Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Erdogan Tuduh AS Berperan dalam Kematian Warga Sipil Turki 

Recep Tayyip Erdogan. (Instagram.com/rterdogan)

Ankara, IDN Times – Minggu lalu, tepatnya pada hari Rabu (10/2), militer Turki melakukan operasi militer di Irak bagian utara. Operasi tersebut dilakukan dalam upaya melawan pasukan milisi Kurdi (PKK). Namun dalam operasi militer, korban berjatuhan termasuk warga sipil Turki.

Operasi militer yang dilakukan oleh Turki dijalankan dibawah sandi Claw-Eagle 2. Pasukan berusaha melawan PKK di wilayah yang bernama Gara, Irak utara. Operasi militer itu dilakukan karena PKK menculik dan menyandera warga sipil Turki. Tapi militer Turki mendapati bahwa para sandera telah tewas. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menuduh Amerika Serikat memiliki peran atas kematian warganya.

1. Sedikitnya 13 warga sipil tewas

Hulusi Akar, Menteri Pertahanan Turki. (Instagram.com/hulusi.akar)

Menteri Pertahanan Nasional Turki, Hulusi Akar, melakukan konferensi pers setelah operasi Claw-Eagle 2 di Irak utara. Dalam konferensi tersebut, Akar menyampaikan bahwa terjadi pertempuran sengit antara pasukannya dengan pasukan milisi PKK selama tiga hari. Korban berjatuhan dari kedua belah pihak, termasuk sandra warga sipil Turki.

Melansir dari laman Associated Press, Akar menjelaskan pasukan Turki melakukan penyisiran dan pencarian di gua-gua yang disinyalir tempat persembunyian milisi PKK. “13 mayat warga kami yang diculik ditemukan. Dalam pemeriksaan pertama ditemukan bahwa 12 warga kami yang tidak bersalah dan tidak bersenjata ditembak di kepala dan syahid, dan satu warga ditembak di bahu dan syahid,” jelas Akar.

Dalam operasi militer yang dijalankan, korban dari pihak PKK berjatuhan. Setidaknya ada sebanyak 48 pejuang PKK yang tewas. Di pihak Turki, mereka kehilangan tiga orang personel militernya. Tapi dalam operasi tersebut, pasukan Turki berhasil menangkap dua pejuang hidup-hidup untuk kemudian diinterogasi.

2. Erdogan tuduh AS berperan dalam kematian warganya

Erdogan tuduh AS berperan dalam kematian warga sipilnya. Ilustrasi (instagram.com/baskan.erdogan)
Erdogan tuduh AS berperan dalam kematian warga sipilnya. Ilustrasi (instagram.com/baskan.erdogan)

Pada hari Senin (15/2), Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyerang Amerika Serikat dan menuduh negara yang kini dipimpin oleh Joe Biden itu telah mendukung pasukan milisi PKK. Menurut Erdogan, meski Turki dan AS sama-sama memerangi ISIS dan PKK, tapi AS menjalin hubungan dengan Turki tidak seara tulus.

Pemerintah Amerika Serikat dituduh oleh Turki telah bersekutu dengan milisi Kurdi di Suriah yang memiliki afiliasi dengan PKK.

Melansir dari laman The Guardian, Erdogan mengatakan “Jika kita bersama-sama di NATO, dan jika kita ingin melanjutkan (aliansi) kita di NATO, Anda harus tulus terhadap kami,” ucap Presiden Turki itu.

Peryataan yang dikeluarkan oleh Erdogan adalah tanggapan dari pernyataan Dalam Negeri AS sebelumnya yang mengatakan bahwa AS ikut menyesal atas kematian para sandera.

AS juga akan mengutuk jika kematian tersebut benar-benar diakibatkan oleh PKK. Pernyataan Departemen Luar Negeri AS seperti menyangsikan bahwa kematian para warga Turki bukan karena tindakan PKK.

Kantor berita Firat yang dikutip oleh The Guardian, mendapatkan sumber dari PKK, bahwa “tawanan perang” warga Turki itu tewas karena serangan udara pasukan Turki sendiri dan bukan karena PKK.

3. Warga Turki yang jadi sandera diculik pada tahun 2015-2016

Ilustrasi korban tewas (IDN Times/ Mardya Shakti)

Turki memiliki catatan sejarah panjang peperangan dengan milisi Kurdi. Suku Kurdi yang berada di Turki bagian tenggara telah memulai pemberontakan sejak tahun 1984 lalu. Puluhan ribu orang tewas karena konflik tersebut. Turki, AS dan Uni Eropa memasukkan kelompk Kurdi PKK dalam daftar kelompok teroris.

Turki telah berjanji akan terus memerangi kelompok teroris PKK. Turki merasa punya tekad dan kemampuan untuk melakukan hal itu. Pihak PKK sendiri sering melakukan serangan dan melakukan penculikan terhadap warga Turki untuk dijadikan sandera.

Melansir dari laman Al Jazeera, para korban yang tewas dalam konflik terbaru di Irak utara tersebut diculik pada tahun 2015-2016. Namun dalam keterangan yang disampaikan oleh PKK, mereka tidak pernah menyakiti narapidana atau tawanan perang. Mereka yang ditahan itu termasuk periwira intelijen, personel militer dan warga sipil.

Tapi menurut keterangan Hulusi Akar, pejuang PKK yang berhasil ditangkap hidup-hidup mengatakan bahwa “menurut informasi awal yang diberikan oleh dua teroris yang ditangkap hidup-hidup, warga kami dibunuh pada awal perasi oleh teroris yang bertanggung jawab atas gua tersebut,” katanya menjelaskan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pri Saja
EditorPri Saja
Follow Us