Bom Sisa Konflik Meledak di Suriah, 16 Orang Tewas

Jakarta, IDN Times - Bom sisa konflik Suriah meledak di kota pesisir Lattakia pada Sabtu (15/3/2025). Sedikitnya 16 orang dilaporkan tewas dan 18 lainnya terluka.
Kantor berita SANA melaporkan bahwa ledakan diduga terjadi setelah seorang penjual barang rongsokan menangani bom tersebut untuk mengambil logamnya. Ledakan itu menghancurkan gedung empat lantai, merobohkan lempengan beton, dan menyebabkan warga terjebak di bawah reruntuhan.
Lembaga pemantau perang yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, juga menyebut ledakan itu sebagai sebuah "kecelakaan.
1. Lima anak termasuk di antara korban tewas
Dilansir dari The New Arab, petugas penyelamat bekerja sepanjang malam untuk mengevakuasi jenazah dan mencari korban selamat. Dari 16 jenazah yang ditemukan, lima di antaranya adalah anak-anak.
“Operasi pencarian dan penyelamatan terus dilakukan untuk menyelamatkan mereka yang terjebak,” kata kelompok paramedis, White Helmets, dalam sebuah pernyataan pada Minggu (16/3/2025).
Ward Jammoul, warga Latakia, mengatakan bahwa ia mendengar ledakan keras saat kejadian dan melihat bangunan tersebut telah hancur total. Petugas penyelamat dan orang-orang sekitar kemudian berkumpul untuk mencari mereka terjebak di bawah reruntuhan.
2. Ada ratusan ribu amunisi masa konflik yang belum pernah meledak
Dilansir dari DW, sisa-sisa senjata konflik yang belum meledak terus menjadi ancaman di Suriah. Pada Februari 2025, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa sekitar 100 orang tewas akibat amunisi yang belum meledak selama 13 tahun terakhir.
Sejak presiden Bashar Assad digulingkan pada Desember 2024, lebih dari 1.400 alat peledak yang belum meledak telah disingkirkan dengan aman.
Menurut badan bantuan Humanity and Inclusion, para ahli memperkirakan 100-300 ribu dari sekitar 1 juta amunisi yang digunakan selama perang sipil Suriah belum pernah meledak. Kelompok itu juga telah mengidentifikasi 138 ladang ranjau dan area terkontaminasi di Idleb, Aleppo, Hama, Deir-ez-Zor, dan Lattakia.
3. Ledakan terjadi pada peringatan 14 tahun pemberontakan Suriah
Ledakan pada Sabtu terjadi ketika warga Suriah memperingati 14 tahun pemberontakan rakyat untuk pertama kalinya sejak Assad digulingkan.
Konflik Suriah berawal dari demonstrasi damai menentang rezim Assad pada 15 Maret 2011, yang diikuti oleh ribuan orang. Namun, aksi protes tersebut kemudian berkembang menjadi perang saudara setelah Assad menindak demonstran dengan kekerasan.
Pada 8 Desember 2024, Assad digulingkan oleh pemberontak yang dipimpin oleh kelompok Islamis Hayat Tahrir al-Sham (HTS). Pemimpin kelompok tersebut, Ahmed al-Sharaa, kini ditunjuk sebagai presiden sementara Suriah.