Ilmuwan Kanada Mengaku Dilarang Selidiki Penyakit Otak Misterius

- Lebih dari 200 orang di New Brunswick, Kanada alami penyakit otak misterius.
- Komite pengawas menyimpulkan pasien salah diagnosis, bertentangan dengan hasil penelitian lain.
- Penyelidikan terhambat oleh larangan ilmuwan dan dugaan politis, pemicu penyakit belum jelas.
Jakarta, IDN Times - Seorang ilmuwan terkemuka Kanada mengaku dirinya dilarang menyelidiki penyakit otak misterius. Penyakit ini tercatat telah menjangkiti lebih dari 200 orang di provinsi New Brunswick, Kanada.
Kecurigaan adanya larangan ini terungkap dari email yang bocor ke media. Sebelumnya, pada 2021, pejabat kesehatan New Brunswick telah memperingatkan bahwa lebih dari 40 warga menderita suatu sindrom neurologis misterius. Menurut para ahli, gejala-gejala tersebut mirip dengan penyakit otak degeneratif yang disebut Creutzfeldt-Jakob.
1. Otoritas setempat simpulkan tidak ada penyakit otak misterius
Upaya penyelidikan penyakit misterius ini menuai kontroversi. Pada 2022, komite pengawas independen setempat menyimpulkan bahwa sekelompok pasien tersebut mengalami salah diagnosis.
Menurut komite, para pasien itu sebetulnya menderita penyakit-penyakit yang sudah umum dikenal, seperti kanker dan demensia. Bukan suatu penyakit baru yang misterius. Klaim ini bertentangan dengan hasil penyelidikan dari beberapa peneliti yang mendalami kasus ini.
Pemerintah New Brunswick dan komite tersebut malah meragukan hasil kerja neurolog Dr. Alier Marrero yang menduga penyakit tersebut tidak biasa. Padahal, Dr. Marrero adalah orang yang awalnya menerima rujukan puluhan kasus pasien dari dokter-dokter setempat yang bingung dengan gejala-gejala aneh tersebut. Dr. Marrero kemudian mengidentifikasi lebih banyak kasus serupa.
"Semua yang bisa saya katakan adalah pendapat ilmiah saya, yaitu ada sesuatu yang nyata terjadi di New Brunswick yang sama sekali tidak bisa dijelaskan oleh bias atau agenda pribadi seorang neurolog individu," ujar Dr. Marrero dilansir dari The Guardian.
Di sisi lain, Dr. Michael Coulthart, seorang mikrobiolog terkemuka Kanada yang memimpin penyelidikan federal terhadap kasus ini pada 2021, mengaku telah dihentikan dari penyelidikan ini. Dalam email yang bocor, ia menduga ada alasan politis di balik pembatasan tersebut.
2. Gejala penyakit muncul sejak 2015
Kasus-kasus penyakit otak misterius ini pertama kali dilaporkan muncul pada 2015. Penyakit ini menyerang orang-orang berusia 18 hingga 84 tahun. Anehnya, puluhan di antara pasien sebelumnya sehat dan tidak punya riwayat penyakit serius, sampai tiba-tiba dilanda gejala-gejala aneh.
"Pemerintah tidak ingin mengakui ada sesuatu yang serius terjadi, karena jika iya, mereka harus mengatasinya," ujar seorang pasien wanita muda yang tak ingin disebutkan namanya kepada The Guardian.
Pasien wanita itu mengeluhkan gejala tremor otot dan koordinasi tubuh yang kian memburuk. Dokter yang memeriksanya menyebut, tingkat penurunan daya ingat yang dialaminya seperti orang yang puluhan tahun lebih tua.
Nasib serupa diderita Gabrielle Cormier, 24 tahun. Ia mengalami gejala-gejala kehilangan ingatan, gangguan penglihatan, dan tidak mampu berdiri lama. Akibatnya, ia kini harus berjalan pakai tongkat atau kursi roda.
Para penderita merasa, setelah kasus mereka dilaporkan ke pejabat kesehatan, mereka diabaikan begitu saja oleh pemerintah di berbagai tingkat. Mereka dibiarkan berjuang melawan penyakit tanpa penelitian atau bantuan berarti.
3. Peneliti Kanada desak penyelidikan lebih lanjut

Dr. Michael Coulthart menduga bahwa paparan terhadap sesuatu dari lingkungan bisa jadi pemicu penyakit ini. Menurut teorinya, ada kemungkinan beberapa orang punya kerentanan genetik terhadap penyakit otak tertentu.
Dalam penyelidikan awal, Dr. Coulthart dan tim juga tidak mengesampingkan kemungkinan keterlibatan neurotoksin BMAA sebagai pemicu. BMAA adalah racun saraf yang dihasilkan alga biru-hijau.
Melansir dari Daily Mail, pada Maret 2023, Dr. Alier Marrero juga telah mendesak pemerintah Kanada untuk segera melakukan pengujian lingkungan di New Brunswick. Ia punya dugaan kuat hasil uji nanti akan menunjukkan peran herbisida glifosat dalam memicu penyakit misterius ini. Pasalnya, glifosat secara rutin digunakan perusahaan kehutanan di wilayah tersebut untuk membatasi pertumbuhan tanaman.
Kekhawatiran terhadap misteri penyakit ini rupanya juga dirasakan oleh para peneliti senior di Badan Kesehatan Masyarakat Kanada (PHAC). Dari email yang bocor, terungkap mereka semakin cemas akan penyebab dan gejala-gejala aneh dari penyakit yang sampai kini belum dapat dijelaskan. Kecemasan makin bertambah karena kasus-kasus penyakit misterius ini lebih banyak menyerang orang-orang berusia muda.