak pendanaan bagi New York.
 
Jakarta, IDN Times - Menjelang pemilihan wali kota New York yang banyak dilirik, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan ancaman kepada para pemilihnya untuk menghentikan Zohran Mamdani menjadi pemimpin negara bagian itu.
“Jika Kandidat Komunis Zohran Mamdani memenangkan Pemilihan Wali Kota New York City, sangat kecil kemungkinan saya akan menyumbangkan Dana Federal, selain jumlah minimum yang diwajibkan, untuk rumah pertama saya tercinta,” kata Trump dalam sebuah unggahan di Truth Social.
“Sebagai Presiden, saya tidak ingin mengirimkan uang yang baik setelah uang yang buruk,” lanjut dia, Selasa (4/11/2025).
1. Potong anggaran New York jika Mamdani menang

Komentar Trump menggemakan pernyataan yang disiarkan pada hari Minggu saat ia tampil di acara 60 menit CBS, di mana ia berkata, “Akan sulit bagi saya sebagai presiden untuk memberikan banyak uang kepada New York, karena jika Anda memiliki seorang komunis yang memimpin New York, yang Anda lakukan hanyalah membuang-buang uang yang Anda kirimkan ke sana.”
Presiden tidak secara langsung menentukan berapa banyak uang yang diterima suatu kota dari pemerintah federal. Pasalnya, alokasi dana adalah fungsi konstitusional Kongres.
Sementara itu, kontrol atas bagaimana uang dibelanjakan, atau ditahan dalam tindakan penyitaan, yang dilarang oleh hukum federal, telah menjadi titik perdebatan hukum yang semakin meningkat.
Pemerintahan Trump sedang berupaya mewujudkan ancaman ini bahkan sebelum penghitungan suara selesai. Gedung Putih mulai berdebat dengan negara bagian mengenai rencana New York untuk menerapkan tarif kemacetan untuk lalu lintas mobil awal tahun ini, yang dikaji ulang oleh Trump dalam unggahan terpisah di Truth Social pada Senin malam. Gedung Putih menahan 18 miliar dolar AS untuk proyek terowongan ketika penutupan pemerintah dimulai.
Seorang hakim federal memerintahkan pemerintah federal untuk membatalkan pencabutan sekitar 34 juta dolar AS dana kontraterorisme untuk Kota New York. Menurutnya, langkah tersebut sebagai ‘sewenang-wenang, tidak masuk akal, dan pelanggaran hukum yang nyata’.
2. Mamdani dituduh komunis

Unggahan Trump menggambarkan suara untuk rekan Mamdani, calon wali kota dari Partai Republik, Curtis Sliwa, sebagai ‘suara untuk Mamdani’ dan menyinggung preferensi untuk kandidat independen, mantan gubernur New York Andrew Cuomo.
"Saya lebih suka melihat seorang Demokrat, yang memiliki Rekam Jejak Sukses, MENANG, daripada seorang Komunis tanpa pengalaman dan Rekam Jejak GAGAL TOTAL," tulis Trump, dikutip oleh The Guardian.
Cuomo, yang telah menjadi pendukung Demokrat seumur hidup tetapi mencalonkan diri dalam pemilihan wali kota tahun ini sebagai kandidat independen untuk menghindari pemilihan pendahuluan Demokrat, mengulangi pernyataan presiden beberapa saat setelah postingan tersebut saat berbicara dengan radio 77WABC.
"Sekarang semuanya akan bergantung pada Partai Republik, dan saya harap mereka mendengarkan presiden," katanya.
Dalam wawancara di Fox News kemudian, Cuomo berkata: "Kita membutuhkan seorang wali kota yang dapat melawan Donald Trump."
Dia mengulangi ancaman Trump untuk menghentikan pendanaan kota dan mengirimkan Garda Nasional. "Trump akan menembus Mamdani seperti pisau panas menembus mentega," kata Cuomo.
3. Tanggapan Mamdani diancam Trump

Kemudian Mamdani menanggapi secara terbuka pernyataan Trump di sebuah acara kampanye di Astoria, Queens, dengan mengatakan bahwa dia telah tahu selama berbulan-bulan bahwa Trump akan mendukung Cuomo.
"Di hari-hari terakhir ini, apa yang dirumorkan, apa yang ditakutkan, telah menjadi kenyataan, terang-terangan dan tanpa malu-malu," ujarnya, menurut New York Times.
“Dukungan gerakan Maga (make America great again) terhadap Andrew Cuomo mencerminkan pemahaman Donald Trump bahwa ini akan menjadi wali kota terbaik untuknya – bukan wali kota terbaik untuk New York City, bukan wali kota terbaik untuk warga New York, tetapi wali kota terbaik untuk Donald Trump dan pemerintahannya,” seru Mamdani.
Mamdani juga mencatat bahwa ia akan menanggapi ancaman itu sebagaimana adanya itu adalah ancaman. Itu bukan hukum.
"Dan terlalu sering, kita memperlakukan semua yang keluar dari mulut Donald Trump seolah-olah sudah legal, hanya berdasarkan siapa yang mengatakannya,” ujarnya.
“Pendanaan ini bukanlah sesuatu yang diberikan Donald Trump kepada kita di New York City. Ini adalah sesuatu yang, pada kenyataannya, menjadi hak kita di New York,” lanjutnya.
Jajak pendapat terbaru menunjukkan Mamdani unggul setidaknya 10 poin atas kedua lawannya. Jajak pendapat Atlas Intel yang berakhir 30 Oktober menunjukkan Mamdani unggul dengan 41 persen dukungan, dibandingkan dengan Cuomo dengan 34 persen dukungan dan Sliwa dengan 24 persen.

















