Eks Presiden Brasil Bolsonaro Dilarang Hadiri Pelantikan Donald Trump

Jakarta, IDN Times - Mahkamah Agung Brasil menolak permohonan mantan Presiden Jair Bolsonaro untuk mendapatkan kembali paspornya. Penolakan ini membatalkan rencana Bolsonaro menghadiri pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada 20 Januari 2025.
Hakim Alexandre de Moraes mengeluarkan putusan penolakan pada Kamis (16/1/2025). Paspor Bolsonaro telah disita polisi federal Brasil sejak Februari 2024. Melansir AP, Bolsonaro dikhawatirkan dapat melarikan diri di tengah berbagai penyelidikan yang dihadapinya.
Bolsonaro berencana melakukan perjalanan ke AS dari 17 hingga 22 Januari 2025. Ia juga ingin menghadiri perayaan komunitas Latin di AS.
1. Pemerintah Brasil mencegah Bolsonaro kabur dari penyelidikan
Jaksa Agung Brasil, Paulo Gonet, menilai kepentingan publik lebih penting dari kepentingan pribadi Bolsonaro. Pengadilan berkepentingan mencegah Bolsonaro kabur dari penyelidikan yang sedang berlangsung.
Saat ini, Bolsonaro hanya berstatus warga sipil sehingga hakim menilai kehadirannya tidak diperlukan. Brasil telah menunjuk Duta Besar Maria Luiza Viotti sebagai perwakilan resmi di pelantikan Trump.
Pihak Bolsonaro mengecam keputusan pengadilan Brasil.
"Trump mengundang Bolsonaro sebagai simbol hubungan yang erat antara dua demokrasi terbesar di Amerika. Keputusan melarang Bolsonaro menghadiri acara penting ini menurunkan posisi Brasil di panggung global," tutur tim Bolsonaro, dilansir Al Jazeera.
Hakim de Moraes juga mengutip pernyataan Bolsonaro dalam sebuah wawancara November 2024. Saat itu, Bolsonaro menyinggung kemungkinan kabur dan meminta suaka politik guna menghindari pertanggungjawaban pidana, dilansir Reuters.
2. Serangkaian penyelidikan terhadap Bolsonaro
Pada tahun lalu, polisi Brasil telah merilis laporan setebal 884 halaman yang menyebut Bolsonaro memimpin upaya kudeta. Laporan itu mengungkap rencana penculikan dan pembunuhan pemimpin oposisi, termasuk Luiz Inacio Lula da Silva yang mengalahkannya di pemilu 2022.
Pada November 2024, polisi federal menuduh Bolsonaro dan 36 sekutunya merencanakan penggulingan pemerintahan demokratis. Mereka diduga terlibat konspirasi besar menggagalkan pemindahan kekuasaan setelah kekalahan Bolsonaro.
Kejaksaan Brasil juga menyelidiki dugaan penggelapan dan pemalsuan status vaksinasi COVID-19. Pengadilan telah melarang Bolsonaro mencalonkan diri dalam pemilihan hingga 2030 karena menyebarkan informasi palsu tentang sistem pemilu Brasil.
Bolsonaro meninggalkan Brasil menuju Florida menjelang pelantikan Lula pada Januari 2023. Tak lama kemudian, ratusan pendukungnya menyerang gedung pemerintahan di kompleks Three Powers Plaza, Brasilia.
3. Respons kubu Bolsonaro
Tim pengacara Bolsonaro langsung mengajukan banding atas penolakan tersebut. Mereka menyatakan Bolsonaro telah mematuhi semua pembatasan yang ditetapkan Mahkamah Agung.
Eduardo Bolsonaro, putra Bolsonaro yang menjabat anggota kongres, kemungkinan akan mewakili ayahnya di pelantikan Trump. Eduardo dianggap sebagai penerus politik Bolsonaro dan berpotensi maju dalam pemilihan presiden 2026.
"Mereka menggunakan sistem peradilan sebagai senjata menghancurkan lawan politik di pengadilan karena takut menghadapi mereka dalam pemilu," kata Eduardo Bolsonaro, dilansir The Guardian.
Bolsonaro kerap membandingkan kasusnya dengan Trump yang juga menghadapi berbagai kasus hukum. Ia telah membantah semua tuduhan dan mengklaim dirinya korban persekusi politik.