Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

WHO Minta AS Pertimbangkan Keputusannya Keluar dari Organisasi

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. (x.com/WHO)

Jakarta, IDN Times - Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, meminta Amerika Serikat (AS) membatalkan keputusannya menarik diri dari badan kesehatan PBB tersebut.

"Kami menyesalkan keputusan itu dan berharap AS akan mempertimbangkannya kembali. Kami akan menyambut baik dialog yang konstruktif, guna menjaga dan memperkuat hubungan bersejarah antara WHO dan AS," kata Tedros dalam rapat Dewan Eksekutif WHO pada Senin (3/2/2025), dikutip dari Anadolu Agency.

Pada hari pertama Presiden AS Donald Trump menjabat pada 20 Januari, ia menandatangani puluhan perintah eksekutif, di antaranya adalah penarikan Washington dari WHO.

Perintah tersebut menyebut empat alasan penarikan diri, yakni dugaan kegagalan WHO untuk melakukan reformasi, beban keuangan yang tidak adil pada AS, kesalahan penanganan COVID-19, dan bias politik. Keempat klaim tersebut pun ditepis oleh Dirjen WHO.

1. Berikut pembelaan WHO atas alasan keluarnya AS

Tedros mengatakan bahwa WHO telah melaksanakan transformasi terluas dalam sejarahnya, dengan 85 dari 97 reformasi yang diusulkan telah selesai.

"Bagi kami, perubahan adalah sesuatu yang konstan. Kami percaya pada perbaikan berkelanjutan, serta kami akan menyambut saran dari AS dan semua negara anggota tentang bagaimana kami dapat melayani anda dan masyarakat dunia dengan lebih baik," ujarnya.

Terkait kontribusi keuangan, Tedros mengklarifikasi bahwa hal itu dinilai mengikuti formula yang terstruktur, dan WHO berupaya memperluas basis donornya.

Tedros menuturkan, pekan lalu Komite Program, Anggaran, dan Administrasi Dewan Eksekutif/PBAC merekomendasikan kenaikan 20 persen untuk kontribusi yang dinilai, dan pihaknya meminta Dewan tersebut untuk menyetujui rekomendasi itu.

Di sisi lain, Tedros juga membela tanggapan WHO terhadap COVID-19, dengan mengutip peringatan dan tindakan dini. Ia mengungkapkan bahwa sejak WHO mendeteksi tanda-tanda pertama pneumonia virus di Wuhan, organisasi tersebut telah meminta informasi lebih lanjut, mengaktifkan sistem manajemen insiden darurat, memperingatkan dunia, mengumpulkan para ahli global, dan menerbitkan panduan komprehensif untuk negara-negara tentang cara melindungi masyarakat dan sistem kesehatan mereka. 

"Semua itu dilakukan sebelum kematian pertama akibat penyakit baru ini dilaporkan di China pada 11 Januari 2020," sambungnya.

2. Ini dampak penarikan diri AS dari WHO

Ilustrasi bendera Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). (dok. laman resmi WHO/www.un.org)

Terkait independensi dari pengaruh politik, Tedros menolak klaim bahwa WHO tidak memiliki independensi, dan menekankan ketidakberpihakan badan tersebut.

Tedros mengatakan negara-negara anggota WHO meminta banyak hal, dan pihaknya selalu berusaha membantu semampunya. Namun, jika permintaan mereka tidak didukung oleh bukti ilmiah atau bertentangan dengan misi WHO untuk mendukung kesehatan global, pihaknya akan menolaknya dengan sopan.

Bagi WHO, pengumuman AS telah memperburuk situasi. Badan tersebut telah mengumumkan serangkaian tindakan yang akan segera diberlakukan untuk melindungi pekerjaan WHO terhadap tenaga kerja semaksimal mungkin. Langkah-langkah itu termasuk membekukan perekrutan, mengurangi pengeluaran perjalanan, dan berupaya merundingkan kembali kontrak-kontrak pengadaan besar, serta mengurangi investasi modal.

3. Jepang mencermati penarikan diri AS dari WHO

Bendera Jepang. (Unsplash.com/ Roméo A.)

Menanggapi tindakan AS, Jepang baru-baru ini mengatakan bahwa negaranya akan mencermati dampak penarikan diri Washington dari WHO. Juru bicara pemerintah Jepang, Yoshimasa Hayashi, menyebut AS sebagai kontributor penting bagi kesehatan internasional.

Menurut angka terbaru WHO, Washington adalah penyumbang terbesar sejauh ini bagi badan tersebut, sekitar 14 persen dari anggarannya sebesar 6,9 miliar dolar AS (sekitar Rp112,5 triliun).

"Posisi Jepang terhadap WHO tetap tidak berubah meskipun ada tindakan AS," kata Hayashi.

Hayashi menambahkan bahwa Tokyo mengharapkan badan tersebut untuk terus memainkan perannya dalam mengatasi berbagai masalah berdasarkan pengetahuan dan temuan ilmiah, dilansir NHK News.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us