Panglima Berikan Santunan kepada Keluarga Prajurit yang Gugur di HUT TNI

- Asuransi Asabri senilai Rp350 juta diberikan kepada ahli waris
- Kelasi Dua Pom Lingga Surya meninggal karena sakit
- Mabes TNI akan evaluasi kemampuan prajurit dan SOP untuk HUT ke-81 TNI
Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI pada Kamis, 9 Oktober 2025, menyerahkan santunan dan asuransi kepada tiga keluarga prajurit yang gugur jelang HUT ke-80 TNI. Jumlah prajurit yang gugur total mencapai tiga orang. Mereka adalah Praka (Mar) Zainal Mutaqqin, Pratu Johari Alfarizi, dan Kld Pom Lingga Surya Permana.
Ketiganya gugur di waktu dan momen berbeda. Praka (Mar) Zainal gugur pada Sabtu, 4 Oktober 2025 lalu. Ia mengalami kecelakaan dua hari sebelumnya di Teluk Jakarta ketika digelar parade kapal perang. Ketika itu Praka (Mar) Zainal melakukan operasi penerjunan dengan perahu karet (RDO).
Sedangkan, Pratu Johari gugur pada Sabtu, 4 Oktober karena jatuh dari tank di depan Stasiun Gambir. Sementara Kld Pom Lingga meninggal karena sakit pada Minggu, 5 Oktober 2025.
Suasana pada Kamis kemarin pun penuh haru di Aula Selasar Gatot Subroto, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur. Kehadiran Panglima TNI diwakilkan oleh Irjen TNI Laksdya Hersan. Ia didampingi oleh Irjen Kemhan, Letjen TNI Rui F.G.P Duarte.
Laksdya Hersan menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam kepada tiga keluarga almarhum. Dalam pandangannya, ketiganya gugur dalam menjalankan tugas pengabdian kepada bangsa dan negara.
"Atas nama keluarga besar Tentara Nasional Indonesia (TNI), kami menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya saudara-saudara kami yang telah memberikan pengabdian terbaik kepada bangsa dan negara," ujar Hersan yang dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (10/10/2025).
1. Asuransi dari Asabri yang diberikan kepada ahli waris mencapai Rp350 juta

Menurut keterangan dari Mabes TNI, keluarga korban dan ahli waris memperoleh asuransi Asabri senilai Rp350 juta. Selain itu, ada pula tali asih dari Panglima TNI senilai Rp50 juta per keluarga.
"Kehadiran kami di sini adalah sebagai wujud dari tanggung jawab dan perhatian negara khususnya kami TNI, yang nantinya juga akan memberikan santunan dalam hal ini, Bapak Panglima TNI kepada ahli waris," ujar Hersan.
Dia juga menyampaikan pesan penguat kepada keluarga yang ditinggalkan agar tetap tegar dan bangga atas pengabdian almarhum. "Saya betul-betul memahami, tidak ada kata-kata yang cukup untuk menghapus kesedihan yang bapak-ibu rasakan," tutur dia.
Dia pun meyakinkan keluarga bahwa almarhum telah meninggalkan warisan terbaik yakni nama baik, kehormatan, dan kebanggaan. "Penyerahan santunan menjadi simbol komitmen TNI dalam memberikan perhatian dan penghargaan kepada setiap prajurit yang telah berjuang dengan penuh dedikasi," katanya.
2. Kelasi Dua Pom Lingga Surya meninggal karena sakit

Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayjen TNI Freddy Ardianzah mengatakan, prajurit ketiga yang diketahui gugur jelang HUT ke-80 TNI yakni Kelasi Dua POM Lingga Surya Permana berasal dari Satuan Setingkat Batalyon/SSY Pomal. Ia gugur karena sakit.
"Almarhum tergabung di dalam pasukan upacara HUT ke-80 TNI di Satuan Setingkat Batalyon /SSY Pomal yang tergabung di dalam Satuan Setingkat Brigade/SSB POM TNI. Dia meninggal karena sakit pada Minggu, 5 Oktober 2025 pukul 04.45 WIB di RS TNI AL Mintoharjo, Jakarta," ujar Freddy kepada IDN Times melalui pesan pendek, Jumat pagi (10/10/2025).
Jenazah Lingga, kata Freddy, sudah dimakamkan di Padang pada Minggu malam lalu. Namun, tidak disebutkan kapan Lingga mulai dirawat di RS TNI AL Mintoharjo.
3. Mabes TNI akan evaluasi kemampuan prajurit dan SOP untuk HUT ke-81 TNI

Lebih lanjut, Freddy mengatakan akan ada evaluasi di tubuh TNI usai dua prajurit gugur jelang HUT TNI. "Itu nanti akan dievaluasi, baik dari sisi keterampilan, kemampuan dan teknis atau yang menyangkut SOP," ujar Freddy menjawab pertanyaan IDN Times di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur pada Kamis kemarin.
Proses evaluasi itu, kata Jenderal bintang dua tersebut, sudah dilakukan sehari usai seremoni HUT TNI di Monas. Pembahasan oleh pimpinan TNI mulai dari penyiapan, perencanaan hingga pelaksanaan.
"Kami sih sejak awal berharap di setiap kegiatan itu zero accident. Prioritas keamanan selalu diutamakan dalam setiap kegiatan," tutur dia.
Freddy mengatakan, meskipun bukan dalam peperangan yang sesungguhnya, namun sesi unjuk keterampilan dan kemampuan prajurit memiliki tingkat risiko yang tinggi. Hal itu termasuk ketika digelar sailing pass, di mana puluhan kapal perang melintasi Teluk Jakarta.
"Kemudian, rangkaian pesawat terbang helikopter ikut unjuk kebolehan di laut, itu memiliki risiko yang tinggi termasuk pada tahapan persiapan," katanya.
"Bapak Presiden, Bapak Panglima TNI dan pimpinan TNI turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas gugurnya dua orang prajurit serta memberikan apresiasi kenaikan pangkat luar biasa," imbuhnya.