Biden ke Netanyahu: AS Tak Dukung Serangan ke Rafah

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menegaskan posisinya yang jelas soal rencana invasi Rafah oleh Israel, di mana AS tidak dapat mendukung rencana tersebut.
Gedung Putih merilis pernyataan tersebut berdasarkan pembicaraan antara Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, kemarin.
“AS tidak dapat mendukung operasi Israel terhadap Rafah, tanpa rencana bantuan kemanusiaan yang tepat dan kredibel,” sebut pernyataan dari Gedung Putih, dikutip dari Channel News Asia, Senin (29/4/2024).
“Presiden Biden menekankan perlunya kemajuan dan koordinasi penuh soal kemanusiaan,” lanjut pernyataan itu.
1. Israel siap bombardir Rafah
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan telah melakukan semua persiapan yang diperlukan untuk melancarkan operasi militer ke Kota Rafah, selatan Gaza.
“Mereka langsung masuk Rafah ketika sudah mendapat persetujuan pemerintah,” kata seorang pejabat Israel.
Israel menganggap Rafah adalah benteng terakhir pejuang Hamas. Mereka juga meminta agar warga Palestina dievakuasi terlebih dahulu sebelum pasukan IDF masuk.
2. Penduduk Rafah bakal diberitahu sebelum pasukan Israel masuk
Sementara itu, penduduk Rafah nanti akan diberitahu terlebih dahulu sebelum pasukan Israel merangsek masuk, sehingga mereka bisa dievakuasi secara bertahap.
“Evakuasi warga Rafah bisa memakan waktu sekitar empat hingga lima pekan,” lanjut sumber tersebut.
3. Israel bakal buru Hamas di seluruh penjuru Gaza
Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan bahwa IDF tidak akan melewatkan sejengkal pun di Gaza untuk memburu Hamas.
“Israel akan terus mengejar Hamas di mana pun di Gaza,” tegas dia.