Dibantu Israel, Palestina Suntikkan 2 Ribu Vaksin COVID-19 ke Nakes

Jakarta, IDN Times - Otoritas Palestina telah memulai program vaksinasi nasional di Tepi Barat (West Bank) setelah menerima dua ribu dosis vaksin dari Israel. Adapun jenis vaksin yang digunakan pada gelombang pertama ini adalah vaksin Moderna.
“Kami mulai (vaksinasi) nasional hari ini,” kata Menteri Kesehatan Palestina Mai al-Kaila, Selasa (2/1/2021) sebagaimana dilaporkan Al Jazeera.
Pada Minggu (31/1/2021) lalu, Israel telah berjanji untuk mendistribusikan lima ribu dosis vaksin Pfizer kepada Pelestina pada pekan pertama Februari. Vaksin tersebut digolongkan sebagai bantuan kemanusiaan di tengah pandemik COVID-19.
1. Memprioritaskan tenaga kesehatan

Vaksinasi nasional diawali dari Tepi Barat, daerah yang dikuasai oleh Hamas dan diblokade oleh Israel. Kebijakan pendudukan Israel menyebabkan beberapa wilayah, termasuk Tepi Barat, kesulitan untuk memperoleh akses vaksin.
Di tengah keterbatasan, kata al-Kaila, tenaga medis akan menjadi kelompok prioritas gelombang pertama vaksinasi nasional. “Kami telah memberikan prioritas tertinggi kepada personel kesehatan dan mereka yang bekerja di unit perawatan intensif,” tambah dia.
Sebagai informasi, dilansir dari Worldometers per Rabu (3/2/2021), angka akumulatif corona di Palestina mencapai 159.956 kasus positif dengan 1.849 kasus kematian.
2. Masih dibutuhkan lebih banyak vaksin

Koresponden Al Jazeera dari Ramallah, Nida Ibrahmi, menjelaskan sekalipun Israel telah menunaikan seluruh janjinya, Palestina tetap membutuhkan lebih dari lima ribu dosis vaksin untuk merealisasikan kekebalan imunitas.
“(Lima ribu vaksin) bahkan tidak cukup untuk menutupi sebagian kecil dari apa yang dibutuhkan Palestina,” ujar dia.
Nida menyambung, “Kementerian Kesehatan mengatakan ada lebih dari 12 ribu pekerja sektor kesehatan yang berada di lini depan menangani pasien COVID, baik di ICU atau laboratorium, dan mereka semua sangat membutuhkan (vaksin).” Di samping itu, masih ada lima juta warga Palestina di Tepi Barat yang tidak memiliki akses vaksin sampai sekarang.
3. Israel menuai kritik sebagai negara pemimpin progam vaksinasi

World Health Organization (WHO) beberapa saat lalu, menyatakan keprihatinannya tentang ketidakadilan yang terjadi di Israel. Ketika negara yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu itu memimpin kempanye vaksinasi paling sukses di dunia, Palestina sebagai wilayah yang diduduki justru mengalami krisis vaksin.
Pegiat hak asasi manusia mengatakan tindakan Israel berimbas pada kepemilikan tanggung jawab untuk memvaksinasi warga Palestina. Namun, Israel menyangkal tanggung jawab tersebut dan tetap menegaskan bahwa prioritasnya adalah memvaksinasi warganya sendiri.
Otoritas Palestina telah menandatangani kontrak dengan empat penyedia vaksin, salah satunya adalah Sputnik V yang diproduksi oleh Rusia, yang saat ini masih menjalani uji klinis Fase III. Sputnik V. menyampaikan bahwa mereka siap untuk menyediakan vaksin kepada 70 persen populasi Palestin yang tersebar di Tepi Barat dan Gaza.