Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Donald Trump Menyombongkan Diri Usai Lolos dari Pemakzulan

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berpidato di hadapan sejumlah walikota AS di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, pada 24 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berpidato di hadapan sejumlah walikota AS di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, pada 24 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst

Washington, IDN Times - Presiden Amerika Serikat Donald Trump merayakan hasil keputusan Senat yang tidak memecatnya pada Kamis (6/2). Sebelumnya pada Desember lalu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memakzulkan Trump yang berdasarkan voting sepakat bahwa ia telah melakukan dua pelanggaran dan layak dilengserkan.

Hasil tersebut dicemooh Trump sebagai bentuk partisan di DPR di mana Partai Demokrat menjadi suara mayoritas. Sementara itu, Senat didominasi Partai Republik. Meski begitu, Mitt Romney menjadi satu-satunya Senator partai pendukung Trump yang sepakat dengan DPR bahwa Trump bersalah sehingga harus dipecat.

1. Trump membanggakan diri dengan membawa sebuah koran dengan tajuk tentang dirinya yang lolos dari pemakzulan

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat Nancy Pelosi (D-CA) menyobek naskah pidato Presiden AS Donald Trump setelah pidato kenegaraan pada rapat bersama Senat AS di House of Chamber od the U.S. Capitol, di Washington, Amerika Serikat, pada 4 Februari 2020. (ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst)
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat Nancy Pelosi (D-CA) menyobek naskah pidato Presiden AS Donald Trump setelah pidato kenegaraan pada rapat bersama Senat AS di House of Chamber od the U.S. Capitol, di Washington, Amerika Serikat, pada 4 Februari 2020. (ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst)

Seperti dilaporkan The New York Times, Trump berpidato di hadapan semua pendukungnya di Gedung Putih dan di satu titik ia melambaikan koran The Washington Post dengan halaman depan tentang hasil sidang Senat yang meloloskannya dari jerat pemakzulan.

"Saya telah melakukan banyak kesalahan dalam hidup saya, saya akan mengakuinya... tapi ini adalah hasil akhirnya," kata Trump. "Sekarang kita punya kata indah itu. Saya tak pernah mengira itu akan terdengar sangat indah," tambahnya, merujuk pada vonis bebas yang menjadi judul halaman utama koran tersebut.

2. Trump mengklaim dirinya melalui proses tidak adil dan keji yang tidak dialami oleh orang lain

Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi menyobek kertas pidato Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyusul pidato State of the Union di sesi gabungan Kongres Amerika Serikat di U.S. Capitol di Washington, Amerika Serikat, pada 4 Februari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Joshua Roberts
Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi menyobek kertas pidato Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyusul pidato State of the Union di sesi gabungan Kongres Amerika Serikat di U.S. Capitol di Washington, Amerika Serikat, pada 4 Februari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Joshua Roberts

Ia pun mengklaim apa yang dialaminya adalah hal yang "keji" dan "korup". Partai Demokrat menurut Trump, adalah "polisi-polisi kotor" dan "para pembohong". Hasil di Senat sendiri sebetulnya sudah diprediksi banyak pengamat sejak jauh hari mengingat Partai Republik saat ini hanya punya Trump sebagai kandidat presiden untuk Pilpres November mendatang.

"Ini tidak seharusnya terjadi kepada presiden lain. Saya tak tahu presiden-presiden lain akan mampu melaluinya. Beberapa orang mengatakan tidak mungkin mereka bisa," tuturnya. Kemudian, Trump mulai menyerang mereka yang ia anggap sebagai musuh, termasuk Ketua DPR Nancy Pelosi dan politisi Partai Demokrat bernama Adam Schiff.

"Mereka ganas dan jahat. Orang-orang ini ganas. Adam Schiff adalah orang ganas dan buruk sekali. Nancy Pelosi merupakan orang jahat, dan dia ingin memakzulkan [saya] sejak lama," ia menambahkan. "Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga saya karena terus berada di sisi saya," kata Trump, kemudian memuji para politisi Partai Republik yang mendukungnya.

3. Mayoritas Senator sepakat Trump tidak melakukan dua pelanggaran yang dituduhkan DPR

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berpidato di hadapan sejumlah walikota AS di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, pada 24 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berpidato di hadapan sejumlah walikota AS di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, pada 24 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst

Trump resmi dimakzulkan DPR pada 18 Desember 2019. Ada dua tuduhan terhadapnya. Pertama, Trump telah melakukan penyalahgunaan kekuasaan. Ia dianggap melanggar sumpah karena memanfaatkan posisinya sebagai presiden untuk menekan Ukraina, demi kepentingan pribadinya dalam Pemilu 2020.

Tuduhan kedua yang menyebabkan Trump dimakzulkan, adalah upaya menghalangi proses investigasi DPR. Secara tertulis, ia dituduh memerintahkan Gedung Putih melakukan pembangkangan terhadap pemanggilan saksi-saksi selama penyelidikan atas tudingan yang pertama. 

Setelah berhari-hari menjalani sidang untuk menentukan aturan pemakzulan, Senat memberikan hasil akhir melalui voting yang membebaskan Trump dari seluruh tuduhan. Sebanyak 52 anggota Senat menilai, Trump tidak melakukan dua pelanggaran yang dituduhkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Desember lalu. Sedangkan, 48 lainnya menyatakan setuju memecat Trump.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rosa Folia
EditorRosa Folia
Follow Us