Hamas Puji Peran Konsistensi Indonesia untuk Palestina

Jakarta, IDN Times - Kepala biro politik kelompok pejuang Hamas, Ismail Haniyeh, memuji posisi dan peran diplomatik Indonesia untuk komitmennya terhadap situasi Gaza dan Palestina.
“Terutama pemberian bantuan kemanusiaan kepada rakyat di Gaza, kontribusinya dalam merawat korban luka, gerakan kerakyatan dalam demonstrasi dan solidaritas luas rakyat Indonesia terhadap rakyat Palestina,” sebut pernyataan Hamas, Sabtu (13/7/2024).
Hal ini Haniyeh ungkapkan ketika menerima kunjungan Wakil Presiden ke 10 dan 12 RI, Jusuf Kalla (JK) di Doha, Qatar, kemarin.
1. JK sampaikan belasungkawa kepada bangsa Palestina

Dalam pertemuan, JK menyampaikan bela sungkawa kepada bangsa Palestina yang menjadi korban selama konflik, menegaskan sikap solidaritas serta dukungan bangsa Indonesia untuk kemerdekaan Palestina.
JK selanjutnya menguraikan bahwa mata dunia sekarang tertuju ke Gaza. Semuanya prihatin dengan kondisi keamanan dan semua aspek kehidupan di Gaza. Dunia tersentuh dan menyayangkan tragedi kemanusiaan tersebut.
“Betapa peliknya mendistribusikan bantuan ke Gaza akibat blokade Israel,” kata JK, yang juga Ketua Palang Merah Indonesia (PMI).
2. Minta Hamas segera rekonsiliasi dengan Fatah

Untuk menciptakan perbaikan kondisi di Palestina, JK menyarankan agar Hamas tetap harus menunjukkan persatuan dan kebersamaan dengan Fatah. Begitu pula dengan hubungan internal Hamas sendiri.
“Tanpa kesatuan dan aspirasi, hanya akan menambah pelik penyelesaian masalah Gaza,” lanjut dia.
“Kita semua harus membuat rencana kemanusiaan untuk Gaza, misalnya, menyusun program berdasarkan skala prioritas, seperti mengobati korban luka dan sakit, menyelamatkan wanita, orang tua dan anak anak sehingga tidak menambah jatuhnya korban perang,” ucap JK.
3. Kekerasan di Gaza harus dihentikan dulu

Namun, JK mengingatkan Haniyeh, semua rencana ini hanya bisa efektif jika kekerasan bisa dihentikan lebih dulu.
“Jika kekerasan dapat dihentikan, maka rekonstruksi dan rehabilitasi Gaza, secara otomatis dapat dilaksanakan. Segala ikhtiar kita semua harus diawali dalam perspektif kemanusiaan, bukan soal politik dan pandangan idrologis,” tuturnya.