Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ekonomi Anjlok, Sri Lanka Berharap Dipinjami Uang oleh IMF

Logo IMF (twitter.com/Kenyan Facts)

Jakarta, IDN Times – Pemerintah Sri Lanka pada Selasa (22/2/2022) mengutarakan keinginannya untuk berdiskusi dengan International Monetary Fund (IMF). Keinginan itu muncul karena ekonomi negara tersebut sedang memburuk. Sri Lanka berharap bisa mendapatkan bantuan pendanaan IMF.

"Sri Lanka telah meminta bantuan IMF beberapa kali di masa lalu dan kami masih terbuka untuk opsi itu," kata juru bicara kabinet dan Menteri Perkebunan, Ramesh Pathirana, dikutip dari Reuters.

1. Devisa Sri Lanka menurun

Ilustrasi perdagangan lintas negara (Unsplash/Dominik Lückmann)

Cadangan devisa Sri Lanka telah anjlok menjadi 2,36 milliar dollar AS, di mana kondisi tersebut menghambat impor barang-barang penting termasuk bahan bakar. Inflasi juga semakin meningkat.

Negara kepulauan berpenduduk 22 juta orang itu juga menghadapi kewajiban pembayaran utang sekitar 4 miliar dollar AS tahun ini. Para pemimpin oposisi dan ekonom mendorong pemerintah untuk mencari bantuan dari institusi keuangan seperti IMF.

"Kami menjaga jalur komunikasi tetap terbuka dengan IMF dan pemberi pinjaman multilateral lainnya seperti Bank Pembangunan Asia," kata Pathirana kepada wartawan.

2. Mendesak pemerintah untuk mencari solusi

Harsha de Silva, tokoh anggota parlemen oposisi Sri Lanka. (twitter.com/MFA SL)

Beberapa anggota oposisi juga mendesak pemerintah untuk mengajukan rencana mencari pendanaan IMF, yang akan datang tentang situasi ekonomi dan keuangan, yang dilakukan sebagai bagian dari konsultasi Pasal IV regulernya.

"Sangat penting bahwa pemerintah mengajukan dokumen ini di hadapan parlemen dan dengan jelas menyatakan rencana mereka untuk mengatasi krisis ini secara berkelanjutan," kata anggota parlemen oposisi, Harsha de Silva.

Meski begitu, De Silva sebelumnya pesimis dengan rencana membayar utang dengan pinjaman dari IMF. Menurutnya, sudah terlambat bagi Sri Lanka untuk menerima bantuan dari IMF karena situasi utang negara kemungkinan besar telah mencapai tingkat yang tidak berkelanjutan, mengutip Daily FT.

3. Sri Lanka sedang menghadapi krisis

Ilustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Dengan stok bahan bakar yang cukup untuk persediaan beberapa hari, Pathirana mengatakan bank sentral telah diarahkan untuk mengeluarkan dana guna pengiriman bahan bakar.

Sri Lanka juga mencoba untuk mengatur pembayaran sebesar 35 juta dollar untuk pengiriman 40 ribu ton solar, yang hanya akan memenuhi permintaan selama sekitar enam hari.

Kekurangan bahan bakar juga telah memukul pasokan listrik. Akibatnya, dilakukan pemadaman listrik sebanyak lima sampai enam kali sehari. Pathirana mengatakan kenaikan harga minyak global lebih lanjut akan membuat situasi semakin sulit.

"Kami berharap dan berdoa tidak ada perang di Ukraina karena melonjaknya harga minyak akan benar-benar merugikan Sri Lanka," katanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us