Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Balas Dendam, Rusia Larang Masuk 13 Warga Negara Jepang

Ilustrasi bendera Rusia. (pixabay.com/IGORN)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, pada Selasa (23/7/2024), bahwa pihaknya melarang masuk tanpa batas waktu untuk 13 warga negara Jepang yang terafiliasi dalam dukungan restorasi dan rekonstruksi untuk Ukraina.

Keputusan tersebut merupakan bagian dari tindakan balasan terhadap sanksi yang sedang berlangsung dari pemerintah Jepang atas 'Operasi Militer Khusus' Rusia, dilansir NHK News.

1. Deretan orang-orang yang dilarang memasuki Rusia tanpa batas waktu

Adapun orang-orang yang terdaftar dalam larangan tersebut adalah:

  • Presiden Badan Kerja Sama Internasional Jepang Akihiko Tanaka, yang mengunjungi Ukraina pada Juli 2023.
  • CEO Rakuten Group Hiroshi Mikitani yang bepergian ke sana pada September.
  • Pimpinan Toyota Motor Akio Toyoda
  • Presiden Toray Industries Mitsuo Ohya
  • Presiden produsen mesin pembersih ranjau darat yang telah diserahkan ke Ukraina awal bulan ini, Makoto Amemiya.

Kementerian tersebut belum menjelaskan mengapa Rusia memilih untuk menambahkan 13 warga negara Jepang tersebut ke dalam daftar larangan masuk ke negaranya.

Sebelumnya, Moskow telah memberlakukan tindakan serupa terhadap Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, menteri kabinet dan anggota parlemen lainnya, jurnalis, dan akademisi, dilansir Kyodo News.

2. Jepang tidak dapat menerima tindakan Rusia

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi. (x.com/NewZealandMFA)

Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi menyebut Rusia keterlaluan. Dia mengajukan protes atas langkah Moskow tersebut dan akan terus mengambil semua tindakan yang mungkin, guna memastikan warga negaranya dan perusahaan Jepang dapat melanjutkan aktivitas mereka.

Jepang juga khawatir bahwa tindakan tersebut dapat memberikan tekanan psikologis pada perusahaan-perusahaan Jepang yang sedang mempertimbangkan dukungan rekonstruksi untuk Ukraina.

ABC News melaporkan, Jepang telah bekerja sama erat dengan negara-negara G7 untuk menjatuhkan sanksi kepada Rusia atas perangnya itu. Sebab, dikhawatirkan perang tersebut akan berdampak pada konflik di Asia, di mana China semakin meningkatkan kehadiran militernya, serta mengancam akan menggunakan kekuatan untuk mengerahkan kendalinya atas Taiwan.

Tokyo juga telah menghadapi serangkaian pembalasan dari Moskow. Ini termasuk penangguhan pembicaraan bilateral soal perjanjian damai dengan Jepang, yang mencakup negosiasi atas pulau-pulau yang disengketakan.

3. Perusahaan Jepang menutup pabrik di Rusia sejak invasi Moskow ke Ukraina

Ilustrasi bendera Jepang (kiri) dan bendera Rusia (kanan). (pixabay.com/Conmongt)

Toyota memulai produksi mobil di St. Petersburg, tempat kelahiran Presiden Rusia Vladimir Putin, pada 2007. Saat itu, Putin menghadiri upacara pembukaan untuk mendoakan agar pembangunannya berjalan lancar.

Namun, Toyota telah mengakhiri operasinya di negara tersebut setelah Moskow menginvasi Kiev pada Februari 2022. Terkait serangan Rusia tersebut, Toyoda mengaku merasakan kebencian yang mendalam.

"Perang dan konflik tidak membuat siapa pun senang," katanya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us