India Berjibaku dengan Kualitas Udara yang Semakin Memburuk

Jakarta, IDN Times - Polusi menyelimuti langit-langit di New Delhi, India, dan terancam menjadi tidak terkendali. Banyak orang mengeluhkan sakit akibat kualitas udara yang buruk.
Selama beberapa hari terakhir, Indeks Kualitas Udara (AQI) Delhi secara konsisten melampaui angka 450. Ini berarti 10 kali di ambang batas keselamatan global. Menurut spesialis paru-paru, menghirup udara di angka tersebut sama halnya dengan merokok 25-30 batang sehari, dilansir BBC pada Selasa (7/11/2023).
Ini adalah hari kelima berturut-turut udara buruk terjadi di wilayah itu. Pihak berwenang sedang berjuang untuk mengendalikan tingkat polusi udara yang parah. Krisis kesehatan tahunan dan kronis ini kerap kali terjadi setiap tahunnya, dan mengganggu kehidupan lebih dari 20 juta populasi di Delhi.
1. Menyerukan penggunaan masker hingga mengurangi aktivitas di luar ruangan
Pihak berwenang juga telah mengerahkan alat penyiram air dan sejata anti-asap, guna mengendalikan kabut asap.
Denda sebesar 20 ribu rupee (sekitar Rp3,7 juta) juga diterapkan bagi pengemudi yang kedapatan menggunakan mobil berbahan bakar bensin dan solar, bus, dan truk yang menimbulkan kabut asap.
Dokter juga telah menyarankan warga untuk menggunakan masker dan sebisa mungkin menghindari aktivitas di luar ruangan karena kabut asap dapat memicu infeksi saluran pernapasan, flu, dan serangan asma. Media lokal melaporkan, permintaan alat pembersih udara meningkat dalam seminggu terakhir.
2. Pembakaran tunggul di ladang menyumbang seperempat polusi udara di New Delhi

Kualitas udara di New Delhi memburuk ketika para petani membakar sisa-sisa tanaman di ladang pada awal musim tanam gandum, yang bertepatan dengan suhu dingin yang memerangkap asap berbahaya. Serta, ketika orang-orang yang bersuka ria menyalakan kembang api dalam jumlah besar untuk merayakan Diwali, NHK News melaporkan.
Menurut Indian Institute of Tropical Meteorology di Pune, asap dari pembakaran tunggul menyumbang 25 persen polusi di New Delhi. Hal ini menjadikan Delhi berada di puncak daftar kota-kota di India dengan kualitas udara buruk hampir setiap tahunnya.
Krisis polusi udara yang parah berdampak pada setiap penduduk kota, namun jutaan orang yang bekerja atau beraktivitas di luar ruangan bahkan lebih rentan
3. Dampak dari polusi udara di New Delhi
Menteri Lingkungan Hidup Delhi, Gopal Rai, menyerukan semua sekolah tetap tutup hingga Jumat, dengan kelas offline hanya untuk siswa sekolah menengah atas. Ini bukan pertama kalinya polusi udara mengganggu pembelajaran di kota itu, sebab kerap terjadi di setiap musim dingin selama 4-5 lima tahun terakhir, dikutip dari AP News.
"Faktanya, jumlah hari libur sekolah karena polusi udara semakin meningkat. Sekarang, kelas-kelas terganggu setidaknya selama 5-6 hari berturut-turut," kata Shariq Ahmad, kepala sekolah negeri di Kalkaji, Delhi selatan.
Para orang tua dan ahli kahwatir dengan dampak dari jeda belajar dan rutinitas sehari-hari yang mendadak terhadap anak-anak, terutama saat jadwal kembali normal usai pandemik COVID-19.
Deepa, yang bekerja sebagai asisten rumah tangga, mengatakan bahwa model pembelajaran online tidak berhasil untuk putra-putranya, karena kesulitan memahami pelajaran tanpa bantuan guru.
"Saya khawatir hal ini akan mempengaruhi kinerja mereka dalam ujian bulan depan," ungkapnya, seraya menambahkan bahwa dia lebih suka jika anak-anaknya memakai masker dan pergi ke sekolah.
Sementara itu, pihak berwenang juga mencoba mengurangi emisi dengan sistem lalu lintas ganjil genap, menangguhkan pekerjaan konstruksi dan pembongkaran. Polusi juga mengancam terganggunya Cricket World Cup yang sedang berlangsung, yang diselenggarakan oleh India.