Gawat! 110 Orang Tewas akibat Gelombang Panas di India

- Gelombang panas India telah menewaskan lebih dari 100 orang selama tiga bulan terakhir
- Jumlah kematian tertinggi dilaporkan di Uttar Pradesh, diikuti oleh negara bagian lainnya termasuk Rajasthan, Bihar dan Odisha
- Menteri Kesehatan memerintahkan pembentukan unit khusus gelombang panas di rumah sakit pemerintah untuk membantu pasien yang jatuh sakit akibat cuaca ekstrem
Jakarta, IDN Times - Gelombang panas yang mendera sebagian besar wilayah India telah menewaskan lebih dari 100 orang selama tiga bulan terakhir. Menurut data Kementerian Kesehatan, sedikitnya 110 orang di India meninggal karena menderita serangan panas pada 1 Maret-18 Juni.
Jumlah kematian tertinggi dilaporkan terjadi di negara bagian Uttar Pradesh, yaitu sebanyak 36 kasus, diikuti oleh negara bagian utara lainnya termasuk Rajasthan, Bihar dan Odisha. Sebanyak 40.272 kasus dugaan serangan panas juga dilaporkan selama periode tersebut.
1. Suhu di sekitar New Delhi mencapai 51 derajat Celsius
Gelombang panas ekstrem juga melanda ibu kota India, New Delhi. Dalam beberapa pekan terakhir, suhu di sebagian wilayah ibu kota tersebut mencapai 51 derajat Celsius, sehingga menyebabkan tingginya permintaan listrik. Di beberapa tempat di India utara, sekolah-sekolah juga ditutup akibat cuaca panas.
Pada Rabu (19/6/2024), Menteri Kesehatan JP Nadda memerintahkan pihak berwenang untuk membentuk unit khusus gelombang panas di rumah sakit pemerintah untuk membantu pasien yang jatuh sakit akibat cuaca ekstrem.
Dilansir NDTV, burung-burung juga dilaporkan berjatuhan dari langit akibat suhu udara yang tinggi.
“Selama gelombang panas yang sedang berlangsung, sebagian besar panggilan penyelamatan burung yang kami terima disebabkan oleh burung yang jatuh dari langit,” kata Kartick Satyanarayan, salah satu pendiri dan CEO organisasi nirlaba Wildlife SOS.
“Dalam dua minggu terakhir, Wildlife SOS telah menerima lebih dari 35-40 panggilan penyelamatan setiap hari, di dan sekitar Wilayah Ibu Kota Nasional Delhi. Sebagian besar panggilan tersebut mencakup permintaan penyelamatan burung," tambahnya.
2. Cuaca ekstrem dipicu oleh perubahan iklim
April, Mei dan Juni merupakan bulan-bulan utama musim panas di sebagian besar wilayah India. Namun sejak satu dekade terakhir, suhu udara semakin meningkat dan biasanya juga disertai dengan krisis air.
Studi yang dilakukan oleh World Weather Attribution, sebuah badan pemantau dampak iklim, mengungkapkan bahwa gelombang panas yang menyengat pada April setidaknya 45 kali lebih mungkin terjadi di beberapa wilayah Asia akibat perubahan iklim.
Menurut badan cuaca India, gelombang panas tahun ini, yang telah berlangsung selama lebih dari tiga pekan, kemungkinan merupakan salah satu gelombang panas terlama yang pernah dialami negara tersebut.
3. Lebih dari 150 orang tewas akibat gelombang panas di India tahun lalu
Tahun lalu, lebih dari 150 orang tewas akibat gelombang panas di India. Pemerintah memperkirakan hampir 11 ribu orang meninggal akibat gelombang panas pada abad ini, namun para ahli mengatakan bahwa angka sebenarnya jauh lebih tinggi, mengingat kurangnya sistem yang efisien untuk mendokumentasikan penyakit dan kematian terkait dengan panas.
“Kita tidak mengklasifikasikan dan mengukur kematian sebanyak yang seharusnya dan itulah salah satu alasan mengapa kematian terkait panas sulit dihitung,” kata Dileep Mavalankar, mantan kepala Institut Kesehatan Masyarakat India di Gandhinagar, dikutip Associated Press.
Menurutnya, banyak kematian terkait panas juga dihitung sebagai kematian akibat penyakit penyerta lainnya.
“Tidak hanya selama gelombang panas tetapi secara umum, kita perlu menghitung kematian dengan lebih baik. Itulah satu-satunya cara kita mengetahui seberapa parah dampak dari panas ekstrem ini,” ungkapnya.