Biden: Netanyahu Harus Berubah, Israel Mulai Kehilangan Dukungan

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, Perdana Menteri Israel (PM) Benjamin Netanyahu perlu membentuk pemerintahan baru jika ingin menyelesaikan konflik dengan Palestina.
Dia mengatakan hal itu sambil menegaskan dukungannya untuk Tel Aviv yang sedang melawan Hamas. Biden juga mengatakan, Israel saat ini telah kehilangan dukungan global karena terus melakukan serangan di Jalur Gaza.
1. Israel kehilangan dukungan karena pemboman sembarangan

Biden mengakui keselamatan warga Israel benar-benar dipertaruhkan setelah serangan Hamas pada 7 Oktober. Dia menekankan komitmennya mendukung Israel tidak dapat digoyahkan.
Namun, dia juga memberikan kritik kepada negara sekutunya tersebut.
"Keamanan Israel bisa saja bergantung pada AS, namun saat ini Israel memiliki lebih dari AS. Israel memiliki Uni Eropa (UE), memiliki Eropa, dan memiliki sebagian besar dunia. Namun mereka mulai kehilangan dukungan tersebut dengan pemboman tanpa pandang bulu yang terjadi," kata Biden saat berpidato penggalangan dana kampanye pada Selasa (12/12/2023), dikutip dari Reuters.
2. Netanyahu perlu berubah untuk menyelesaikan konflik
Kritik Biden tidak hanya berhenti di situ. Dia juga menggambarkan pemerintahan Israel saat ini paling konservatif dalam sejarah negara tersebut dan secara fundamental menentang solusi dua negara.
Dilansir Huffington Post, Biden menyebut Netanyahu perlu berubah untuk menjadi moderat, guna mencapai solusi jangka panjang bagi konflik dua negara.
Namun, Biden melihat hal itu sulit diwujudkan karena pemerintahan Netanyahu mencakup partai ultranasionalis sayap kanan.
"Pemerintahan di Israel mempersulit dia untuk berubah," katanya.
Biden juga menyebut nama Itamar Ben-Gvir yang punya catatan mendukung ekstremis kekerasan dan kini jadi Menteri Keamanan Nasional. Ben-Gvir tidak menginginkan solusi dua negara.
3. Ketidakpuasan para pejabat senior AS

Biden semakin menghadapi tekanan besar, termasuk dari Partai Demokrat sendiri, untuk mengendalikan kampanye militer Israel. Washington baru-baru ini mendesak Tel Aviv untuk mengutamakan nyawa manusia.
Para pejabat senior AS juga semakin tidak puas terhadap Israel. Menteri Luar Negeri Antony Blinken baru-baru ini mengatakan, ada kesenjangan antara janji Israel untuk menyelamatkan nyawa warga sipil di Gaza dan kenyataan di lapangan.
Dilansir BBC, Netanyahu sendiri mengatakan telah mendapat dukungan penuh dari AS atas serangan darat pasukannya. Tujuannya memulihkan sandera dan menghancurkan Hamas.
"Ya, ada perbedaan pendapat mengenai 'hari setelah Hamas' dan saya berharap kita akan mencapai kesepakatan di sini juga," kata Netanyahu.