Dendam karena Ibunya Bangkrut, Ini Fakta Pembunuh Shinzo Abe

Jakarta, IDN Times - Tersangka pembunuhan mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe telah dibekuk aparat keamanan di Jepang. Nama terduga pelaku adalah Tetsuya Yamagami.
Yamagami sejauh ini diketahui sebagai mantan anggota Pasukan Bela Diri Maritim Jepang berusia 41 tahun. Statusnya ketika ditangkap adalah seorang pengangguran.
Shinzo Abe adalah PM Jepang termuda dan terlama. Dia terbunuh saat sedang menyampaikan pidato di kota Nara pada 8 Juli. Sempat diterbangkan ke rumah sakit, tapi nyawanya tidak tertolong.
Berikut ini adalah fakta-fakta tersangka pembunuh mantan PM Shinzo Abe.
1. Tersangka memiliki dendam kepada Shinzo Abe
Hasil penyelidikan sementara yang dilakukan oleh pihak berwenang Jepang, sejauh ini Yamagami diketahui awalnya memiliki rencana untuk menyerang seorang pemimpin kelompok agama.
Pemimpin tersebut, dilansir Manichi, diyakini oleh Yamagami telah menyebabkan ibunya mengalami kebangkrutan karena memberikan sumbangan besar terhadap kelompok agama tersebut.
Sejauh ini tidak diberikan informasi secara rinci oleh kepolisian tentang kelompok agama yang dimaksud.
Yamagami kemudian juga memiliki niat membunuh Abe karena percaya bahwa mantan PM Jepang itu memiliki hubungan dengan kelompok agama itu.
2. Tersangka tidak menentang pandangan politik Shinzo Abe
Pada penyelidikan yang digelar Sabtu (9/7/2022), Yamagami mengakui tuduhan bahwa dirinya memang berniat membunuh Abe. Bahkan dia juga telah merencanakan sejak lama, mengikuti beberapa acara pidato publik Shinzo Abe di tempat lain sebelumnya.
Sumber informasi yang didapat Manichi, Yamagami menargetkan Abe karena kebencian. Dia juga menyatakan tidak menentang pandangan politik mantan PM Jepang itu.
Kepolisian Jepang Prefektur Nara saat ini masih terus mendalami motif spesifik tersangka. Polisi juga disebut dengan hati-hati menyelidiki masalah antara keluarga tersangka dengan kelompok agama yang dimaksudkan.
3. Tersangka mempertimbangkan serangan bom

Shinzo Abe ditembak dari belakang oleh tersangka Yamagami dengan senjata rakitan. Senjata itu dibungkus dengan selotip hitam sepanjang 60 sentimeter.
Tersangka disebut telah mempersiapkan serangan itu secara berbulan-bulan. Awalnya, menurut NHK, Yamagami telah mempertimbangkan menggunakan serangan bom tapi akhirnya memilih menggunakan senjata.
Peralatan yang digunakan untuk merakit senjata itu dibeli secara terpisah secara daring.
Bahkan senjata itu telah selesai dibuat dalam beberapa versi dari mulai dua pipa baja yang digabung dengan perekat, sampai enam pipa baja yang juga digabung dengan perekat. Senjata telah selesai beberapa bulan sebelumnya.
Abe yang ditembak dari belakang, sempat berbalik ke arah penyerang tapi kemudian jatuh terjerembab ke tanah saat tembakan kedua dilepaskan.
4. Tersangka dikenal sebagai seorang pendiam

Tetsuya Yamagami sejauh ini diketahui tinggal di sebuah bangunan flat kecil di lantai delapan. Yamagami harus naik turun lewat tangga menuju flatnya karena lift hanya sampai di lantai tiga.
Beberapa tetangga Yamagami memberikan keterangan bahwa yang bersangkutan adalah orang yang pendiam.
"Saya menyapa tapi dia mengabaikan saya. Dia hanya melihat ke bawah ke samping tanpa mengenakan masker. Dia tampak gugup," kata perempuan yang hanya menyebut nama keluarganya, Nakayama, dikutip dari Reuters.
Tetangganya yang lain, Mai, seorang perempuan Vietnam, tinggal dua pintu dari Yamagami. Mai menjelaskan bahwa lelaki itu tampak menyendiri.
"Saya melihatnya beberapa kali. Saya membungkuk padanya di lift, tapi dia tidak mengatakan apa-apa," jelas Mai.
5. Tersangka berada di militer Jepang selama tiga tahun

Dilansir Manichi, Yamagami yang ditangkap adalah seorang pengangguran. Tapi sebelumnya, sempat bekerja di pabrik di wilayah Kansai, menjadi operator forklift dan berhenti pada Mei tahun ini.
Yamagami sendiri diketahui seorang mantan Angkatan Bela Diri Maritim Jepang. Dia berdinas antara tahun 2002 hingga 2005.
Selama berdinas di Angkatan Bela Diri Maritim, Yamagami bergabung di unit pelatihan di Sasebo, pangkalan angkatan laut utama di barat daya. Dia bertugas di bagian artileri perusak, kemudian ditugaskan ke kapal pelatihan di Hiroshima.
Menurut penjelasan perwira senior angkatan laut Jepang, pasukan Bela Diri berlatih dengan peluru tajam setahun sekali. Mereka juga melakukan pemeliharaan senjata.
"Tetapi karena mereka mengikuti perintah ketika melakukannya, sulit dipercaya bahwa mereka memperoleh pengetahuan yang cukup untuk bisa membuat senjata," katanya.
Menurut perwira senior yang tidak disebutkan namanya itu, seorang tentara yang telah lama bertugas pun sebenarnya tidak tahu cara membuat senjata.