Biarawati Kolumbia yang Diculik Sejak 2017 Dibebaskan

Jakarta, IDN Times - Gloria Cecilia Narvaez, seorang biarawati asal Kolumbia yang diculik sejak 7 Februari 2017 di Mali telah dibebasakan pada hari Sabtu (9/10/2021). Dia diculik oleh Front Pembebasan Macina saat bekerja sebagai misionaris di Koutiala, dekat perbatasan antara Mali dan Bukina Faso. Penculiknya adalah Front Pembebasan Macina, sebuah kelompok yang memiliki hubungan dengan Al Qaeda.
1. Bertemu dengan presiden Mali
Melansir dari Reuters, pembebasan biarawati ini telah dikonfirmasi oleh kepresidenan Mali. Kepresidenan Mali dalam sebuah pernyataan menyampaikan memuji keberanian Narvaez dan memberitahu pembebasan berdasarkan hasil kerja sama beberapa badan intelijen.
Setelah bebas Narvaez dengan mengenakan pakaian dan jilbab bewarna kuning bertemu dengan Presiden Mali, Assimi Goita. Menanggapi pembebasannya biarawati itu dalam sebuah pernyataan di televisi mengucapkan terima kasih kepada phak berwenang Mali dan semua pihak yang berupaya membantu membebaskannya.
Menurut keterangan dari Wakil Presiden dan Menteri Luar Negeri Kolombia Marta Lucia Ramirez, Navaez berhasil dibebaskan dengan bantuan dari Prancis.
Prancis diketahui memiliki operasi militer di wilayah Sahel Afrika, termasuk di Mali sejak 2014, yang malawan kelompok pemberontak. Prancis pada bulan Juni mengumumkan akan mengurangi operasi militer di wilayah tersebut.
Keputusan Prancis telah menyebabkan pemerintah Mali meminta bantuan kolektif tentara swasta Rusia, kelompok Wagner, yang terlibat dalam konflik di berbabagai negara Afrika salah satunya dalam pertempuran dengan seorang jenderal pemberontak, Khalifa Haftar, di Libya.
2. Saat diculik Narvaez pernah mengirimkan surat kepada saudarannya
Melansir dari BBC, Uskup Agung Bamako, Jean Zerbo memberitahu kepada para wartawan mengenai kondisi Narvaez yang baik-baik saja. Pemuka agama itu menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak berwenang Mali yang mengupayakan pembebasan. Zerbo memberitahu Narvaez akan melakukan perjalanan ke Roma.
Ada laporan yang tidak pasti kebenarannya mengenai kondisi Narvaez selama bertahun-tahun. Pada awal tahun 2021 dilaporkan ada dua orang Eropa yang ditahan oleh penculik di tempat yang sama dengan Narvaez berhasil melarikan diri. Menurut keterangan keduanya Narvaez baik-baik saja.
Pada bulan Maret tahun ini, saudara laki-laki Narvaez melaporkan telah menerima surat dari saudarinya yang mengonfirmasi dia masih hidup. Surat itu dilaporkan ditulis dengan huruf kapital, yang menurut keterangan saudara laki-laki selalu digunakan Narvaez, surat itu berisi nama orang tua mereka, diakhiri dengan tanda tangannya.
3. Wilayah Sahel Afrika rawan penculikan

Melansir dari Al Jazeera, pada bulan April tahun ini, seorang jurnalis dari Prancis bernama Olivier Dubois diculik di Mali utara. Dalam sebuah video penyanderaan, Dubois memberitahu yang menculiknya merupakan Kelompok untuk Mendukung Islam dan Muslim, sebuah kelompok pemberontak terbesar di Sahel.
Kemudian di bulan Juli terjadi penculikan terhadap tiga orang warga China China dan dua warga Mauritania, yang diculik oleh kelompol bersenjata dari sebuah lokasi konstruksi di barat daya Mali.
Penculikan sering terjadi di wilayah Sahel Afrika, yang dilakukan oleh kelompok-kelompok bersenjata untuk meminta uang tebusan. Kelompok pemberontak itu melancarkan berbagai serangan terhadap tentara nasional, pasukan Prancis dan misi penjaga perdamaian PBB.
Menurut kelompok Armed Conflict Location and Event Data Project sejak 2017 ada lebih dari 935 orang telah diculik di Mali.
Belum ada keterangan apakah pembebasan Narvaez dengan menggunakan uang tebusan atau tidak.