India dan Pakistan Dituduh Intervensi Pemilu Kanada

Jakarta, IDN Times - Badan Intelijen Kanada (CSIS), mengungkapkan adanya upaya campur tangan dari pemerintah India dan Pakistan dalam pemilihan umum Kanada 2019 dan 2021. Menurut laporan yang dirilis pada Kamis (4/4/2024) malam, kedua negara tersebut menargetkan populasi diaspora yang besar di Kanada untuk memengaruhi hasil pemilu demi kepentingan mereka.
Tindakan intervensi yang dilakukan meliputi dukungan keuangan ilegal kepada kandidat pro-India dan upaya memengaruhi politik secara diam-diam oleh pejabat Pakistan. Laporan ini menjadi sorotan di tengah penyelidikan publik yang sedang berlangsung terkait campur tangan asing dalam pemilu Kanada, yang sebelumnya berfokus pada dugaan intervensi China.
1. India dituding lakukan intervensi dalam pemilu Kanada 2021
Dalam laporan yang dirilis CSIS, India dituding melakukan campur tangan dalam pemilihan umum federal Kanada tahun 2021. Menurut CSIS, India memiliki niat untuk melakukan intervensi dan kemungkinan terlibat dalam aktivitas rahasia selama pemilu berlangsung.
Tindakan yang dilakukan India, seperti dilansir CBC News, termasuk menggunakan agen proksi pemerintah untuk memberikan dukungan keuangan ilegal kepada kandidat yang pro terhadap India. CSIS juga menyebutkan bahwa India secara spesifik menargetkan distrik pemilihan di mana terdapat pemilih keturunan India-Kanada yang bersimpati terhadap Pakistan atau mendukung gerakan separatis Khalistan, sebuah gerakan yang menuntut kemerdekaan bagi wilayah Punjab di India.
2. Pakistan coba pengaruhi politik Kanada secara diam-diam pada 2019

Sementara itu, CSIS juga mengungkapkan bahwa pada tahun 2019, pejabat pemerintah Pakistan yang berada di Kanada berupaya memengaruhi politik federal Kanada secara diam-diam. Tujuan dari tindakan tersebut adalah untuk memajukan kepentingan pemerintah Pakistan di Kanada.
Meski demikian, CSIS menyebut campur tangan Pakistan bersifat terbatas. Sebagai respons, pemerintah Kanada mengambil langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi potensi intervensi dari pemerintah Pakistan. Langkah tersebut termasuk pemantauan situasi secara ketat, yang dianggap berhasil menekan risiko campur tangan.
"Pemantauan yang dilakukan terbukti ampuh dalam meminimalisir ancaman intervensi," jelas CSIS.
3. Laporan muncul di tengah penyelidikan dugaan intervensi China

Temuan dari CSIS tentang campur tangan India dan Pakistan dalam pemilu Kanada muncul di tengah penyelidikan publik yang sedang berlangsung terkait dugaan intervensi asing, khususnya oleh China.
Mantan pemimpin Partai Konservatif, Erin O'Toole, menyatakan dirinya yakin partainya kehilangan hingga sembilan kursi akibat kampanye misinformasi asing yang dipelopori China. O'Toole sendiri mengundurkan diri sebagai pemimpin partai setelah gagal meningkatkan perolehan suara dalam pemilu.
Awalnya, Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau menunjuk David Johnston sebagai pelapor khusus untuk menyelidiki masalah ini, namun Johnston kemudian mengundurkan diri karena suasana politik yang dinilai sangat partisan.
Pada September lalu, pemerintah federal akhirnya menunjuk Marie-Josée Hogue, seorang hakim pengadilan banding Quebec, untuk memimpin penyelidikan publik terkait campur tangan asing yang dilakukan oleh China, Rusia, dan aktor-aktor lainnya dalam pemilu Kanada.