Filipina Pertimbangkan Usir Duta Besar China dari Negaranya

Jakarta, IDN Times - Filipina mempertimbangkan untuk mengusir Duta Besar (dubes) China, berkaitan dengan dua konfrontasi di Laut China Selatan akhir pekan lalu.
Lebih dari 100 kapal China dan kapal-kapal lain terkait Beijing, memenuhi laut lepas di sekitar Second Thomas Shoal.
Romeo Brawner Jr, panglima angkatan bersenjata Filipina, menilai bahwa itu merupakan agresi dan diperlukan diplomasi ke tingkat yang lebih tinggi untuk menyelesaikannya.
Di tempat terpisah di Scarborough Shoal yang disebut Bajo de Masinloc oleh Manila, kapal-kapal China juga terlibat insiden dengan milik Filipina.
1. Agresi kapal China ke wilayah perairan Filipina

Filipina dan China saling berebut klaim kepemilikan Second Thomas Soal. Secara hukum internasional, wilayah itu termasuk zona ekonomi eksklusif Filipina. Kapal kedua negara kerap terlibat insiden di perairan tersebut.
Di tempat itu, ada kapal perang Sierra Madre milik Filipina yang rapuh dan terdampar. Kapal itu telah menjadi pos terdepan perbatasan selama beberapa dekade.
Dilansir Associated Press, Brawner yang berkunjung bersama kapal pemasok makanan dan bahan bakar ke tempat itu, mengaku telah diserang kapal penjaga pantai China.
"Ini murni agresi. Saya menyaksikan berapa kali kapal besar penjaga pantai dan milisi China memotong jalur kami. Mereka menyemprot kami dengan meriam air, lalu menabrak kami," katanya.
2. Pertimbangan pengusiran Dubes China
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Filipina, Teresita Daza, telah mengajukan protes diplomatik atas insiden tersebut. Dubes China juga telah dipanggil.
Dilansir Al Jazeera, dia mengatakan bahwa Dubes Huang Xilian dipertimbangkan secara serius sebagai persona non grata, atau akan diusir dari negaranya.
"Agresi dan provokasi yang dilakukan oleh Penjaga Pantai China dan Milisi Maritim China terhadap kapal dan personel kami selama akhir pekan semakin memperkuat tekad kami untuk mempertahankan dan melindungi kedaulatan, hak kedaulatan, dan yurisdiksi negara kami di Laut Filipina Barat," kata Presiden Ferdinand Marcos Jr, pada Senin (11/12/2023).
3. Para Senator Filipina dukung pengusiran Dubes China

Presiden Senat Filipina, Juan Miguel Zubiri, menyebut Dubes Huang harus mengemasi tasnya dan kembali ke China. Senator JV Ejercito juga berpendapat serupa.
Dilansir ABS CBN, dia mengatakan bahwa Huang tidak membantu meredakan ketegangan yang sudah terjadi saat ini.
Senator lainnya, Nancy Binay, menyatakan kemarahan saat melihat intimidasi terbaru yang dilakukan kapal-kapal Beijing. Sedangkan, Senator Risa Hontiveros mengecam China karena telah melecehkan penangkap ikan di Laut Filipina Barat.
China, di sisi lain, nengomentari tentang insiden akhir pekan lalu. Pihaknya mengklaim telah menerapkan kontrol sesuai dengan hukum dan peraturan. Beijing juga menuduh tindakan Filipina sangat melanggar kedaulatan dan Manila bertanggung jawab penuh atas insiden tersebut.