Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ayah & Anak Ini Paksa 7 Orang Gangguan Mental Untuk Mengemis

pixabay.com/fantareis

Hubei, IDN Times - Apa yang dilakukan oleh pasangan ayah dan anak ini menimbulkan keresahan publik. Pasalnya, mereka berdua memperkerjakan tujuh orang gangguan mental dan menjadikan mereka sebagai pengemis. Bagaimana awal ceritanya?

1. Mereka kerap memberikan makanan seadanya

pixabay.com/terimakasih0

Dilansir dari Scmp.com, awalnya sepasang ayah dan anak ini menculik tujuh orang yang memiliki gangguan mental dan tinggal di sebuah truk. Selama berada di sana, mereka hanya diberikan makanan seadanya. Tak hanya itu, kadang mereka disiksa oleh ayah dan anak tersebut menggunakan tongkat apabila tidak mau menurut.

Mereka semua bahkan dijadikan sebagai pengemis untuk memenuhi kebutuhan ayah dan anak, dan diberikan target yang tinggi. Jika tidak memenuhi target, mereka juga dihajar menggunakan tongkat.

Semua yang diculik oleh ayah dan anak ini usianya bervariasi, antara 17 tahun hingga 55 tahun. Semuanya sulit diajak berkomunikasi. Sehingga sulit sekali para polisi untuk bertanya-tanya mengenai kasus ini lebih lanjut.

Kedua pelaku ini sempat menolak tudingan yang menyebut bahwa mereka memperlakukan sebagai budak.

2. Berpura-pura membawa unta dengan alasan pertunjukan

pixabay.com/8248056

Truk yang digunakan oleh ayah dan anak juga sebagai tempat penampungan tujuh orang tersebut terdapat sepasang unta. Ayah dan anak tersebut menjelaskan bahwa ini digunakan untuk pertunjukan keliling.

Kondisi truk tersebut saat ditemukan dalam keadaan yang memprihatinkan. Banyak sekali air kotor serta bau tak sedap saat dibuka.

"Kami menemukan air kotor ada di mana-mana dan ada bau tidak sedap ketika kami membuka pintu truk," ungkap seorang polisi yang dikutip dari Scmp.com.

Pakaian mereka serta tempat tidur mereka yang berantakan membuat pihak kepolisian curiga dengan tingkah ayah dan anak ini. Atas kasus tersebut, ayah dan anak ditangkap oleh kepolisian Hubei. Dua pria di antaranya mengalami patah kaki. Sedangkan satu orang lainnya mengalami tuna rungu.

3. Berbagai bukti bisa memberatkan kedua pelaku

pixabay.com/WikimediaImages

Dengan berbagai bukti kuat serta ketujuh orang tersebut, maka bisa jadi ayah dan anak ini bisa terancam hukuman paling berat di Tiongkok. Keduanya dianggap telah melanggar pasal berlapis. Yakni penculikan, penyiksaan, serta perdagangan manusia.

Seperti yang diketahui, Tiongkok memiliki aturan yang sangat keras terhadap berbagai kasus kejahatan. Sehingga tak jarang para pelaku mendapatkan hukuman paling berat atas kasus-kasus yang dilakukan selama ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us