COP29: Azerbaijan Sebut Minyak dan Gas sebagai Anugerah Tuhan

Jakarta, IDN Times - Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan bahwa minyak dan gas adalah anugerah Tuhan. Dia menyampaikan hal itu dalam konferensi iklim COP29 pada Selasa (12/11/2024).
Azerbaijan adalah salah satu eksportir minyak dunia. Kalimat Aliyev dinilai sebagai upaya membela sumber daya bahan bakar fosil, usai beberapa aktivis iklim mengkritik penyelenggaraan COP29.
1. Negara tidak boleh disalahkan karena memiliki sumber minyak dan gas

COP29 adalah Konferensi Perubahan Iklim yang disponsori oleh PBB. Sebagai tuan rumah, Azerbaijan dikritik oleh para aktivis karena negara itu banyak menggunakan energi fosil yang menjadi salah satu penyebab perubahan iklim.
Dilansir Sky News, Aliyev menggambarkan negaranya sebagai korban dari fitnah dan pemerasan yang direncanakan dengan baik oleh media Barat, aktivis, dan politisi.
"Negara-negara tidak boleh disalahkan karena memilikinya (gas dan minyak), dan tidak boleh disalahkan karena membawa sumber daya ini ke pasar, karena pasar membutuhkannya. Rakyat membutuhkannya," ujarnya.
Anggaran pemerintah Azerbaijan sekitar 60 persen berasal dari bahan bakar fosil dan 90 persen pendapatan ekspor juga dari bahan bakar fosil.
Tapi Aliyev merasa tidak adil jika negaranya disebut sebagai negara petro, sebab Azerbaijan hanya memproduksi kurang dari 1 persen minyak dan gas dunia.
2. Azerbaijan mendukung transisi energi hijau
Salah satu tujuan COP29 adalah mengurangi emisi gas kaca secara drastis. Selain itu, COP29 juga berhasrat melindungi kehidupan dari dampak perubahan iklim yang semakin memburuk.
Dilansir Independent, meski Aliyev membela sumber ekonomi fosilnya, tapi dia mengatakan akan menjadi pendukung kuat transisi energi hijau.
"Kami sedang melakukannya. Namun, pada saat yang sama, kami harus realistis. Porsi Azerbaijan dalam emisi gas global hanya 0,1 persen," katanya.
Direktur Fossil Fuel Treaty Initiative Alex Rafalowicz mengatakan, negara memang tidak dapat disalahkan atas sumber daya alam mereka.
"Tetapi mereka bertanggung jawab atas ancaman yang mereka timbulkan bagi umat manusia dengan mengekstraksi sumber daya tersebut dari tanah dan mendorong dampak iklim. Ini merupakan pengkhianatan terhadap negara-negara yang hadir di sini dalam negosiasi ini," jelasnya.
3. Guterres kecam penggandaan penggunaan bahan bakar fosil

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga memberikan pidato dalam konferensi di Baku. Dia mengecam penggandaan penggunaan bahan bakar fosil.
"Kita sedang dalam hitungan mundur terakhir untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celsius dan waktu tidak berpihak pada kita," ujarnya, dikutip BBC.
Guterres menyebut bahwa 2024 merupakan tahun yang parah. Organisasi Meteorologi Dunia PBB mengatakan, 2024 akan jadi tahun terhangat di dunia yang pernah tercatat.
Guterres juga mengatakan, negara-negara terkaya perlu membayar paling banyak untuk pendanaan iklim. Ini karena mereka penghasil emisi terbesar dengan kapasitas dan tanggung jawab yang juga terbesar.