Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Austria Usir 2 Diplomat Rusia karena Diduga Terlibat Spionase

ilustrasi bendera Austria (pixabay.com/fachdozent)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Austria mengusir dua diplomat Rusia pada Rabu (13/3/2024), karena disebut tidak bertindak sesuai dengan tugasnya. Keduanya diduga sedang merencanakan aksi spionase, tetapi tidak ada keterangan secara resmi dari pemerintah setempat. 

Pada Desember lalu, Austria sudah menyetujui penerapan sanksi ke-12 Uni Eropa (UE) kepada Rusia. Keputusan ini dilatarbelakangi penghapusan perusahaannya dari daftar hitam Ukraina karena masih beroperasi di Rusia. 

1. Rusia kecam pengusiran diplomatnya di Austria

ilustrasi bendera Rusia (unsplash.com/@hrustall)

Menanggapi keputusan ini, Kemlu Rusia mengungkapkan penolakan kerasnya terhadap Austria. Pihaknya juga menyebut pengusiran diplomat Rusia di Wina ini dilatarbelakangi oleh motif politik. 

"Dalam beberapa episode pengusiran diplomat Rusia yang lalu, saat ini kami belum ditunjukkan sejumlah bukti nyata, seperti halnya bukti dari segala pelanggaran Konvensi Wina terkait hubungan diplomatik antarnegara," ungkapnya, dikutip Reuters.

"Ini jelas merupakan keputusan politik yang dilakukan oleh pemerintah Austria yang mana kami masukkan sebagai penolakan. Tidak ada yang diragukan dari respons dan balasan dari Moskow," sambungnya. 

Keputusan ini menambah panjang daftar diplomat Rusia yang diusir dari Austria. Alhasil, hanya tinggal segelintir diplomat Rusia yang masih ditempatkan di negara Eropa Tengah tersebut. 

2. Austria sudah 10 kali panggil Dubes Rusia

Setelah pecahnya perang Rusia-Ukraina, Austria sudah menyatakan kecamannya terhadap Rusia yang menyasar infrastruktur sipil. Bahkan, Kemlu Austria sudah memanggil Duta Besar (Dubes) Rusia sebanyak 10 kali dalam 2 tahun terakhir. 

"Austria sudah berulang kali menyatakan posisinya dan mengecam agresi militer Rusia ke Ukraina dalam segela level politik, yang terbaru pada 29 Desember, terkait dengan serangan kepada infrastruktur sipil dan menewaskan warga sipil," terangnya, dikutip Ukrainska Pravda.

Kemlu Austria menekankan bahwa negaranya akan terus mendukung kedaulatan dan integritas teritorial, serta kemerdekaan Ukraina. 

"Sejak 22 Februari 2022, Dubes Rusia sudah dipanggil sebanyak 10 kali. Kami, tentu saja, punya hak untuk memanggil kembali di kemudian hari," tambahnya. 

3. AS mendesak Reiffeisen Bank tinggalkan Rusia

Asisten Sekretaris Office for Financial Asset Control (OFAC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Amerika Serikat (AS) Anna Morris sudah bertemu dengan perwakilan Reiffeisen Bank International untuk membahas soal sanksi kepada Rusia. 

Dilaporkan Politico, ia mendesak agar Reiffeisen Bank harus keluar dari Rusia dan memperingatkan adanya potensi didepak dari sistem finansial AS. Namun, tidak diketahui lebih lanjut bagaimana dan apa hasil dari pertemuan kedua pihak. 

Sementara itu, pengeluaran Reiffeisen Bank dari sistem pembayaran dolar akan mengakibatkan bencana baginya. Sedangkan operasional bank asal Austria tersebut mendapat kecaman karena akan membuat hukuman kepada Rusia tidak berjalan dengan baik. 

Reiffeisen Bank enggan meninggalkan Rusia karena mendapat keuntungan besar dari negara Eurasia tersebut sepanjang 2023. Bahkan, 60 persen dari profit yang didapat bank tersebut berasal dari Rusia. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us