Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

China Berang Dituduh AS-Jepang sebagai Ancaman

bendera China. (unsplash.com/Dominic Kurniawan Suryaputra)
bendera China. (unsplash.com/Dominic Kurniawan Suryaputra)
Intinya sih...
  • Kementerian Luar Negeri China menuduh AS-Jepang salah menyalahkan Beijing terkait masalah maritim dan kebijakan pertahanan militer.
  • China mengumumkan peningkatan anggaran pertahanannya sebesar 7,2 persen, dengan fokus pada pembangunan yang damai dan pertahanan nasional yang defensif.
  • AS dan Jepang sepakat meningkatkan kerja sama militer untuk menghadapi ancaman strategis terbesar dari China di wilayah Indo-Pasifik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri China angkat suara atas pernyataan bersama antara Amerika Serikat (AS) dan Jepang yang menuduh Beijing sebagai ancaman keamanan. China menilai AS dan Jepang salah menuding Beijing terlibat masalah maritim, serta menyalahkan kebijakan pertahanan dan perkembangan militernya.

Komentar tersebut menyusul kritik Washington dan Tokyo terhadap, apa yang mereka sebut sebagai, perilaku provokatif Beijing di Laut China Selatan dan Timur, latihan militer gabungan dengan Rusia, serta perluasan persenjataan nuklirnya yang pesat.

"Mereka dengan jahat menyerang dan mendiskreditkan China dalam masalah maritim dan membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab mengenai perkembangan militer dan kebijakan pertahanan nasional China yang normal," ujar juru bicara Kementerian, Lin Jian. 

"China sangat tidak puas dengan (pernyataan) ancaman China yang berlebihan dan spekulasi jahat mengenai ketegangan regional," tambah Lin, dikutip dari Reuters.

1. China tingkatkan anggaran pertahanan sebesar 7,2 persen

China telah berselisih dengan beberapa negara di Asia-Pasifik selama bertahun-tahun karena klaim maritimnya di Laut China Selatan. Pada Maret, Beijing mengumumkan peningkatan anggaran pertahanannya sebesar 7,2 persen, yang merupakan peningkatan tertinggi kedua di dunia setelah AS.

"China selalu mengikuti jalur pembangunan yang damai, dengan tegas menerapkan kebijakan pertahanan nasional yang bersifat defensif dan pembangunan pertahanan nasional, serta aktivitas militernya sah dan masuk akal," kata Lin.

Lin menambahkan bahwa Beijing selalu mempertahankan kemampuan nuklirnya pada tingkat minimum yang diperlukan untuk keamanan nasional dan tidak menimbulkan ancaman bagi negara mana pun.

"Kami sangat mendesak Amerika Serikat dan Jepang untuk segera berhenti mencampuri urusan dalam negeri China dan berhenti menciptakan musuh khayalan," tambah Lin.

2. AS-Jepang perkuat kerja sama militer

bendera Jepang (unsplash.com/Romeo A)
bendera Jepang (unsplash.com/Romeo A)

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, Menteri Luar Negeri Antony Blinken, serta mitra mereka dari Jepang, Minoru Kihara dan Yoko Kamikawa, sepakat meningkatkan kerja sama militer kedua negara, dengan meningkatkan komando dan kendali pasukan Washington di negara Asia Timur tersebut dan memperkuat produksi rudal berlisensi AS. 

Pada Minggu (28/7/2024), para pejabat dari kedua negara tersebut menggambarkan meningkatnya ancaman dari China sebagai tantangan strategis terbesar.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, Pasukan AS di Jepang (USFJ) akan dibentuk kembali sebagai markas besar pasukan gabungan yang melapor kepada Komandan Komando Indo-Pasifik Washington untuk memfasilitasi interoperabilitas dan kerja sama yang lebih dalam pada operasi bilateral bersama di masa damai dan dalam keadaan darurat.

Dilansir CNN, USFJ yang bermarkas di Pangkalan Udara Yokota, terdiri dari sekitar 54 ribu personel militer AS yang ditempatkan di Jepang berdasarkan perjanjian kerja sama dan keamanan bersama kedua negara pada 1960.

3. Washington sebut perilaku China jadi tantangan strategis terbesar di kawasan

bendera AS (pexels.com/Brett Sayles)
bendera AS (pexels.com/Brett Sayles)

Dalam pidato pembukanya, Austin menyebut China terlibat dalam perilaku koersif, serta mencoba mengubah status quo di Laut China Timur dan Selatan, di sekitar Taiwan, dan di seluruh kawasan.

Dilaporkan Associated Press, para pejabat AS-Jepang mengatakan bahwa kebijakan luar negeri Beijing berusaha membentuk kembali tatanan internasional demi keuntungannya sendiri dengan mengorbankan pihak lain.

Mereka menyebut perilaku seperti itu merupakan kekhawatiran serius bagi aliansi dan seluruh komunitas internasional, serta mewakili tantangan strategis terbesar di wilayah Indo-Pasifik dan sekitarnya.

Dalam laporan tahunannya mengenai militer China, Washington telah mengecam negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut karena mengembangkan persenjataan militer dan hulu ledak nuklirnya dengan cepat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Angga Kurnia Saputra
EditorAngga Kurnia Saputra
Follow Us