Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Kirim 200 Pasukan ke Israel untuk Awasi Gencatan Senjata

dermaga bantuan Amerika Serikat di Gaza. (twitter.com/POTUS)
dermaga bantuan Amerika Serikat di Gaza. (twitter.com/POTUS)
Intinya sih...
  • Pasukan AS dipimpin oleh Komandan CENTCOM
  • Tim AS akan membantu menciptakan pusat kendali bersama dengan negara-negara Arab
  • CMCC akan membantu pelucutan senjata di Gaza dan pembentukan pemerintahan baru tanpa partisipasi Hamas
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times- Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencana pengerahan hingga 200 tentara ke Israel untuk memantau implementasi kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza. Pasukan ini akan menjadi inti dari gugus tugas multinasional yang ditugaskan mengawasi dan memastikan perjanjian damai antara Israel dan Hamas.

Pengerahan ini adalah bagian dari fase pertama rencana 20 poin yang diumumkan Presiden Donald Trump guna menghentikan konflik. Kesepakatan tersebut mencakup pembebasan semua sandera Israel yang masih hidup, ditukar dengan sekitar 2 ribu tahanan Palestina.

“Mereka akan ditugaskan untuk memantau perjanjian damai di Israel, dan akan bekerja dengan pasukan internasional lainnya di lapangan,” ungkap juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt, dilansir Anadolu Agency pada Kamis (9/10/2025).

1. Peran pasukan AS dalam proses gencatan senjata

Tim ini akan dipimpin oleh Komandan Komando Pusat AS (CENTCOM), Laksamana Brad Cooper, dan dinamai Pusat Koordinasi Sipil-Militer (CMCC). Cooper ditugaskan untuk mengamati dan memastikan tidak ada pelanggaran atau penerobosan keamanan oleh kedua belah pihak yang dapat mengganggu perjanjian.

Pasukan AS yang dikirim terdiri dari perencana militer dan spesialis di bidang logistik, rekayasa, dan keamanan. Mereka hanya akan bertugas sebagai pengawas dan tidak akan memasuki wilayah Gaza.

CMCC akan mendirikan pusat kendali yang mewadahi para pakar militer dan bantuan. Pusat komando ini ditargetkan untuk dapat mulai beroperasi dalam waktu dua setengah minggu.

Gugus tugas ini juga akan membantu proses transisi Gaza menuju pemerintahan sipil yang baru. Selain itu, mereka akan terlibat dalam diskusi untuk menggantikan pasukan Israel di sepanjang area yang disebut "yellow line" setelah penarikan awal IDF.

2. Negara-negara Arab akan gabung dalam CMCC

Tim AS akan membangun mekanisme penanganan konflik dengan IDF. Mekanisme ini dibentuk untuk memuluskan integrasi pasukan keamanan dari negara lain dan menghindari risiko bentrokan.

“Personel AS akan membantu menciptakan pusat kendali bersama, kemudian mengintegrasikan semua pasukan keamanan lain di sana untuk menghindari konflik dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF),” tutur pejabat AS, dilansir The Times of Israel

Misi ini juga bertugas memfasilitasi aliran bantuan kemanusiaan dan bantuan keamanan yang sangat dibutuhkan ke Gaza. Sebelumnya, AS sudah pernah membangun mekanisme serupa antara Israel dan Hizbullah selama gencatan senjata di Lebanon tahun lalu, dilansir NBC.

Negara-negara yang akan mengirim perwakilan militer untuk bergabung dalam CMCC adalah Mesir, Qatar, Turki, dan kemungkinan Uni Emirat Arab (UEA). Cooper disebut telah dipercaya negara-negara Arab karena partisipasinya dalam negosiasi di Mesir.

3. Senjata-senjata di Gaza akan dilucuti

Setelah fase pertama selesai, fase kedua akan fokus pada pembentukan pemerintahan baru di Gaza. Pemerintahan ini akan didukung oleh pendanaan negara Arab dan Islam, tanpa partisipasi Hamas.

CMCC juga akan membantu pelucutan instalasi militer dan senjata berat di Gaza. Selanjutnya, pasukan keamanan baru akan dibentuk, mencakup warga Palestina serta tentara negara Arab.

Gedung Putih memang telah mengonfirmasi CMCC akan ditempatkan di Israel. Namun, Mesir dinilai sebagai lokasi yang lebih ideal, mengingat hubungan Israel dengan Qatar dan Turki masih renggang.

Sementara itu, gelombang pertama pasukan pertama AS dilaporkan telah mulai berdatangan di Israel dan akan terus tiba selama akhir pekan untuk memulai perencanaan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Keluarga Arya Daru Bakal Hadirkan Bukti dan Saksi Ahli Pekan Depan

10 Okt 2025, 22:17 WIBNews