Dituduh Sebarkan Hoaks, BBC Dilarang Beroperasi di Niger

Jakarta, IDN Times - Pemerintah militer Niger, pada Kamis (12/12/2024), menangguhkan operasional media asal Inggris, BBC, karena dituding menyebarkan berita palsu. Junta militer Niger dikenal sering membatasi akses media independen di negaranya.
Pada Februari, Niger sudah menangguhkan media independen asal Prancis, Maison de la Presse. Sejak dikuasai oleh rezim militer, aktivitas media independen dan jurnalis terus mendapat tekanan, intimidasi, ancaman kekerasan, hingga pengawasan ketat dari junta militer.
1. Tangguhkan BBC hingga 3 bulan ke depan

Penangguhan aktivitas BBC di Niger berlaku hingga 3 bulan ke depan. BBC dituduh menyebarkan berita bohong terkait tewasnya puluhan tentara Niger dan warga sipil.
"Media BBC memberikan informasi menyimpang yang bertujuan merusak stabilitas sosial dan merusak moral pasukan Niger. Dengan ini, kami meminta seluruh program dari stasiun berita BBC untuk ditangguhkan sementara waktu," tutur Menteri Komunikasi Niger Raliou Sidi Mohamed, dilansir Africa News.
Junta militer Niger menampik adanya serangan teroris di perbatasan Burkina Faso. Tak hanya menyasar BBC, Niger juga mengkritisi media Prancis, RFI, yang memberitakan serangan teroris tersebut.
2. Serangan teroris di Chatoumane tewaskan 90 tentara Niger
Pada Selasa (11/12/2024), media sosial di Niger digegerkan dengan kabar serangan teroris di Desa Petel Kole dan Chatoumane. Kedua desa tersebut terletak di bagian barat Niger, dekat perbatasan Burkina Faso.
Berdasarkan keterangan dari media sosial, serangan di Chatoumane mengakibatkan tewasnya 91 tentara dan 40 warga sipil. Namun, jumlah korban tewas dalam media sosial tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya.
Peristiwa ini menjadi lanjutan rangkaian serangan teroris di Niger, Mali, dan Burkina Faso. Ketiga negara pimpinan junta militer itu sudah menghadapi serangan teroris dari kelompok afiliasi Al-Qaeda dan Islamic State (IS), dilansir RFI.
Setidaknya 1.500 warga sipil dan tentara tewas akibat serangan kelompok teroris di Niger dalam setahun terakhir. Menurut kelompok pengamat ACLED, lebih dari 650 orang tewas di Niger antara Juli 2022-2023 akibat serangan teroris.
3. Militer Niger kontrol pertambangan uranium di negaranya
Pekan lalu, junta militer Niger mengambil alih pertambangan uranium dari perusahaan tambang Prancis, Orano. Langkah ini sebagai upaya lanjutan untuk mengubah regulasi perusahaan asing menambang bahan mentah di Niger.
Pada Juni, Niger sudah menarik izin operasional Orano untuk mengeksploitasi salah satu endapan uranium terbesar di dunia, yakni di Imouraren. Area tersebut diperkirakan menyimpan 200 ribu ton mineral.
Pada Oktober, perusahaan Prancis itu sudah menangguhkan produksi uranium di Somair, bagian utara Arlit. Penangguhan ini karena sulitnya operasional tambang usai penetapan kebijakan baru dari Niger dan masalah finansial.
Selain itu, Orano juga mengkritisi sulitnya proses ekspor uranium karena ditutupnya perbatasan Benin imbas masalah keamanan. Hingga kini, Orano masih jadi pemilik saham terbesar di Somair dengan 63,4 persen dan pemerintah Niger hanya memiliki 36,6 persen.