Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Eks Capres AS Tandatangani Bom Israel: Habisi Mereka!

Politikus partai Republik, Nikki Haley. (twitter.com/@NikkiHaley)
Intinya sih...
  • Nikki Haley menandatangani amunisi artileri milik Israel dengan pesan "Habisi Mereka" dan "Amerika cinta Israel", mendukung operasi militer di Jalur Gaza.
  • Haley mengkritik kebijakan Presiden Joe Biden yang menahan pengiriman senjata ke Israel, menyatakan AS harus mendukung sepenuhnya apa pun yang dibutuhkan Israel.
  • Serangan militer Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 36.000 warga Palestina, pejabat AS tak mengutuk Israel meski melihat gambar-gambar mengerikan dari Rafah.

Jakarta, IDN Times - Mantan Gubernur South Carolina yang juga eks kandidat presiden Amerika Serikat (AS) Nikki Haley menuai kontroversi usai menandatangani amunisi artileri milik militer Israel. Pada kunjungannya ke perbatasan Israel-Lebanon, Senin (26/5/2024), ia menuliskan pesan "Habisi Mereka" dan "Amerika cinta Israel" di atas cangkang amunisi 155 mm itu.

Tindakan Haley yang merupakan wujud dukungan terhadap operasi militer Israel di Jalur Gaza itu langsung memicu kemarahan banyak pihak. Pasalnya, serangan tersebut telah memakan ribuan korban jiwa warga sipil Palestina, termasuk anak-anak.

"Menurut saya apa yang dituliskan Nikki Haley di cangkang artileri hari ini sangat menjijikkan," kata aktivis perdamaian Israel Alon-Lee Green seperti dilansir dari The National

1. Haley kecam AS tahan senjata untuk Israel

Dalam lawatannya, Nikki Haley tak sungkan mengkritik kebijakan pemerintahan Presiden Joe Biden yang sempat menahan pengiriman senjata ke Israel. Penundaan suplai senjata itu dilakukan untuk mencegah Israel melancarkan serangan ke Rafah, kota di Jalur Gaza selatan.

Menanggapi hal itu, Haley menegaskan AS harus mendukung sepenuhnya apa pun yang dibutuhkan Israel, bukannya mendikte bagaimana mereka harus berperang. Ia berdalih negara yang tak memasok senjata ke Israel bukanlah teman sejatinya.

"Cara pasti untuk tidak membantu Israel adalah menahan senjata," tegas Haley, dilansir dari The Guardian

Ia juga menyindir Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) dan Mahkamah Internasional (ICJ) yang disebut mengutuk Israel alih-alih mengutuk Hamas. ICC sendiri berencana menangkap PM Israel Benjamin Netanyahu atas tuduhan kejahatan perang. Sementara ICJ tengah menimbang dakwaan genosida terhadap Israel.

2. Temui penyintas serangan, Haley kunjungi pemukiman ilegal

Melansir dari The New York Post, kunjungan Haley ke Israel diorganisir anggota parlemen sayap kanan Danny Danon dari Partai Likud. Selain meninjau perbatasan Lebanon, Haley juga bertemu penyintas serangan Hamas di kota Nova, 7 Oktober lalu.

"Seperti putriku, Tali Biner adalah seorang perawat berusia 20-an yang mencintai musik dan teman-temannya. Tapi, hidupnya berubah selamanya di Festival Musik Nova, dia bersembunyi selama berjam-jam, berdoa agar tidak menjadi korban berikutnya," tulis Haley di X (Twitter). 

Menurut aktivis Green, mantan Duta Besar AS untuk PBB itu juga menyambangi permukiman Israel di Tepi Barat yang sebenarnya ilegal menurut hukum internasional.

3. Serangan Israel telah tewaskan 36 ribu warga Palestina

Sejak Oktober 2023, serangan militer Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 36 ribu warga Palestina, termasuk sekitar 15 ribu anak-anak. Akhir pekan lalu saja, bombardir Israel di kamp pengungsi Rafah merenggut sedikitnya 45 nyawa. Hal ini memicu kecaman keras sejumlah negara dan seruan untuk segera menghentikan operasi.

Pejabat AS sendiri menilai gambar-gambar yang keluar dari Rafah mengerikan dan memilukan, namun tak lantas mengutuk Israel. Pemerintahan Biden bahkan tak mampu mencegah negara itu melancarkan invasi militer, walau sebelumnya sudah diperingatkan.

Sementara itu, PM Netanyahu hanya menyebut kematian puluhan warga Palestina tersebut sebagai kesalahan tragis. Ia pun mengonfirmasi sedang menyelidiki insiden itu di tengah tingginya tekanan dunia.

Saat ini, tentara Israel masih terus bergerak maju merangsek ke pusat kekuatan Hamas di Rafah. Padahal, di kota itu berlindung lebih dari 1 juta pengungsi dari baku tembak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us