Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hadapi Polisi Anti-Huru-Hara, Perempuan Berhijab India Banjir Pujian

Ayesha Renna, seorang perempuan berhijab di India yang melawan polisi anti-huru-hara ketika demonstrasi menolak UU Kewarganegaraan pada 16 Desember 2019. twitter.com/BDUTT

New Delhi, IDN Times - Sekelompok perempuan berhijab di India menuai pujian di media sosial setelah video yang memperlihatkan bagaimana mereka berani menghadapi polisi anti-huru-hara viral. Dalam seminggu terakhir India diwarnai oleh sejumlah aksi unjuk rasa untuk menolak pengesahan Undang-undang Kewarganegaraan (CAB).

UU tersebut dianggap anti-Muslim karena dengan tegas mengeksklusi penganut Islam, meski jadi korban persekusi dan terpaksa menjadi imigran di India, dari kesempatan mendapatkan status kewarganegaraan dari pemerintah.

1. Mereka mendorong para polisi kembali ke jalan sambil berteriak

Dalam video itu tampak para perempuan berhijab berteriak ke arah sejumlah polisi di depan gapura suatu rumah di New Delhi. Kemudian, mereka mendorong dan memaksa mereka kembali ke jalan.

Seorang lelaki berusaha menggiring para perempuan kembali ke dalam, tetapi dia malah jadi target kekerasan. Para polisi menyeret dan memukulinya dengan tongkat. Mereka tak tinggal diam melihat kejadian itu dan mencoba melindungi si laki-laki dengan membentuk lingkaran di sekelilingnya.

Polisi tetap berusaha memukulinya, meski tak lama setelahnya menyerah karena para perempuan tersebut tetap keras kepala ingin membantu laki-laki itu. "Saya tidak apa-apa. Silakan kembali ke dalam," ucap si lelaki, seperti dilansir dari The Independent.

2. Keduanya adalah mahasiswa sebuah universitas yang ikut unjuk rasa

Seorang pria berlari melewati bus yang dibakar oleh demonstran saat memprotes uu kewarganegaraan baru, di New Delhi, India

Dari sebuah wawancara dengan reporter Barkha Dutt usai peristiwa tersebut diketahui bahwa mereka adalah mahasiwa Universitas Jamia Millia Islamia. Kampus itu menjadi salah satu lokasi bentrokan antara pelajar dengan polisi anti-huru-hara dalam beberapa hari terakhir.

Sedangkan laki-laki yang coba dilindungi adalah teman mereka. Ayesha Renna dan Ladeeda Farzana, dua perempuan yang paling terlihat menonjol dalam video, mengaku menolak untuk tunduk kepada aparat. "Mereka berkata perempuan tinggal saja di rumah dan jangan berbicara, tapi kita harus buka suara. Tak ada yang bisa mengambil suara kita," kata keduanya.

3. Pujian pun mengalir di media sosial

Pengunjuk rasa membawa poster saat protes atas RUU Perubahan Kewarganegaraan di Ahmedabad, India, pada ANTARA FOTO/REUTERS/Amit Dave

Akibat dari keberanian mereka, netizen pun memberikan pujian. "Sangat berani sekali mereka untuk bicara melawan para pemimpin agama (yang berharap mereka mendekam di rumah dan tak buka suara). Bagus!" tulis seorang netizen.

"Mereka yang mempertanyakan hijab adalah tekanan untuk perempuan dan ingin membebaskan mereka, tolong lihat betapa berani dan bebasnya para perempuan berhijab ini, berjuang untuk konstitusi India, melindungi seorang laki-laki, jika kalian punya keberanian, datang dan bela mahasiswa-mahasiwa ini," tulis yang lain.

Protes menolak UU Kewarganegaraan sendiri telah menewaskan enam orang per Minggu (15/12). Dalam UU baru itu, pemerintah bisa memberikan paspor India kepada kelompok minoritas beragama yang dianggap jadi korban persekusi di negara tetangga, kecuali Islam.

Dilansir India Today, ada tiga negara yang masuk dalam daftar yaitu Pakistan, Bangladesh, dan Afganistan. UU itu juga berbasis kepada agama yang menetapkan penganut Hindu, Buddha, Sikh, Jain, Parsi, dan Kristen, sebagai orang-orang yang memenuhi kualifikasi untuk dilindungi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us