AS Pertimbangkan Acara TV Imigran Berhadiah Kewarganegaraan

Jakarta, IDN Times - Kementerian Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (DHS) mempertimbangkan proposal acara TV realitas yang melibatkan imigran berkompetisi untuk mendapatkan kewarganegaraan. Proposal tersebut masih dalam tahap awal peninjauan dan belum mendapatkan persetujuan atau penolakan dari pihak berwenang.
Rob Worsoff, produser TV berkebangsaan Kanada-AS yang pernah menggarap acara "Duck Dynasty", menjadi pengusul ide acara ini. Proposal ini muncul di tengah ketatnya kebijakan imigrasi yang diluncurkan Presiden Donald Trump.
1. Konsep dan format acara
Acara ini akan memiliki empat bagian dalam setiap episodenya: tantangan budaya AS, tahap eliminasi peserta, diskusi bersama dan voting. Tantangan akan dibuat sesuai dengan ciri khas kota-kota di AS, misalnya tentang sejarah pencarian emas di San Francisco atau mengenai proyek luar angkasa dan NASA di Florida.
Wall Street Journal melaporkan bahwa proposal Worsoff disajikan dalam 36 halaman slide yang menjelaskan rincian acara. Kontestan akan berasal dari beragam usia, etnis, dan keahlian yang berbeda. Pemenang akan dilantik sebagai warga negara AS pada akhir acara.
"Tidak ada yang kalah dalam acara ini. Para kontestan ini adalah orang yang berpotensi menjadi warga AS di masa depan. Mereka semua sudah berada dalam antrean imigrasi," kata Worsoff, dilansir CNN.
Peserta yang kalah tidak akan dideportasi dan tetap berada dalam proses imigrasi normal. Mereka tidak akan terdampak negatif dari keterlibatan dalam acara tersebut. Worsoff menggambarkan acaranya mirip acara "The Biggest Loser" untuk imigrasi, namun dengan pendekatan yang lebih positif.
2. Tanggapan Kementerian Dalam Negeri AS
Juru bicara DHS, Tricia McLaughlin, menjelaskan bahwa proposal tersebut masih dalam tahap peninjauan. DHS belum memberikan keputusan final karena masih harus melalui proses evaluasi menyeluruh.
"DHS menerima ratusan proposal acara televisi setiap tahun, mulai dari dokumenter operasi perbatasan hingga investigasi kejahatan kerah putih. Setiap proposal menjalani proses peninjauan sebelum mendapat penolakan atau persetujuan," kata McLaughlin, dilansir The Guardian.
McLaughlin juga membantah laporan media yang menyebut Menteri Dalam Negeri AS, Kristi Noem, telah mendukung proposal acara tersebut. Noem, yang dikenal dengan kebijakan imigrasinya yang ketat, dilaporkan tidak terlibat dalam diskusi atau peninjauan proposal ini.
DHS sebelumnya pernah bekerja sama dengan pembuat film untuk program tentang imigrasi, seperti "Immigration Nation" pada 2017 selama pemerintahan Trump pertama. Lembaga tersebut memberikan akses kepada pembuat film dokumenter untuk meliput operasi petugas Imigrasi dan Bea Cukai.
3. Pro dan kontra terkait usulan
Proposal acara TV ini memantik perdebatan etis. Menurut MSNBC, acara semacam ini seakan mengeksploitasi penderitaan imigran demi hiburan.
Konsep acara ini dibandingkan dengan cerita distopia seperti di The Hunger Games atau Squid Game. Isu imigran juga sedang menjadi perdebatan di AS di tengah kebijakan keras Trump dalam memberantas masalah imigran ilegal.
Worsoff membantah kritik yang menyasar proposalnya. Menurutnya, rencananya tidak mirip dengan Hunger Games dan peserta yang kalah tidak akan dikirim keluar negeri.
"Saya pikir itu tidak masuk akal karena acara ini justru akan mengenalkan kisah para imigran. Kami memperlihatkan sisi manusiawi di balik perjalanan mereka," kata Worsoff, dilansir NYT.
Worsoff mengatakan ide ini berasal dari pengalaman naturalisasinya sendiri. Ia mengaku telah mengajukannya sejak era mantan Presiden Barack Obama, namun baru sekarang mendapat perhatian.