DPR AS Loloskan RUU yang Buat Juneteenth Jadi Hari Libur Nasional

Akan diperingati setiap tanggal 19 Juni!

Washington, DC, IDN Times - Pada hari Rabu (16/6/2021), DPR AS meloloskan sebuah RUU yang akan menjadikan Juneteenth sebagai hari libur federal nasional pada setiap 19 Juni. Hari Juneteenth merupakan peringatan menandai berakhirnya perbudakan terhadap warga kulit hitam di AS.

Sebelumnya Senat dengan suara bulat telah menyetujui RUU itu. Dalam pemungutan suara di Gedung Capitol sebanyak 414 anggota DPR AS menyetujui RUU tersebut sementara itu 14 suara menentang RUU itu.

1. Akan secara resmi disebut sebagai Hari Kemerdekaan Juneteenth

DPR AS Loloskan RUU yang Buat Juneteenth Jadi Hari Libur NasionalGedung Capitol kantor Kongres AS. (Unsplash.com/Caleb Fisher)

Dilansir NBC News, dengan lolos dari Kongres AS, maka RUU itu bisa dibawa ke meja Presiden Joe Biden untuk ditandatangani menjadi undang-undang. Hari libur Juneteenth setelah menjadi undang-undang akan secara resmi disebut Hari Kemerdekaan Juneteenth, juga telah dikenal sebagai Hari Emansipasi dan Hari Kemerdekaan Hitam.

RUU ini disponsori oleh Sheila Jackson Lee, anggota DPR AS yang merupakan politisi Demokrat dari Texas, mengatakan itu "perjalanan panjang," tapi "kita di sini." "Juneteenth sama dengan kebebasan dan kebebasan adalah tentang Amerika!" Tulisnya di Twitter. Jackson Lee mengatakan dia dan para pemimpin Demokrat berencana untuk mengirim undang-undang ke meja Biden pada Juni ini.

Sebelum pemungutan suara, Ketua DPR, Nancy Pelosi, mengatakan itu adalah "hari bersejarah yang mengasyikkan," yang sudah terlambat.

Baca Juga: Pertemuan Biden-Putin Berlangsung Tegang, Tak Ada Makan Bareng

2. RUU ini mendapatkan momentum karena protes Black Lives Matter (BLM)

DPR AS Loloskan RUU yang Buat Juneteenth Jadi Hari Libur NasionalProtes Black Lives Matter di Washington DC, AS, pada Juni 2020. (Unsplash.com/Clay Banks)

Dilansir CNN, pada 19 Juni 1865, sebuah hari bersejarah lahir di AS, ketika Mayor Jenderal Gordon Granger mengumumkan di Galveston, Texas, berakhirnya perbudakan sesuai dengan Proklamasi Emansipasi 1863 Presiden Abraham Lincoln.

Pada tahun 1980, Juneteenth menjadi hari libur negara bagian Texas. Dalam beberapa dekade sejak itu, setiap negara bagian kecuali South Dakota telah secara resmi memperingati Juneteenth, tetapi hanya segelintir negara bagian yang merayakannya sebagai hari libur berbayar. Juneteenth telah diakui sebagai hari libur oleh 47 negara bagian dan Distrik Columbia.

RUU ini telah lama tertunda untuk menjadi hari libur nasional dan mulai mendapatkan momentumnya ketika protes Black Lives Matter (BLM), unjuk rasa besar-besaran di AS yang dipicu oleh pembunuhan polisi terhadap seorang pria berkulit hitam, George Floyd, pada tahun lalu. Selain itu juga karena pengambilalihan Gedung Putih dan Kongres oleh Partai Demokrat.

3. Penentang RUU tersebut

14 suara di DPR AS yang menentang RUU Tersebut semuanya dari partai Republik mereka adalah Thomas Massie dari Kentucky, Mo Brooks dan Mike Rogers dari Alabama, Scott DesJarlais dari Tennessee, Andy Biggs dan Paul Gosar dari Arizona, Tom Tiffany dari Wisconsin, Doug LaMalfa dan Tom McClintock dari California, Matt Rosendale dari Montana, Ronny Jackson dan Chip Roy dari Texas, Ralph Norman dari South Carolina, Andrew Clyde dari Georgia.

Dilansir CNBC, Matt Rosendale, R-adalah satu-satunya anggota Kongres yang mengeluarkan pernyataan menentang RUU tersebut sebelum pemungutan suara.

"Mari kita sebut sebagai kartu as. Ini adalah upaya kaum Kiri untuk menciptakan hari yang luar biasa untuk merayakan politik identitas sebagai bagian dari upayanya yang lebih besar untuk menjadikan Teori Ras Kritis sebagai ideologi yang berkuasa di negara kita," kata Rosendale.

Pernyataan Rosendale mendapatkan respon dari Senator Republik John Cornyn dari Texas, dia merespon melalui Twitter dengan menulis. "Aneh."

Senator Ron Johnson yang tahun lalu memblokir RUU tersebut dengan alasan itu akan memakan biaya terlalu banyak, tapi Johnson mengatakan pada hari Selasa bahwa kali ini, dia tidak akan melawan.

"Tahun lalu, sebuah undang-undang diperkenalkan untuk merayakan Juneteenth dengan menyediakan liburan berbayar tambahan untuk 2 juta pegawai federal dengan biaya 600 juta dolar AS per tahun (Rp8,6 triliun). Mereka berusaha meloloskan RUU itu tanpa proses debat atau amandemen. Meskipun saya sangat mendukung perayaan Emansipasi, saya keberatan dengan biaya dan kurangnya debat. Meskipun masih tampak aneh bahwa meminta pembayar pajak memberikan cuti berbayar kepada pegawai federal sekarang diperlukan untuk merayakan berakhirnya perbudakan, jelas bahwa tidak ada selera di Kongres untuk membahas masalah ini lebih lanjut. Oleh karena itu, saya tidak bermaksud untuk keberatan," kata Johnson dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Parlemen Hungaria Sahkan UU Larang Penyebaran Konten LGBTQ di Sekolah

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya