Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dokter dan Petugas Medis Jadi Target Kekerasan Militer Myanmar

Pengunjuk rasa menggelar aksi protes terhadap kudeta militer di Kota Yangon, Myanmar, Sabtu (6/2/2021). Mereka menuntut pembebasan pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi. ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/wsj.

Jakarta, IDN Times - Media lokal Myanmar melaporkan, pasukan keamanan melepas tembakan kepada demonstran anti-kudeta yang terdiri dari dokter, petugas medis, dan mahasiswa kedokteran pada Kamis (15/4/2021).
 
Kantor berita Mizzima mengabarkan sebagaimana dikutip dari Reuters, pekerja medis bergabung di garis depan bersama kelompok sipil yang menolak patuh terhadap rezim darurat di bawah kepemimpinan Jenderal Min Aung Hlaing.
 
Belum diketahui dengan pasti rincian korban, namun sejumlah dokter dan petugas medis terluka. Sementara, juru bicara junta tidak dapat dihubungi ketika dimintai komentar.
 
Ini bukan kali pertama dokter menjadi sasaran rezim. Awal bulan ini di Mandalay, pasukan keamanan menggunakan granat setrum dan menembakkan senjata untuk membubarkan pawai pekerja medis yang menggugat pengambilalihan kekuasaan. Empat dokter dikabarkan tertangkap.

1. Sedikitnya 19 dokter dituntut

default-image.png
Default Image IDN

Global New Light of Myanmar, surat kabar yang dikelola pemerintah, melaporkan sedikitnya 19 dokter dituntut oleh junta pada Rabu, 14 April 2021 karena berpartisipasi dalam gerakan pembangkangan sipil.
 
Mereka didakwa atas tuduhan mendukung dan berpartisipasi dalam gerakan yang bertujuan merusak adiministrasi negara.

2. Militer juga menyasar pekerja seni

default-image.png
Default Image IDN

Selain tenaga kesehatan, aparat juga mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap 100 orang yang aktif di bidang sastra, film, seni teater, musik, dan jurnalisme, dengan tuduhan menyebarkan informasi yang merusak stabilitas negara dan supremasi hukum.
 
Kelompok sipil berbondong-bondong turun ke jalan menuntut pembebasan pemimpin de facto merangkap pemimpin Partai Liga Nasional Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi. Mereka juga menuntut restorasi demokrasi dan mendesak supaya Tatmadaw, sebutan lain untuk militer Burma, kembali ke barak.

3. Dilaporkan 714 orang meninggal dunia

default-image.png
Default Image IDN

Sejak kudeta dilancarkan pada 1 Februari 2021, gelombang protes telah menewaskan lebih dari 714 orang, berdasarkan laporan Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik. Mereka juga mencatat, lebih dari 3.000 orang ditetapkan sebagai tahanan politik.

Protes terus berlanjut di seluruh Myanmar, bahkan ketika orang-orang memboikot perayaan resmi Thingyan, Tahun Baru tradisional Myanmar, sebuah momen yang biasanya dirayakan dengan pesta atau reuni bersama keluarga.
 
Dalam selebaran dan unggahan media sosial pekan lalu, orang-orang diminta tidak mengadakan perayaan Thingyan, menyatakan bahwa perayaan tidak menghormati para martir yang gugur.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us