Bertemu Pemimpin Afrika, Rusia Gak Mau Disalahkan atas Krisis Pangan

Jakarta, IDN Times - Ketua Uni Afrika (AU) Macky Sall bersama dengan ketua Komisi AU Moussa Faki Mahamat berkunjung ke Moskow untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (3/6/22). Pemimpin Afrika itu mengatakan bahwa perang di Ukraina telah memengaruhi pasokan pangan di benua mereka.
Presiden Putin dikabarkan menolak disalahkan atas krisis pangan yang terjadi di Afrika. Moskow sebelumnya menyalahkan bahwa krisis disebabkan oleh ranjau laut yang dipasang Ukraina, serta sanksi Barat yang membuat ekspor biji-bijian tidak dapat dilakukan.
1. Pasokan pangan di Afrika terguncang karena perang Rusia di Ukraina

Negara-negara Afrika adalah importir utama produk gandum dari Rusia dan Ukraina. Perang di dua negara tersebut telah berdampak langsung dan mengancam terciptanya krisis pangan karena harga terus melonjak.
Dilansir Associated Press, menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa, Afrika mengimpor 44 persen gandum dari Rusia dan Ukraina antara 2018 dan 2020. Harga gandum juga telah melonjak sekitar 45 persen akibat gangguan pasokan selama perang.
Tentara Rusia merebut sebagian besar garis pantai selatan Ukraina. Kapal perang mereka mengontrol akses pelabuhan yang membuat kapal-kapal eksportir Ukraina tidak bisa melaut.
Rusia telah mengungkapkan akan membuka koridor aman pengiriman, namun Ukraina berpendapat bahwa hal itu membuat mereka rentan terhadap serangan Rusia.
2. Rusia siap dukung ekspor biji-bijian
Macky Sall, yang juga menjabat sebagai Presiden Senegal, menjelaskan bahwa dirinya bertemu dengan Putin di Istana Sochi. Dalam kesempatan itu, Putin disebut siap untuk mendukung ekspor biji-bijian ke Afrika.
"Kami akan mendukung pengangkutan damai, kami menjamin keamanan ke pelabuhan-pelabuhan ini, kami akan mendukung panggilan kapal asing dan lalu lintas mereka di Laut Azov dan Laut Hitam ke segala arah," kata Putin dikutip Tass.
Putin juga mengatakan banyak kapal yang tertunda di pelabuhan Ukraina. Dia juga menuduh bahwa para kru kapal telah ditahan dan dijadikan sebagai sandera sampai sekarang.
Pemimpin Rusia itu tidak memberikan penjelasan yang rinci mengenai persyaratan agar kapal-kapal pembawa pasokan biji-bijian dapat melakukan pengiriman.
3. Putin minta Ukraina bersihkan ranjau laut

Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Sejak saat itu, sebagian besar garis pantai selatan Ukraina telah dikuasai dan kontrol akses ke pelabuhan Laut Hitam berada di tangan Rusia. Tapi Moskow menyalahkan Ukraina dan Barat atas gangguan ekspor gandum.
Pada Jumat, Putin mengatakan bahwa Ukraina dapat mengekspor biji-bijiannya, termasuk dari pelabuhan Odessa jika membersihkan area tersebut.
"Biarkan mereka menghapus ranjau, kami menjamin mereka bebas melewati perairan internasional," katanya dilansir Reuters.
Pemimpin Rusia juga mengatakan bahwa sanksi dari negara-negara Barat telah menghajar ekspor biji-bijian dan pupuknya sendiri sehingga memperparah krisis pangan.
Belum ada komentar langsung dari Ukraina. Tapi Odessa dan sekitarnya telah beberapa kali menjadi sasaran rudal Rusia.