Cegah Polusi, India dan Pakistan Tangkap Petani yang Bakar Jerami

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 16 petani ditangkap di negara bagian Haryana, India Utara, karena membakar jerami padi secara ilegal untuk membersihkan ladang. Pembakaran sisa tanaman ini merupakan salah satu praktik yang menyebabkan peningkatan polusi udara di sekitar New Delhi pada awal musim dingin.
Setiap tahun, wilayah ibu kota India menghadapi polusi ketika suhu menurun dan udara dingin memerangkap debu konstruksi, emisi kendaraan, dan asap. Pejabat mengatakan bahwa sebagian besar asap tersebut berasal dari negara bagian Punjab dan Haryana.
- https://www.reuters.com/world/india/sixteen-farmers-arrested-burning-crop-waste-pollution-rises-north-india-2024-10-22/
- https://economictimes.indiatimes.com/news/india/sixteen-farmers-arrested-for-burning-crop-waste-as-pollution-rises-in-north-india/articleshow/114459739.cms?from=mdr
- https://www.hindustantimes.com/india-news/delhi-pollution-factories-not-causing-pollution-farmers-slam-stubble-burning-penalty-101729495547342.html
1. Delhi tercatat sebagai kota tercemar kedua di dunia
Dilansir Reuters, polisi di wilayah Kaithal, Haryana, pada Selasa (22/10/2024), mengatakan bahwa mereka menerima 22 pengaduan terkait pembakaran jerami tahun ini. Adapun 16 orang telah ditangkap telah dibebaskan dengan jaminan.
Laporan media lokal menyebutkan bahwa investigasi telah diluncurkan terhadap hampir 100 petani di seluruh Haryana, dengan lebih dari 300 petani dikenakan denda.
Para petani mengungkapkan bahwa mereka membakar jerami karena terpaksa dan menyalahkan pemerintah karena tidak menemukan solusi berkelanjutan untuk masalah tersebut.
“Pemerintah harus mencari solusi permanen agar insiden pembakaran tunggul bisa berkurang. Membakar tunggul adalah keharusan kami. Pemerintah tidak memberikan solusi apa pun; sebaliknya, kasus-kasus sedang didaftarkan terhadap para petani. Mereka selalu menyalahkan petani atas polusi yang terjadi. Apakah tidak ada pabrik dan industri di Delhi dan Punjab? Apakah mereka tidak berkontribusi terhadap polusi?" kata petani bernama Ram Singh.
2. 71 orang ditangkap di Pakistan
Menurut Dewan Pengendalian Polusi Pusat (CPCB), kualitas udara di Delhi sangat buruk pada Selasa pagi, dengan indeks kualitas udara (AQI) sebesar 320. Perusahaan teknologi kualitas udara Swiss, IQAir, bahkan menempatkan kota ini sebagai kota paling tercemar kedua di dunia pada Selasa, setelah Lahore di Pakistan.
Di provinsi Punjab, Pakistan, polisi mengatakan bahwa mereka menerima 182 pengaduan terkait pembakaran jerami dan sampah, pengoperasian tungku bata, serta mengemudikan kendaraan yang mengeluarkan asap. Sedikitnya 71 orang telah ditangkap
"Anggaran juga telah dialokasikan untuk hujan buatan dan langkah-langkah lainnya," kata Menteri Senior Punjab, Marriyum Aurangzeb.
Ia menambahkan bahwa setiap hujan buatan akan memakan biaya antara 5 juta rupee hingga 7 juta rupee (sekitar Rp280 juta–Rp392juta).
3. Kualitas udara di Delhi akan tetap buruk selama beberapa hari mendatang
Kementerian Lingkungan Hidup India mengatakan bahwa kualitas udara di Delhi kemungkinan akan tetap berada pada kategori sangat buruk dalam beberapa hari mendatang karena kondisi meteorologi dan iklim yang tidak menguntungkan.
Untuk mengurangi polusi, pihak berwenang di Delhi telah memerintahkan penyiraman air di jalan-jalan untuk mengatasi debu, meningkatkan layanan bus umum dan metro, serta menaikkan biaya parkir untuk mengurangi penggunaan mobil. Namun, para pemerhati lingkungan menilai bahwa langkah-langkah tersebut tidak memadai.
“Ini hanyalah langkah darurat… Mitigasi polusi udara ini memerlukan solusi komprehensif jangka panjang, bukan langkah-langkah sementara seperti ini," kata aktivis lingkungan, Vimlendu Jha.