Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Azerbaijan Tahan Miliarder Mantan Pemimpin Separatis Nagorno-Karabakh

potret Ruben Vardanyan.(twitter.com/ Ruben Vardanyan

Jakarta, IDN Times- Azerbaijan menangkap mantan kepala pemerintah separatis Nagorno-Karabakh, Ruben Vardanyan, ketika mencoba menyeberang ke Armenia pada Rabu (27/9/2023). Penangkapan Vardanyan menyusul serangan kilat yang dilakukan Azerbaijan pada pekan lalu, untuk merebut kendali atas daerah yang disengketakan tersebut.

Vardanyan adalah seorang pengusaha dan miliarder. Dia memperloleh kekayaan dari Rusia, di mana ia memiliki investasi besar. Vardanyan pindah ke Nagorno-Karabakh pada 2022 dan menjabat sebagai kepala pemerintahan daerah selama beberapa bulan sebelum mengundurkan diri pada awal tahun ini.

Penangkapan Vardanyan juga telah diumumkan oleh dinas Azerbaijan.  Itu juga menggambarkan niat Azerbaijan untuk menguatkan cengkramannya di wilayah kantong tersebut, setelah serangan militer memicu eksodus kilat puluhan ribu etnis Armenia.

1. Vardanyan telah di bawa ke ibu kota Azerbaijan, Baku

Sebelumnya, istri Vardanyan, Veronika Zonabend, mengonfirmasi bahwa suaminya dilarang untuk meninggalkan wilayah tersebut.

“Ruben telah berdiri bersama masyarakat Arsakh selama 10 bulan blokade dan menderita bersama mereka dalam perjuangan mereka untuk bertahan hidup,” kata Zonabend, berbicara pada Politico.

Dilansir BBC, dinas perbatasan Azerbaijan mengatakan Vardanyan telah dibawa ke ibu kota Azerbaijan, Baku lalu diserahkan ke lembaga pihak berwenang Azerbaijan yang mengaku sedang mencari tersangka "kejahatan perang."

Salah satu sumber pemerintah mengatakan kepada AFP bahwa Baku bermaksud menerapkan amnesti kepada pejuang Armenia yang meletakkan senjata mereka di Karabakh. Namun, mereka yang melakukan kejahatan perang selama perang Karabakh, harus diserahkan kepada pihak berwenang Azerbaijan.

2. Sebanyak 47.115 warga etnis Armenia telah meninggalkan Nagorno-Karabakh

Pada Rabu, Kementerian Kesehatan Azerbaijan melaporkan, total tentara Azerbaijan yang tewas bertambah menjadi 192 orang, sedangkan 511 lainnya mengalami luka-luka dalam serangan kilat Baku di Nagorno-Karabakh. Kementerian juga menambahkan, seorang warga Azeri juga tewas dalam pertempuran itu.

Sebelumnya, para pejabat Nagorno-Karabakh mengatakan sedikitnya 200 orang dari pihak mereka, termasuk 10 warga sipil, tewas dan 400 orang terluka dalam pertempuran itu.

Ribuan warga etnis Armenia menjalani pemeriksaan ketat dari pengawas perbatasan Azerbaijan di pos pemeriksaan ketika mereka ingin keluar dari wilayah tersebut. Secara keseluruhan, sekitar 47.115 warga etnis Armenia telah meninggalkan Nagorno-Karabakh.

3. Barat tekan Azerbaijan agar mengizinkan internasional masuk Nagorno-Karabakh

Negara-negara Barat telah menekan Azerbaijan untuk mengizinkan para pengamat internasional memasuki wilayah Nagorno-Karabakh guna memantau perlakuan Baku terhadap penduduk lokal.

Seruan terbaru adalah dari Jerman melalui Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock. Dia menyerukan transparansi atas konflik di Nagorno-Karabakh.

“Ini akan menjadi tanda keyakinan bahwa Azerbaijan serius dengan komitmennya terhadap keamanan dan kesejahteraan masyarakat Nagorno-Karabakh jika mengizinkan pengamat internasional,” kata Baerbock di Twitter pada Selasa.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken juga mendesak Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev untuk memberikan perlindungan tanpa syarat dan kebebasan bagi warga sipil. Blinken juga menyerukan akses kemanusiaan tanpa hambatan ke Nagorno-Karabakh.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres juga mendesak kedua belah pihak, baik Azerbaijan maupun Armenia untuk menghormati hak asasi manusia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
NUR M AGUS SALIM
EditorNUR M AGUS SALIM
Follow Us