Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu KTT D-8 yang Dihadiri Prabowo di Mesir?

Presiden Prabowo tiba di Mesir (dok. Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto bertolak ke Kairo, Mesir, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) D-8. Dia menganggap, agenda ini penting untuk dihadiri Indonesia.

Prabowo Dijadwalkan berada di Mesir selama tiga hari, yakni mulai dari 17-19 Desember 2024.

Dilansir dari laman resminya, KTT D-8 atau D-8 Organization for Economic Cooperation merupakan forum kerja sama ekonomi yang melibatkan delapan negara, yakni Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan, dan Turki.

Forum ini bertujuan memperkuat posisi negara-negara anggota dalam perekonomian global serta menciptakan peluang baru dalam perdagangan dan pembangunan.

1. D-8 resmi berdiri pada 1997

Konferensi pers Presiden Prabowo sebelum bertolak ke Mesir (YouTube.com/Sekretariat Presiden)

Organisasi D-8 secara resmi didirikan melalui Deklarasi Istanbul pada 15 Juni 1997. Deklarasi ini menjadi penanda dimulainya kerja sama antarnegara anggota dalam berbagai sektor, termasuk perdagangan, investasi, teknologi, dan pembangunan sosial.

Forum ini juga bertujuan meningkatkan partisipasi negara-negara anggotanya dalam pengambilan keputusan di tingkat internasional.

KTT D-8 yang dihadiri Presiden Prabowo Subianto di Mesir merupakan bagian dari agenda rutin organisasi ini. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas langkah-langkah strategis yang dapat diambil dalam menghadapi tantangan ekonomi global, sekaligus mempererat kerja sama antaranggota.

Dalam forum ini, para pemimpin negara-negara anggota biasanya mendiskusikan kebijakan perdagangan, inovasi teknologi, serta inisiatif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2. Tujuan KTT D-8

Konferensi pers Presiden Prabowo sebelum bertolak ke Mesir (YouTube.com/Sekretariat Presiden)

Salah satu tujuan utama D-8 adalah diversifikasi ekonomi dan pengembangan hubungan perdagangan yang saling menguntungkan. Dengan keanggotaan yang mencakup negara dari Asia Tenggara hingga Afrika, D-8 menjadi forum yang unik karena tidak terbatas pada wilayah regional tertentu.

Sebaliknya, organisasi ini menekankan pentingnya kerja sama global yang inklusif tanpa mengganggu komitmen bilateral maupun multilateral negara-negara anggotanya.

Sebagai salah satu negara anggota pendiri, Indonesia memiliki peran strategis dalam mendorong kolaborasi di sektor perdagangan dan teknologi. Selain itu, Indonesia juga dapat memanfaatkan forum ini untuk memperluas akses pasar bagi produk-produk unggulan nasional.

Sejarah pembentukan D-8 berawal dari gagasan Prof. Dr. Necmettin Erbakan, mantan Perdana Menteri Turki, yang pertama kali mengusulkan kerja sama antara negara-negara Muslim berkembang pada seminar di Istanbul tahun 1996. Ide ini kemudian berkembang melalui serangkaian pertemuan hingga terbentuknya organisasi resmi dengan Sekretariat yang berpusat di Istanbul, Turki. Saat ini, posisi Sekretaris Jenderal D-8 dipegang Duta Besar Isiaka Abdulqadir Imam dari Nigeria.

3. Isu-isu yang dibahas pada KTT D-8

Presiden Prabowo tiba di Mesir (dok. Sekretariat Presiden)

Isu-isu utama yang dibahas dalam KTT D-8 meliputi peningkatan perdagangan intra-anggota, kerja sama dalam inovasi teknologi, dan pengembangan sektor energi terbarukan. Selain itu, forum ini juga membahas langkah-langkah untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dan meningkatkan standar hidup masyarakat di negara-negara anggota.

Sebagai forum kerja sama global, D-8 tidak hanya berfokus pada isu-isu ekonomi semata, tetapi juga pada pembangunan sosial dan budaya. Melalui KTT ini, negara-negara anggota berupaya menciptakan lingkungan kerja sama yang harmonis dan saling menguntungkan. Dengan demikian, kehadiran Presiden Prabowo di Mesir diharapkan dapat membawa manfaat strategis bagi Indonesia dan memperkuat posisi negara di panggung internasional.

Melalui partisipasi aktif di KTT D-8, Indonesia dapat terus berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih adil dan sejahtera. Kolaborasi yang terjalin dalam forum ini menjadi salah satu kunci untuk menghadapi tantangan global sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Ilman Nafi'an
Ilyas Listianto Mujib
Muhammad Ilman Nafi'an
EditorMuhammad Ilman Nafi'an
Follow Us