Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hadapi Azerbaijan, Armenia Gabung Pengadilan Kriminal Internasional

ilustrasi bendera Armenia (Unsplash.com/Engin Akyurt)

Jakarta, IDN Times - Parlemen Armenia, pada Selasa (3/10/2023), memutuskan untuk bergabung dengan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Perdana Menteri (PM) Nikol Pashinyan mengatakan, upaya itu dilakukan untuk menangani kejahatan perang yang dilakukan Azerbaijan.

Namun, keputusan itu dinilai salah oleh Rusia. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, keputusan Yerevan bergabung ICC merupakan langkah yang tidak pantas dari perspektif hubungan bilateral dengan Moskow.

ICC memiliki anggota lebih dari 100 negara. Tapi, Rusia tidak termasuk dalam anggota tersebut. ICC sendiri baru-baru ini mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin atas tuduhan pemindahan paksa anak-anak Ukraina ke wilayah yang dikuasai Moskow selama invasi. 

1. Kemitraan dengan Rusia tidak cukup efektif

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan (Twitter.com/Nikol Pashinyan)

Armenia, yang merupakan negara pecahan Uni Soviet, memiliki hubungan dekat dengan Rusia. Tapi, mereka memiliki konflik yang berkepanjangan dengan negara tetangga Azerbaijan, yang juga merupakan pecahan Soviet.

Armenia kemudian memutuskan bergabung dengan ICC, untuk dapat menangani dugaan berbagai kejahatan perang yang dilakukan Azerbaijan selama perang. Rusia melihat langkah tersebut sebagai keputusan yang keliru.

Dilansir The Guardian, PM Pashinyan telah mencoba meyakinkan Moskow bahwa keputusan itu hanya ingin menangani kejahatan perang yang dilakukan Baku, dan tidak menargetkan Moskow.

Pekan lalu, Pashinyan dalam pidatonya juga mengatakan bahwa sistem keamanan dan sekutu yang mereka andalkan selama bertahun-tahun tidak efektif. Dia juga mengatakan, instrumen kemitraan strategis Armenia-Rusia tidak cukup menjamin keamanan eksternal negara itu.

2. Moskow anggap keputusan Armenia keliru

Keinginan Armenia untuk bergabung ICC telah muncul beberapa waktu yang lalu. Awal September.

Dilansir Associated Press, Kementerian Luar Negeri Rusia telah memanggil duta besar Armenia untuk menagih penjelasan. Namun pada Selasa, Yerevan tetap memutuskan untuk memilih bergabung ICC meski Kremlin keberatan. 

Peskov menyebut keputusan Armenia itu tidak benar dan akan menimbulkan banyak keraguan, padahal Armenia merupakan sekutu, sahabat dan mitra yang telah menyatukan persaudaraan kedua negara.

"Pihak Armenia tidak memiliki mekanisme yang lebih baik dari itu, dan kami yakin akan hal itu," kata Peskov mengomentari keputusan Yerevan.

3. Hubungan bilateral Armenia-Rusia memburuk

PM Armenia Nikol Pashinyan dan Presiden Rusia Vladimir Putin (Twitter.com/Nikol Pashinyan)

Parlemen Armenia memilih meratifikasi Statuta Roma yang menjadi dasar pendirian ICC dengan suara 60-22. Armenia selanjutnya akan menyiapkan dokumen ratifikasi yang bakal diserahkan kepada Sekjen PBB.

Dilansir Al Jazeera, langkah tersebut akan membuat Yerevan tunduk pada yurisdiksi pengadilan yang berpusat di Den Haag, Belanda.

Sejak ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Putin, para anggota dikhawatirkan akan menangkap Presiden Rusia jika menginjakkan kaki di wilayah mereka. Secara otomatis, Armenia harus tunduk dengan perintah itu karena sudah meratifikasi Statuta Roma.

Peskov sendiri mengatakan, pihaknya tidak ingin Presiden Putin menolak kunjungan ke Armenia karena alasan tertentu, termasuk perintah ICC tersebut.

Keputusan Yerevan semakin menggambarkan kesenjangan yang melebar antara Armenia-Rusia. Hal ini diperparah akibat sengketa Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang selama tiga dekade ditinggali etnis Armenia.

Rusia disebut lamban melakukan penyelesaian masalah, sehingga kini sebagian besar etnis Armenia melarikan diri dari wilayah itu karena rencana reintegrasi Azerbaijan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us