Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Siapkan Hadiah Rp1,4 Juta untuk Warganya yang Mau Divaksinasi

Presiden Amerika Serikat Joe Biden sedang berpidato dalam kunjungan ke kantor National Institutes of Health di Bethesda, Maryland, Kamis (11/2/2021). (Facebook.com/President Joe Biden)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat (AS) terus mendorong laju vaksinasi COVID-19 di negara mereka. Salah satunya dengan pemberian insentif kepada warganya yang mau divaksinasi.

Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) menyampaikan, Presiden Joe Biden menyerukan pemerintah negara bagian atau lokal untuk memberi bayaran 100 dollar AS (Rp1,4 juta) kepada setiap orang yang baru divaksinasi.

Pengumuman yang disampaikan pada Kamis (29/7/2021) itu menjadi strategi akselerasi inokulasi terbaru di Negeri Paman Sam.

Dilansir dari Reuters, sumber insentif akan diambil dari anggaran senilai 350 miliar dollar AS (Rp5.060 triliun) dalam bentuk bantuan yang diberikan kepada pemerintah negara bagian, lokal, teritorial di bawah Undang-Undang Rencana Penyelamatan Amerika, regulasi yang dibuat khusus untuk menagani pandemik COVID-19.

1. Perusahaan swasta diharapkan meniru kebijakan serupa

default-image.png
Default Image IDN

Departemen menambahkan, mereka akan memberi bantuan teknis kepada negara bagian untuk menggunakan dana tersebut demi meningkatkan vaksinasi.

Selain itu, Departemen Keuangan juga sedang memperluas kredit pajak, yang dapat diklaim oleh pemilik perusahaan untuk dibayarkan kepada karyawan. Hal itu diberikan supaya para karyawan dan anggota keluarganya memiliki waktu untuk memperoleh vaksin.

"Hari ini, Presiden meminta pemerintah negara bagian, teritorial, dan lokal untuk memberi pembayaran 100 dollar AS untuk setiap orang Amerika yang baru divaksinasi, sebagai insentif tambahan untuk meningkatkan vaksinasi, melindungi masyarakat, dan menyelamatkan nyawa," kata Departemen Keuangan dalam sebuah pernyataan pada Kamis.

2. Biden wajibkan pekerja federal untuk divaksinasi

Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat menandatangani perintah eksekutif pada Minggu (7/2/2021). (Facebook.com/President Joe Biden)

Kebijakan lain yang diambil Biden adalah mewajibkan pegawai federal untuk memberi bukti vaksinasi COVID-19 jika mereka ingin bekerja, atau mereka harus menjalani pengujian berkala, kewajiban memakai masker, dan pembatasan perjalanan.

Sebelumnya, Biden sempat menentang gagasan paspor vaksin. Namun, penerus Donald Trump itu akhirnya mengambil keputusan yang lebih tegas karena perkembangan vaksinasi AS tertinggal dari negara maju lainnya. Padahal Gedung Putih telah menyediakan banyak vaksin gratis.

Dalam beberapa kesempatan, Biden menguatarakan keresahannya tentang sentiment anti vaksin, misinformasi, dan perpecahan politik yang menjadi penghambat akselerasi vaksinasi.

"Saat ini terlalu banyak orang yang sekarat atau menyaksikan seseorang yang mereka cintai (sekarat). Kebebasan datang dengan tanggung jawab. Jadi tolong lakukan penilaian yang bertanggung jawab. Dapatkan vaksin untuk diri Anda, orang yang Anda cintai, dan untuk negara Anda,” tutur Biden sebagaimana diktuip CNA.

3. Sekitar 163,8 juta warga AS telah divaksinasi

Seorang sukarelawan meletakkan bendera Amerika mewakili beberapa dari 200.000 nyawa yang hilang di Amerika Serikat dalam pandemi penyakit virus korona (COVID-19) di National Mall, Washington, Amerika Serikat, Selasa (22/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Joshua Roberts)

Berdasarkan data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), sekitar 163,8 juta orang di AS sudah divaksinasi penuh dari total populasi sekitar 330 juta.

Pemerintah federal adalah pemberi kerja terbesar di AS dan langkah Biden dapat menjadi contoh bagi perusahaan dan institusi swasta untuk diikuti, sebagai upaya untuk mempekerjakan kembali karyawannya di kantor.

Pegawai pemerintah yang tidak menunjukkan bukti vaksinasi harus menjalani tes dua kali seminggu. Pada 2020, sedikitnya AS memiliki sekitar 2,18 juta pegawai sipil dan 570 ribu pekerja Layanan Pos AS.

Dikutip dari worldometers, sejak pandemik sebanyak 35 juta warga AS telah terinfeksi COVID-19, dengan 628 ribu di antaranya meninggal dunia dan 29 juta lainnya berhasil sembuh. AS tercatat sebagai negara dengan infeksi dan kasus kematian akibat COVID-19 tertinggi di dunia
 
 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us