Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

China Diselidiki atas Putusnya Dua Kabel di Laut Baltik

Ilustrasi Kapal (IDN Times/Sukma Shakti)
Intinya sih...
  • Kapal China Yi Peng 3 diselidiki terkait putusnya 2 kabel serat optik di perairan Swedia
  • Perwakilan dari Jerman, Swedia, Finlandia, dan Denmark diajak untuk menaiki kapal selama investigasi
  • Direktur SHK John Ahlberk berharap dapat mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dalam penyelidikan yang dipimpin oleh otoritas China

Jakarta, IDN Times - Sebuah kapal China, Yi Peng 3 sedang diselidiki terkait putusnya dua kabel serat optik di perairan teritorial Swedia di Laut Baltik pada 17-18 November. Yi Peng 3 diduga sebagai penyebabnya karena berlayar di perairan tersebut saat kabel putus.

China telah mengizinkan perwakilan dari Jerman, Swedia, Finlandia, dan Denmark untuk menaiki kapal tersebut selama investigasi pada Kamis (19/12/2024). Masalah tersebut membuat kapal berlabuh di selat Kattegat antara Swedia dan Denmark sejak 19 November.

1. China memimpin investigasi

Ilustrasi bendera China. (Ecow, CC0, via Wikimedia Commons)

Polisi Swedia mengatakan investigasi itu dilakukan oleh perwakilan otoritas China dan otoritas Swedia diundang untuk mengamati. Polisi menambahkan tidak ada tindakan investigasi yang akan diambil oleh pihaknya.

Polisi juga mengatakan kunjungan itu difasilitasi oleh otoritas Denmark dan Otoritas Investigasi Kecelakaan Swedia (SHK) juga ambil bagian. SHK mengatakan polisi tidak dapat menjalankan yurisdiksi atas kapal asing yang berlabuh di perairan internasional.

Direktur SHK John Ahlberk mengatakan telah mengerahkan tiga penyelidik di dan berharap untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin. Penyelidikan ini dipimpin oleh otoritas China.

"Ada yang mengatakan bahwa putusnya kabel itu ada kaitannya dengan jangkar kapal. Jadi menarik bagi kami untuk mendengar apa yang dikatakan awak kapal tentang hal itu," kata Ahlberk, dikutip dari France 24.

Menteri Luar Negeri Denmark Lars Lokke Rasmussen mengatakan perwakilan dari China, Denmark, Swedia, Jerman, dan Finlandia berada di kapal. Pihaknya hanya memfasilitasi dan berharap pemeriksaan segera selesai dan kapal dapat berlayar ke tujuannya.

2. Kapal China diyakini sebagai penyebab putusnya kabel

Ilustrasi kapal. (IDN Times/Arief Rahmat)

Kapal itu diketahui meninggalkan pelabuhan Ust-Luga di Rusia pada 15 November, dan analisis dari MarineTraffic menunjukkan koordinat kapal sesuai dengan waktu dan tempat saat kabel putus. Kabel Laut Baltik, satu menghubungkan Finlandia dan Jerman dan lainnya menghubungkan Swedia ke Lithuania, dilansir dari Reuters.

Dugaan pelanggaran itu terjadi di zona ekonomi eksklusif Swedia dan jaksa Swedia melakukan penyelidikan atas dugaan kemungkinan sabotase.

Swedia pada akhir November telah meminta kerja sama China dalam penyelidikan tersebut. Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson telah mendesak kapal tersebut untuk kembali ke Swedia untuk membantu penyelidikan.

Pejabat intelijen Barat dari berbagai negara mengatakan mereka yakin kapal itu sebagai penyebabnya. Namun, mereka menyampaikan pandangan yang berbeda mengenai apakah hal ini merupakan kecelakaan atau mungkin disengaja.

3. Rusia dikaitkan dengan sabotase

Ilustrasi bendera Rusia. (Schlurcher via Wikimedia Commons)

Para pejabat Eropa mengatakan mereka mencurigai pemutusan kabel itu karena adanya sabotase terkait dengan invasi Rusia ke Ukraina. Tuduhan itu telah dibantah oleh Kremlin, yang menganggap hal itu tidak masuk akal dan menggelikan.

Ketegangan di sekitar Laut Baltik meningkat sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Pada September 2022, serangkaian ledakan bawah laut menghancurkan jaringan pipa Nord Stream yang membawa gas Rusia ke Eropa, hingga saat ini penyebabnya belum diketahui.

Pada Oktober 2023, jaringan pipa gas bawah laut antara Finlandia dan Estonia ditutup setelah rusak oleh jangkar kapal kargo China.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ifan Wijaya
EditorIfan Wijaya
Follow Us