Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

China Protes AS: Jangan Sesatkan Publik dengan Tarif!

Perang Amerika vs China (pexels.com/i@karolina-grabowska)
Perang Amerika vs China (pexels.com/i@karolina-grabowska)
Intinya sih...
  • Kementerian Luar Negeri China menegaskan tidak ada negosiasi tarif dengan AS, menuding AS menyesatkan publik.
  • Presiden Trump menyatakan adanya pembicaraan perdagangan dengan China, namun Beijing membantah hal tersebut.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri China mendesak Amerika Serikat (AS) untuk berhenti menyesatkan publik mengenai negosiasi tarif bilateral. Mereka mengatakan, tidak memiliki informasi jika Beijing berencana membebaskan tarif pada beberapa impor AS.

"Amerika Serikat dan China tidak terlibat dalam konsultasi atau pembicaraan mengenai masalah tarif," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, dikutip dari Straits Times, Jumat (25/4/2025).

 

1. Trump ungkap AS-China nego tarif

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Gage Skidmore from Peoria, AZ, United States of America, CC BY-SA 2.0 , via Wikimedia Commons)
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Gage Skidmore from Peoria, AZ, United States of America, CC BY-SA 2.0 , via Wikimedia Commons)

Presiden AS Donald Trump menegaskan pada Kamis (24/4/), pembicaraan perdagangan antara kedua negara sedang berlangsung, setelah Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perdagangan China membantah adanya negosiasi tersebut.

Guo juga mengatakan, dia tidak mengetahui secara spesifik apakah Beijing berencana untuk membebaskan tarif pada beberapa impor AS. Namun, Trump mengatakan, ia berbicara dengan Presiden China Xi Jinping mengenai pembicaraan tarif, dan pembahasan berjalan sangat baik.

"Kami bertemu dengan China. Kami baik-baik saja dengan semua orang, Namun, pada akhirnya, saya telah membuat semua kesepakatan," ujar Trump.

Pernyataan bolak-balik oleh Beijing dan Washington menambah kebingungan lebih lanjut tentang kapan dan apakah dua ekonomi terbesar di dunia akan memulai pembicaraan tentang pungutan tinggi atas barang satu sama lain.

2. Saling balas tarif

ilustrasi bendera China (pixabay.com/glaborde7)
ilustrasi bendera China (pixabay.com/glaborde7)

Beberapa putaran kenaikan tarif dan tindakan pembalasan telah menaikkan tarif AS atas barang-barang China menjadi 145 persen, dan tarif China atas impor AS menjadi 125 persen. Saling balas tarif ini mengacaukan operasi banyak bisnis di kedua belah pihak.

Pemerintahan Trump telah menyatakan akan mempertimbangkan untuk menurunkan tarif atas beberapa barang impor China, sambil menunggu pembicaraan dengan Beijing. Sementara bagi Negeri Tirai Bambu, AS harus membatalkan semua tarif sepihak jika ingin menyelesaikan masalah perdagangan.

3. Perang dagang tak terelakkan

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AS). (unsplash.com/Aaron Burden)
Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AS). (unsplash.com/Aaron Burden)

Tarif balasan yang dimulai dengan pengumuman Presiden AS Donald Trump tentang pungutan impor yang besar pada 2 April 2025 telah mengancam akan menghentikan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia dan memicu kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan global.

AS pekan ini mengubah nadanya dan mengatakan situasinya tidak dapat dipertahankan, dan China sedang mempertimbangkan untuk membebaskan beberapa impor AS dari tarif 125 persen yang merupakan tanda terbesar sejauh ini dari kekhawatiran Beijing tentang dampak ekonomi. Langkah-langkah tersebut merupakan tanda-tanda terbaru bahwa dua ekonomi terbesar di dunia tersebut siap untuk mengendalikan perang dagang mereka.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us