Hana-Rawhiti Maipi-Clarke, Politikus Muda yang Menari Haka

Pada 14 November 2024, Selandia Baru menjadi sorotan dunia setelah anggota parlemen Māori dari Te Pāti Māori, Hana-Rāwhiti Maipi-Clarke, memimpin aksi protes di parlemen menggunakan haka. Protes ini merupakan respons atas rancangan undang-undang kontroversial yang bertujuan mengubah definisi Perjanjian Waitangi 1840—dokumen yang menjadi landasan hubungan antara suku Māori dan Kerajaan Inggris.
Aksi tersebut tidak hanya mengganggu jalannya sidang parlemen, tetapi juga memicu diskusi luas tentang hak-hak Māori, peran budaya, dan relevansi politik haka di era modern. Dukungan terhadap aksi ini juga terlihat dari ratusan warga yang bergabung dalam demonstrasi di ibu kota Wellington.
1. Siapa Hana-Rawhiti Maipi-Clarke?

Hana-Rāwhiti Maipi-Clarke adalah seorang politisi muda asal Selandia Baru yang menjadi anggota parlemen termuda dalam sejarah negara tersebut. Ia terpilih pada usia 20 tahun sebagai perwakilan untuk daerah pemilihan Hauraki-Waikato dalam pemilu 2023, menggantikan Nanaia Mahuta, politisi senior yang telah menjabat selama delapan periode. Hana adalah anggota Te Pāti Māori, sebuah partai politik yang memperjuangkan hak-hak dan budaya Māori di Selandia Baru.
2. Sepak terjang Hana dalam melestarikan budaya Maori

Selain terpilih sebagai anggota parlemen termuda di Selandia Baru, Hana-Rāwhiti Maipi-Clarke juga dikenal atas kontribusinya dalam mempromosikan dan melestarikan budaya Māori. Salah satu karyanya yang paling dikenal adalah bukunya yang berjudul Maramataka: The Māori Calendar, yang mengajak pembaca untuk lebih memahami hubungan antara alam dan waktu dalam konteks budaya Māori. Selain itu, Hana telah aktif memperjuangkan isu-isu yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat Māori, seperti keadilan sosial, pengakuan hak tanah, dan penguatan identitas budaya Māori dalam dunia politik, melansir RNZ.
3. Latar belakang pendidikan Hana

Sebelum memasuki dunia politik, Hana sudah dikenal sebagai advokat budaya Māori dan penulis buku tentang kalender tradisional Māori, maramataka.
Dalam hal pendidikan, Hana adalah seorang lulusan Universitas Auckland dan memiliki latar belakang dalam ilmu sosial, yang memperkuat posisi politiknya sebagai advokat bagi komunitas Māori. Pada tahun 2024, ia juga mendapat pengakuan sebagai salah satu One Young World Politicians of the Year, sebuah penghargaan yang diberikan kepada pemimpin muda yang berprestasi dalam politik.