Pembunuh Berantai Kanada Tewas setelah Diserang di Penjara

- Robert Pickton, pembunuh berantai Kanada, meninggal di penjara di usia 71 tahun.
- Dihukum atas pembunuhan tingkat dua terhadap enam wanita, diduga telah membunuh lebih banyak dan korban sebagian besar dari masyarakat adat.
- Pickton dikenal memberi makan sisa-sisa tubuh korban ke babi-babi di peternakannya, hanya dinyatakan bersalah atas pembunuhan enam orang.
Jakarta, IDN Times - Robert Pickton, seorang pembunuh berantai yang terkenal di Kanada, meninggal dunia di usia 71 tahun pada Jumat (31/5/2024). Pickton tewas 12 hari setelah ia diserang oleh narapidana lain di Lembaga Pemasyarakatan Port-Cartier di provinsi Quebec, tempat ia menjalani hukuman seumur hidup.
Pada 2007, Pickton dihukum atas pembunuhan tingkat dua terhadap enam orang wanita. Meski demikian, ia sebenarnya diduga telah membunuh jauh lebih banyak. Dalam sebuah kesempatan, Pickton bahkan pernah membual kepada seorang polisi yang menyamar bahwa ia telah membunuh 49 wanita.
Para korban Pickton sebagian besar adalah wanita dari Downtown Eastside Vancouver, sebuah kawasan yang dikenal dengan tingkat kemiskinan, penggunaan narkoba, dan prostitusi yang tinggi. Banyak dari korbannya adalah wanita dari kelompok masyarakat adat.
1. Kematian Pickton dan reaksi keluarga korban
Melansir dari The Guardian, Layanan Pemasyarakatan Kanada melaporkan bahwa Pickton meninggal di rumah sakit setelah mengalami penyerangan pada 19 Mei. Penyerang Pickton, seorang pria berusia 51 tahun, telah ditahan oleh polisi Quebec.
Kematian Pickton menuai reaksi beragam dari keluarga korban. Cynthia Cardinal, adik dari Georgina Papin yang menjadi salah satu korban terbukti Pickton mengaku lega dan bahagia atas kabar tersebut.
"Saya seperti, wow, akhirnya. Sekarang saya benar-benar bisa melanjutkan hidup dan sembuh serta bisa meninggalkan semua ini di masa lalu", ujar Cardinal, dilansir dari CP24.
Sementara itu, beberapa keluarga masih memiliki pertanyaan yang belum terjawab. Kematian Pickton dinilai menutup kemungkinan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut terkait kasus pembunuhan berantai yang dilakukannya.
"Kami sadar bahwa kasus narapidana ini telah berdampak luar biasa pada masyarakat di British Columbia dan seluruh negeri, termasuk pada masyarakat adat, para korban, dan keluarga mereka. Pikiran kami tertuju pada mereka," ujar perwakilan Layanan Pemasyarakatan Kanada dalam sebuah pernyataan.
Mereka juga menyatakan sedang menyelidiki serangan terhadap Pickton.
2. Korban dan modus operandi Pickton
Dalam persidangan, terungkap bahwa Pickton mencekik korban-korbannya dan memberi makan sisa-sisa tubuh mereka ke babi-babi di peternakannya. Otoritas kesehatan bahkan sempat mengeluarkan peringatan ke tetangga yang mungkin membeli daging babi dari peternakan Pickton. Mereka khawatir daging tersebut terkontaminasi sisa-sisa tubuh manusia.
Pickton, yang dikenal dengan julukan "Willie", memilih korban dari masyarakat yang terpinggirkan, terutama wanita pekerja seks dan pengguna narkoba di Downtown Eastside Vancouver. Banyak korbannya berasal dari komunitas masyarakat adat.
Sisa-sisa tubuh atau DNA dari 33 wanita ditemukan di perkebunan babi milik Pickton. Namun, ia hanya dinyatakan bersalah atas pembunuhan terhadap enam orang, yaitu Sereena Abotsway, Mona Wilson, Andrea Joesbury, Brenda Ann Wolfe, Georgina Papin, dan Marnie Frey.
3. Kritik terhadap penyelidikan dan hukuman Pickton
Kepolisian Vancouver mendapat banyak kritik karena dianggap tidak serius menangani kasus hilangnya para korban. Pickton sendiri baru ditangkap pada tahun 2002. Saat itu, petugas kepolisian secara tidak sengaja menemukan sisa-sisa tubuh manusia dan barang-barang milik korban hilang saat menggeledah perkebunannya untuk mencari senjata ilegal.
Penyelidikan terhadap properti Pickton kemudian berlangsung selama bertahun-tahun. Kegagalan investigasi ini berujung pada pemberian kompensasi sebesar Rp812 juta pada 2014 untuk anak-anak korban yang menuntut pemerintah.
Dalam putusannya pada Desember 2007, Hakim Mahkamah Agung British Columbia, James Williams menyatakan kasus Pickton adalah kasus langka. Oleh karena itu Pickton dilarang mendapat pembebasan bersyarat hingga 25 tahun.
Namun pada Februari lalu, Pickton mendapatkan hak untuk mengajukan pembebasan bersyarat harian. Hal ini memicu kemarahan dari advokat, politisi, dan keluarga korban yang menilai Pickton seharusnya tidak pernah dibebaskan. Polemik ini kini terhenti dengan kematian Pickton di penjara.