Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dubes Australia untuk Perempuan dan Anak Kunjungi Jakarta

Sydney Opera House di Sydney, Australia, pada 23 Juni 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Loren Elliott

Jakarta, IDN Times – Duta Besar Australia untuk Perempuan dan Anak Perempuan, Christine Clarke CSC, hari ini memulai kunjungan pertamanya ke Indonesia sejak menjabat pada Januari 2022.

Menanggapi hal tersebut, Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams, mengatakan dirinya senang menyambut kunjungan Clarke.

“Australia dan Indonesia memiliki sejarah panjang kerja sama untuk memajukan kesetaraan gender. Saya senang menyambut Dubes Clarke ke Indonesia untuk berbagi pengalaman dan gagasan untuk memajukan hak-hak perempuan dan anak perempuan di Australia, Indonesia dan global,” katanya dalam pernyataan yang diterima IDN Times, Senin (30/5/2022).

1. Prioritas memajukan kesetaraan gender

Ilustrasi Sekelompok Perempuan. (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut Williams, selama kunjungan dua harinya, Clarke akan bertemu dengan sejumlah pejabat senior pemerintah. Ia akan membahas prioritas bersama dalam memajukan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, termasuk melalui kemitraan kerja sama pembangunan Australia-Indonesia.

Program tersebut juga mencakup kunjungan ke klinik kesehatan perempuan, dan pertemuan dengan para pemimpin perempuan di bidang bisnis dan masyarakat madani.

2. Kunjungan pertama Clarke

Ilustrasi Perempuan. (IDN Times/Aditya Pratama)

Clarke dalam pernyataannya mengatakan, dirinya senang dapat mengunjungi Indonesia. Ia pun berharap dapat mempelajari berbagai hal dalam kunjungannya.

“Saya senang dapat berkunjung ke Indonesia untuk pertama kalinya. Saya harap dalam kunjungan ini saya dapat mempelajari kebijakan dan program-program yang mempromosikan kesetaraan gender di Indonesia,” ujarnya.

3. Kesetaraan gender jadi tantangan global

ilustrasi perempuan (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebagai Duta Besar Australia untuk Perempuan dan Anak Perempuan, Clarke berupaya memastikan bahwa kesetaraan gender, serta pemberdayaan perempuan dan anak perempuan, adalah fokus utama dari upaya diplomatik, pembangunan, dan keamanan regional Australia.

“Ketidaksetaraan gender adalah tantangan global. Kita harus bekerja sama untuk membantu menghilangkan hambatan yang dihadapi perempuan di mana saja,” ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rehia Sebayang
Vanny El Rahman
Rehia Sebayang
EditorRehia Sebayang
Follow Us