Gaza Alami Kelaparan Massal, Anak-anak Jadi Korban

- Israel perluas invasi ke Gaza, menewaskan puluhan warga termasuk anak-anak
- Kelaparan massal dan anak-anak jadi korban, PBB nyatakan kelaparan sebagai 'bencana buatan manusia'
- Gaza sebut kelaparan sebagai rekayasa genosida, menolak skema distribusi bantuan sepihak Israel
Jakarta, IDN Times – Serangan Israel terhadap Jalur Gaza kembali menelan korban jiwa dalam jumlah besar. Sedikitnya, 63 warga Palestina dilaporkan tewas dalam 24 jam terakhir, menurut sumber medis yang dikutip Al Jazeera pada Minggu (24/8/2025). Korban sipil terus berjatuhan seiring dengan semakin intensifnya operasi darat Israel di Gaza City.
Tank-tank Israel dilaporkan sudah memasuki lingkungan Sabra, menandai meluasnya invasi ke kawasan padat penduduk. Serangan ini disebut sebagai bagian dari upaya militer Israel untuk menguasai Gaza City sekaligus memaksa sekitar satu juta warga mengungsi.
Selain serangan darat, Israel juga melancarkan bombardir artileri ke wilayah pengungsian di Khan Younis, yang menewaskan puluhan orang termasuk anak-anak. Di saat bersamaan, kelaparan memburuk dan mulai merenggut nyawa warga Gaza, sehingga memperparah penderitaan penduduk yang telah bertahan hampir dua tahun dalam kondisi perang.
1. Israel perluas invasi ke Gaza

Al Jazeera Arabic menayangkan rekaman tank Israel yang bergerak masuk ke lingkungan Sabra di Gaza City. Lokasi ini berada dekat Zeitoun, wilayah yang juga semakin sering menjadi target serangan.
Seorang sumber dari Rumah Sakit Al-Ahli mengatakan, seorang anak termasuk dalam korban terbaru pengeboman di Sabra. Di bagian selatan, artileri Israel menghantam tenda pengungsi di kawasan Asdaa, Khan Younis, yang menewaskan 16 orang, termasuk enam anak.
Tidak hanya itu, sedikitnya 22 warga Palestina tewas ketika mencoba mendapatkan bantuan kemanusiaan. Menurut laporan, seorang warga ditembak mati Israel dekat titik distribusi di Poros Morag di tenggara Khan Younis, sementara seorang lainnya ditembak di dekat Koridor Netzarim yang dikuasai Israel.
2. Kelaparan massal dan anak-anak jadi korban

Selain gempuran militer, krisis kelaparan menambah penderitaan warga Gaza. Kementerian Kesehatan Palestina mencatat bahwa dalam sehari terakhir, delapan orang meninggal akibat malnutrisi, termasuk dua anak.
Sejak perang dimulai hampir dua tahun lalu, sudah 281 warga Gaza tewas karena kelaparan, di antaranya 114 anak. Munir Al-Bursh, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, menggambarkan situasi itu sebagai tragedi yang merampas masa depan generasi muda.
"Kelaparan sedang merusak tubuh warga sipil secara diam-diam, merampas hak hidup anak-anak, dan mengubah tenda serta rumah sakit menjadi pemandangan tragedi sehari-hari," tulisnya di media sosial.
Sehari sebelumnya, PBB resmi menyatakan famine (kelaparan massal) di Gaza. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menegaskan kelaparan itu merupakan bencana buatan manusia. Menurut sistem IPC, sekitar 514 ribu orang di Gaza sudah masuk kategori kelaparan, dan jumlah ini diprediksi meningkat menjadi 641 ribu pada akhir September. Reporter Al Jazeera, Hind Khoudary, juga menekankan deklarasi PBB datang terlambat.
"Laporan PBB tentang kelaparan sangat terlambat menurut warga Palestina. Mereka sudah menyaksikan berbulan-bulan kelaparan yang terus berlanjut," jelasnya.
3. Kelaparan sebagai rekayasa genosida

Kementerian Kesehatan Gaza menyambut baik pengumuman resmi PBB soal kelaparan, namun menilai pernyataan itu sudah terlalu lama ditunda.
"Kami menekankan rekayasa kelaparan adalah salah satu bab dari genosida, yang juga mencakup penghancuran sistematis sektor kesehatan dan sektor lain, pembunuhan massal, serta kebijakan pemusnahan generasi." begitu pernyataan resmi Kementerian Kesehatan Gaza.
Sejak 27 Mei, Israel memberlakukan mekanisme distribusi bantuan sepihak bernama GHF (Global Humanitarian Framework) yang didukung Amerika Serikat. Namun, PBB dan lembaga bantuan menolak skema tersebut karena dianggap tidak independen dan tidak memenuhi prinsip kemanusiaan.
Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 2.076 warga Palestina tewas dan 15.300 lainnya terluka saat berusaha mencari bantuan sejak skema itu dijalankan. Hingga kini, total korban jiwa akibat perang Israel di Gaza sejak Oktober 2023 sudah melampaui 62.600 orang.