Bakal Tak Layak Huni, Iran Ancam Warga Israel untuk Keluar dari Negaranya

- Iran mengancam warga Israel untuk keluar dari negaranya karena kemungkinan akan menjadi tak layak huni dalam beberapa hari mendatang.
- Komandan Senior IRGC menyatakan bahwa Iran harus mengambil tindakan besar yang berisiko mengganggu stabilitas kawasan, sementara Presiden Iran klaim negaranya tak memiliki senjata nuklir.
- Presiden AS Donald Trump optimis bahwa kedua negara akan melakukan perdamaian dalam waktu dekat, meskipun Israel dan Iran saling melancarkan serangan balasan satu sama lain.
Jakarta, IDN Times – Iran memperingatkan agar seluruh warga Israel angkat kaki dari tanah airnya. Angkatan Bersenjata memperingatkan bahwa kemungkinan negara tersebut akan jadi tak layak huni beberapa hari mendatang.
"Peringatan bagi Anda dalam beberapa hari mendatang: Tinggalkan wilayah yang diduduki, karena, sudah pasti wilayah itu tidak akan dapat dihuni lagi di masa mendatang!" kata Reza Sayyad, Juru Bicara Angkatan Bersenjata Iran, pada Minggu (15/6/2025) dilansir dari Anadolu Agency.
Sayyad menambahkan bahwa berlindung di bawah tanah tidak akan membawa keselamatan bagi warga Israel.
“Oleh karena itu, kami ingin menekankan, jangan biarkan rezim kriminal menggunakan Anda sebagai tameng manusia,” katanya.
1. Mempertaruhkan stabilitas kawasan

Mohsen Rezaei, Seorang Komandan Senior IRGC, yang juga merupakan anggota Dewan Kemanfaatan Iran, mengatakan bahwa Iran harus mengambil keputusan yang berisiko mengganggu stabilitas kawasan.
“Kami mungkin mencapai titik di mana kami mengambil tindakan besar yang akan mengganggu stabilitas seluruh kawasan,” katanya.
Rezaei juga memperingatkan agar warga di AS dan Eropa bertindak cepat untuk menarik negara mereka keluar dari perang ini. Sebab jika tidak, mereka tidak bisa tinggal diam dan menyaksikan keterlibatan tanpa memberikan respons.
2. Iran klaim tak punya senjata nuklir

Berbicara di parlemen terkait serangan Israel, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan bahwa negaranya sama sekali tak memiliki senjata nuklir, sebagaimana yang dituduhkan Barat.
Ia juga mengatakan bahwa Iran bukanlah agresor. Bahkan, pemerintahnya telah bernegosiasi dengan AS mengenai program nuklirnya.
“Kami tidak mencari senjata nuklir. Barat mengatakan Iran tidak boleh memperoleh senjata semacam itu, sementara kami sama sekali tidak berniat memperoleh senjata tersebut,” katanya, dilansir dari Al Jazeera.
Sejak serangan Israel pada Jumat, Iran langsung melancarkan serangan balasan. Setidaknya empat orang tewas dan puluhan lainnya terluka setelah gelombang serangan terbaru Iran terhadap Israel.
3. AS pastikan kedua pihak berdamai dalam waktu dekat

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump tampaknya cukup optimis bahwa kedua negara akan melakukan perdamaian dalam waktu dekat. AS mengklaim upaya mediasi yang berhasil di masa lalu, yang terbaru antara India dan Pakistan, setelah permusuhan antara kedua rival bersenjata nuklir itu meningkat bulan lalu.
“Kami akan segera mencapai perdamaian antara Israel dan Iran. Banyak panggilan telepon dan pertemuan kini tengah berlangsung," ungkapnya, dilansir dari Euronews.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa Teheran akan membayar harga yang sangat mahal atas korban sipil yang disebabkan oleh serangan udara Iran.
Iran pun berjanji akan melakukan operasi yang lebih menghancurkan terhadap target-target Israel setelah serangkaian serangan mematikan baru di negara tersebut.