Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta-fakta Militer Iran dan Israel, Siapa Lebih Unggul?

tentara Iran. (wikimedia.org/Reza Dehshiri)
Intinya sih...
  • Iran unggul dalam jumlah personel aktif, tapi Israel memiliki keunggulan pada pasukan cadangan.
  • Israel memiliki anggaran pertahanan hampir dua kali lipat dari Iran.
  • Iran terkendala dalam modernisasi kekuatan udaranya karena pesawat lama buatan Rusia sedangkan Israel mengandalkan sistem pertahanan udara berlapis.

Jakarta, IDN Times - Konfrontasi antara Iran dan Israel telah memasuki babak baru yang lebih berbahaya, beralih dari perang bayangan menjadi konflik terbuka. Eskalasi dramatis ini dipicu oleh serangan udara besar-besaran yang dilancarkan Israel terhadap berbagai situs militer dan nuklir di Iran pada Jumar (13/6/2025).

Tidak tinggal diam, Teheran merespons dengan menembakkan rentetan rudal balistik yang dilaporkan menyebabkan kerusakan di sejumlah kota besar Israel.

Sebelumnya, pertarungan Iran-Israel lebih banyak dilakukan melalui proksi dan operasi rahasia. Kini, konflik berkembang menjadi konfrontasi langsung yang mengancam stabilitas kawasan. Melihat eskalasi ini, bagaimana sebenarnya perbandingan kekuatan militer kedua negara?

1. Perbandingan peringkat, jumlah tentara, dan anggaran pertahanan

tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF). (wikimedia.org/IDF)

Di atas kertas, kekuatan militer Iran dan Israel terlihat tampak imbang. Berdasarkan data Global Firepower tahun 2025, Israel menempati peringkat ke-15, sementara Iran mengikuti tepat di belakangnya pada peringkat ke-16 dari 145 negara. Peringkat ini dihitung berdasarkan lebih dari 60 faktor, Israel dengan skor 0,2661, sementara Iran meraih 0,3048. Skor dianggap lebih baik jika mendekati nol.

Aspek sumber daya manusia menjadi keunggulan utama bagi Iran. Negara ini memiliki sekitar 610 ribu personel militer aktif, salah satu yang terbesar di kawasan. Angka tersebut jauh melampaui Israel yang memiliki sekitar 170 ribu personel aktif.

Meskipun kalah dalam jumlah tentara aktif, Israel memiliki keunggulan pada komponen pasukan cadangan. Israel dapat memobilisasi 465 ribu tentara cadangan yang terlatih baik, sementara Iran memiliki 350 ribu personel cadangan. Keunggulan jumlah total personel Iran didukung oleh populasi yang jauh lebih besar, yaitu sekitar 88,3 juta jiwa dibandingkan 9,4 juta jiwa populasi Israel.

Namun, kekuatan finansial Israel lebih unggul dalam aspek finansial. Anggaran pertahanan Israel pada 2025 mencapai 30,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp498 triliun. Angka ini hampir dua kali lipat anggaran pertahanan Iran yang berada di angka 15,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp251 triliun.

2. Teknologi jet tempur dan sistem pertahanan udara

jet F-35I milik Israel. (commons.wikimedia.org/U.S Air Force)

Melansir The New Arab, kekuatan udara menjadi arena di mana Israel memiliki keunggulan teknologi yang signifikan. Angkatan Udara Israel diperkuat oleh jet-jet tempur canggih buatan Amerika Serikat, termasuk pesawat siluman F-35 Lightning II yang mampu menembus pertahanan radar musuh. Secara total, Israel mengoperasikan 611 pesawat militer, dengan 240 di antaranya adalah jet tempur.

Di sisi lain, Iran memiliki total 551 pesawat militer, termasuk 188 jet tempur. Sebagian besar armada Iran terdiri dari pesawat model lama buatan Rusia yang perawatannya terhambat akibat sanksi Barat selama bertahun-tahun. Kendala ini membuat Iran sulit untuk melakukan modernisasi kekuatan udaranya.

Kedua negara juga berinvestasi besar pada sistem pertahanan udara. Israel mengandalkan sistem pertahanan udara berlapis yang canggih dan terintegrasi. Lapisan pertama adalah Iron Dome, yang dirancang untuk menembak jatuh roket jarak pendek hingga 70 kilometer dengan tingkat keberhasilan diklaim mencapai lebih dari 90 persen.

Israel memiliki sistem David's Sling dan Arrow untuk ancaman jarak menengah dan jauh. David’s Sling menargetkan rudal balistik dari jarak 100 hingga 200 kilometer. Sementara, sistem Arrow 3 mampu mencegat rudal balistik antarbenua pada jarak hingga 2.400 kilometer, bahkan di luar atmosfer bumi, dilansir Euronews.

Iran juga membangun sistem pertahanannya sendiri untuk melindungi wilayah udaranya. Teheran mengoperasikan berbagai sistem pertahanan, mulai dari S-300 buatan Rusia hingga sistem yang dikembangkan secara lokal seperti Bavar-373 dan Khordad-15.

3. Kekuatan di darat dan laut

kapal selam Iran. (wikimedia.org/Mehr News Agency)

Pada aspek kekuatan darat, Iran menunjukkan keunggulan dari segi kuantitas aset tempur. Negara ini dilaporkan memiliki sekitar 1.713 unit tank tempur utama, lebih banyak dari 1.300 unit yang dimiliki Israel.

Keunggulan Iran berlanjut pada kategori kendaraan lapis baja lainnya. Data menunjukkan Iran memiliki hampir 66 ribu unit kendaraan lapis baja, unggul dari Israel yang hanya memiliki sekitar 36 ribu unit. Iran juga unggul dalam jumlah artileri tarik dan sistem peluncur roket ganda.

Di domain maritim, angkatan laut Iran memiliki jumlah total kapal yang lebih banyak, yaitu 107 unit dibandingkan dengan 62 unit milik Israel. Kekuatan utama angkatan laut Iran terletak pada armada kapal selamnya yang besar.

Iran mengoperasikan 25 unit kapal selam, sementara Israel hanya memiliki lima unit. Jumlah kapal selam yang masif ini memberikan Iran kemampuan signifikan untuk operasi senyap. Sebaliknya, kekuatan angkatan laut Israel lebih menonjol pada kualitas kapal permukaannya, seperti kepemilikan tujuh korvet modern berbanding tiga milik Iran. Kedua negara tidak memiliki kapal induk dan perusak.

4. Kapabilitas nuklir dan dukungan internasional

Iron Dome milik Israel. (commons.wikimedia.org/IDF)

Kekuatan andalan Iran adalah program rudal balistiknya. Berbagai laporan intelijen menyebut Iran memiliki arsenal rudal terbesar di Timur Tengah, dengan estimasi lebih dari 3 ribu unit. Dalam konflik terbaru, Iran sangat mengandalkan rudal dan drone-nya untuk melancarkan serangan jarak jauh.

Arsenal tersebut mencakup setidaknya sembilan jenis rudal dengan jangkauan lebih dari 1.000 kilometer. Diantara rudal tersebut ada Sejil dan Kheibar, yang memungkinkan Iran menyerang target di wilayah Israel. Tidak mau kalah, Israel juga mengembangkan program misilnya sendiri yang sangat canggih, termasuk rudal balistik seri Jericho.

Elemen pembeda paling signifikan adalah kapabilitas nuklir. Israel secara luas diyakini sebagai negara pemilik senjata nuklir yang tidak mendeklarasikan diri. Tel Aviv diprediksi memiliki 80 hingga 400 hulu ledak nuklir. Israel menganut kebijakan ambiguitas yang disengaja, sehingga tidak pernah mengonfirmasi maupun menyangkal kepemilikan senjata ini.

Di sisi lain, Iran saat ini diketahui belum memiliki senjata nuklir. Namun, program nuklirnya terus berjalan dan telah berhasil melakukan pengayaan uranium hingga tingkat 60 persen. Level ini semakin dekat dengan tingkat kemurnian untuk keperluan senjata, yaitu sebesar 90 persen. Pemimpin Tertinggi Iran telah mengeluarkan fatwa yang melarang produksi bom nuklir. Namun baru-baru ini Iran mengisyaratkan kemungkinan perubahan doktrin jika eksistensi negara mereka terancam, dilansir Al Jazeera.

Faktor dukungan eksternal juga bisa memainkan peran penting. Israel adalah sekutu dekat Amerika Serikat dan menerima dukungan militer serta finansial yang besar, termasuk untuk pengembangan sistem pertahanan udaranya. Sementara itu, program rudal Iran dilaporkan mendapat bantuan dari teknologi dari Korea Utara, Rusia, dan China.

Singkatnya, Iran tampak lebih unggul dalam hal kuantitas, terutama jumlah personel militer, tank, artileri, dan kapal selam. Negara ini juga sangat mengandalkan arsenal rudal balistik dan drone yang masif. Sebaliknya, kekuatan Israel bersandar pada keunggulan kualitatif dan teknologi. Angkatan udaranya yang superior, sistem pertahanan udara yang sulit ditembus, pendanaan yang jauh lebih besar membuat Israel mampu menutup kesenjangan numeriknya. Selain itu, Israel mempunyai senjata nuklir yang walaupun belum diakui, namun mampu memberi efek gertakan terhadap Iran.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us