Belarus Tangkap Ribuan Oposisi dan Kerabatnya Jelang Pilpres

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Belarus, pada Minggu (17/11/2024), menangkap ribuan oposisi dan kerabatnya yang dianggap tergabung dalam kelompok ekstremis. Aksi ini menjadi lanjutan represi kepada oposisi Belarus menjelang penyelenggaraan pilpres tahun depan.
Pada akhir Oktober, Komisi Pemilihan Umum Belarus mengumumkan bahwa pilpres akan diselenggarakan pada 26 Januari 2025. Presiden Belarus Alexander Lukashenko, yang sudah memimpin sejak 1994, disebut akan kembali mencalonkan diri dalam kontestasi pilpres.
1. Lebih dari 1.200 individu ditangkap sejak September
Pusat Hak Asasi Manusia (HAM) Viasna mengatakan, setidaknya ada 1.213 individu yang ditangkap sejak September 2024. Jumlah ini meningkat drastis dibanding penangkapan oposisi pada musim panas sebanyak 975 orang atas kasus kriminalitas dan partisipasi dalam protes.
Melansir TVP World, orang-orang yang ditangkap langsung diadili lewat proses administratif tanpa melalui pengadilan. Praktik ini mengikuti aturan pada era Uni Soviet yang disebut berdampak pada tingginya hukuman ekstra yudisial.
Sementara itu, rezim Belarus menganggap pembagian informasi atau mengakses konten dari media independen di internet maupun sosial media sebagai aksi ekstremis. Konten tersebut termasuk media independen, seperti Belsat, TVP, atau Polish Radio, dan berbagai sosial media yang kerap mengkritisi pemerintah.
Dalam beberapa hari terakhir, laman pismo.bel yang menyediakan layanan kepada pengguna untuk mengirim surat kepada tahanan politik uga dimasukkan dalam kategori ekstremis.
2. Oposisi Belarus minta Barat terus menekan rezim Lukashenko
Mantan Menteri Kebudayaan Belarus, Pavel Latushka, meminta kepada negara-negara Barat untuk bereaksi atas gelombang penekanan politik dalam beberapa hari terakhir.
"Di setiap wilayah Belarus, aktivis, keluarga tahanan politik, sukarelawan, dan warga sipil sudah pergi ke luar negeri sejak 2020 karena menjadi subjek dari penekanan keras dari pemerintah Belarus. Diktator harus paham persiapannya untuk kembali terpilih akan tetap terlihat oleh dunia internasional," tuturnya.
Oposisi Belarus menyebut bahwa gelombang penangkapan ini adalah cara untuk memuluskan masyarakat jelang pilpres pada akhir Januari. Pilpres tersebut diklaim tidak akan bebas dan hasilnya pasti akan dimenangkan oleh Lukashenko.
Saat ini, sudah ada sekitar 1.300 tahanan politik di Belarus, termasuk anggota Viasna dan peraih Penghargaan Nobel Perdamaian, Alex Bialatski.
3. Polandia tangkap warga Belarus yang hendak membakar gedung

Pada Rabu (13/11/2024), Badan Keamanan Internal Polandia (ABW) sudah menangkap seorang warga Belarus yang dituding melakukan sabotase dengan membakar sebuah gedung di Gdansk.
"Ini adalah penangkapan sesuai hasil dari investigasi terkait aktivitas kelompok kriminal yang melakukan aksinya atas permintaan dari intelijen asing dengan melancarkan sabotase, terutama pembakaran," kata dia, dilansir dari Reuters.
Kantor Kejaksaan Polandia sudah menuntut warga Belarus tersebut atas partisipasi dalam organisasi kriminal serta sabotase dan terorisme atas perintah dari agen intelijen asing.
Pada Januari dan Mei tahun ini, ABW sudah menangkap beberapa warga Polandia, Ukraina, dan Belarus yang disebut bertanggung jawab atas serangan di bangunan di Gdansk, Gdynia, dan Marki, serta merencanakan serangan di Wroclaw.