Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Gagal Dapat Mineral Ukraina Gara-gara Trump-Zelenskyy Bertengkar

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. (Wikimedia Commons/Official White House Photo by Shealah Craighead)
Intinya sih...
  • Pertemuan Trump dan Zelenskyy batal karena adu mulut, menyebabkan penandatanganan mineral tertunda.
  • Trump ingin Ukraina memberikan mineral sebagai 'balasan' atas dukungan AS, namun hubungan retak setelah pertengkaran.
  • Reaksi beragam dari pejabat AS dan politisi Demokrat terhadap pertengkaran tersebut, memicu perpecahan di Amerika Serikat.

Jakarta, IDN Times - Adu mulut antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memang mengejutkan. Buntut dari pertengkaran ini adalah batalnya penandatanganan mineral antara kedua negara.

Agenda pertemuan keduanya pada Jumat kemarin sebenarnya adalah untuk menandatangani kesepakatan mineral tersebut. Trump menginginkan mineral Ukraina 'sebagai balasan' atas dukungan AS ke negara yang berperang dengan Rusia itu.

Hubungan Trump dan Zelenskyy sebenarnya mulai terlihat retak sejak Zelenskyy 'ngambek' karena Ukraina tak diajak berdiskusi dengan menteri luar negeri AS-Rusia di Riyadh, Arab Saudi pekan lalu. Trump bahkan menyebut Zelenskyy 'diktator tanpa pemilu'.

1. Trump akan bahas mineral jika Ukraina siap

Presiden AS, Donald Trump. (commons.wikimedia.org/Gage Skidmore)

Seorang pejabat senior AS mengatakan, Trump tidak mengesampingkan perjanjian tersebut. Namun, ia akan membahasnya kembali saat Ukraina sudah siap melakukan pembicaraan konstruktif lagi.

Dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (1/3/2025), pejabat tersebut menambahkan, tergantung Ukraina apakah konferensi pers bersama para pemimpin yang dibatalkan dapat dijadwalkan ulang saat Zelenskyy berada di AS.

2. Zelenskyy tidak meminta maaf

Pertemuan Zelensky dan Trump yang diunggah Zelensky lewat X (28/09/2024). (x.com/ZelenskyyUa)

Zelenskyy menegaskan, dirinya tidak akan meminta maaf atas pertemuan dengan Trump yang berujung pertengkaran. Kepada Fox News, Zelenskyy menegaskan ia tidak melakukan kesalahan.

"Tidak, saya menghormati presiden dan saya menghormati rakyat Amerika dan jika, saya tidak tahu, saya pikir kita harus sangat terbuka dan sangat jujur ​​dan saya tidak yakin bahwa kita melakukan sesuatu yang buruk," ujar Zelenskyy.

Menurutnya, ada beberapa hal yang harus dibahas dan tidak melibatkan media. Adu mulut di Gedung Putih terjadi di depan awak media dengan kamera menyala di Ruang Oval.

Sehingga, argumen tersebut menjadi 'tontonan' publik. Trump berkomentar ketika wartawan diminta meninggalkan ruangan bahwa hal itu membuat acara televisi menjadi bagus.

3. Kecaman dari dalam negeri AS

Setelah video pertengkaran keduanya viral, Amerika Serikat terbagi menjadi dua kubu. Jika Partai Republik mendukung Trump, Demokrat tentu saja mengkritiknya.

Pemimpin minoritas DPR dari Partai Demokrat, Hakeem Jeffries menggambarkan, perlakuan Trump pada Zelenskyy sangat mengerikan. Menurutnya, yang Trump lakukan hanya membuat Presiden Rusia Vladimir Putin semakin berani.

Senator Demokrat Chuck Schumer juga angkat bicara. Menurutnya, Trump dan wakil presidennya, JD Vance hanya melakukan pekerjaan kotor Putin. "Senat Demokrat tidak akan berhenti berjuang untuk kebebasan dan demokrasi," seru Schumer.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us